Generasi Muda Dalam Cengkeraman Liberalisme
Ilustrasi |
Oleh : Triana Nur Fausi
Hari ini kemajuan teknologi tidak bisa dibendung, bahkan sebagian besar remaja Indonesia memiliki smartphone. Selain itu remaja di negeri ini sudah tidak asing dengan aplikasi-aplikasi media sosial di Internet mulai Facebook, Twitter, Instagram, Tik tok dll. Sayangnya pesatnya teknologi ini digunakan remaja untuk berselancar di dunia maya tanpa batas, mulai membina pertemanan, upload video, berkirim video, atau menyebarkan berbagai gambar. Tidak sedikit beredar video atau gambar yang tidak pantas. Bahkan ada yang sampai hamil diluar nikah gara-gara pergaulan yang berawal dari perkenalan di sosmed. Tidak jarang ditemui juga grup-grup LGBT yang dibentuk dari sosial media. Para remaja pun bebas menulis komentar di status sosial media mereka, tidak jatang ditemui komentar-komentar yang itu memuja kebebasan.
Inilah potret buram kondisi remaja saat ini yang mengalami penurunan kualitas mental akibat liberalisme. Liberalisme adalah sebuah paham yang memuja kebebasan, baik itu kebebasan berbicara/berpendapat, kebebasan berperilaku, kebebasan memiliki dan kebebasan beragama. Apa yang terjadi pada generasi saat ini tidak lepas dari kebebasan berbicara sehingga mereka dengan mudah berkomentar di sosial media tanpa rasa malu. Kebebasan berperilaku juga merasuki pada generasi milenial sehingga mereka dengan bangga membuat video-video yang dirasa unik bagi remaja. Tidak bisa dipungkiri kecanggihan teknologi saat ini telah merambah masuk ke setiap generasi. Baik generasi anak-anak, para remaja dan orang tua tidak bisa dipisahkan dari dunia digital. Hanya saja kecanggihan teknologi ini tidak di imbangi oleh sesuatu yang positif bagi para penggunanya. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini ibarat pisau yang bisa memiliki 2 fungsi, di satu sisi mampu memberikan hal yang positif bagi penggunanya namun di sisi lain bisa merusak mereka.
Adapun jika kita mau mencermati lebih dalam terkait hal ini, sebenarnya generadi muda hari ini yang disebut generasi muda adalah korban dari buruknya sistem sekuler di negeri ini yang menjauhkan agama dari kehidupan, sistem ini juga tidak mampu mencetak generasi yang berkualitas. Munculnya generasi alay akibat sistem sekuler dan masuknya paham liberalisme telah menjadikan generasi kita rusak. Sudah seharusnya kita peduli dengan kondisi remaja saat ini karena masa depan negeri ini ada di pundak mereka.
Islam sesungguhnya telah memberikan solusi untuk mencetak generasi yang berkualitas. Islam bukan sekedar agama ritual yang mengatur ibadah saja, namun Islam sejatinya adalah sebuah ideologi yang memberikan solusi dengan seperangkat aturannya. Generasi yang berkualitas dalam Islam adalah generasi yang mempunyai keimanan yang kokoh dan dari keimanan tersebut mendorong para generasi untuk mengkaji tentang suatu ilmu pengetahuan dan mengembangkannya menjadi teknologi yang bisa bermanfaat bagi umat. Untuk mencetak generasi yang berkualitas, sistem Islam menjadikan pola pikir (aqliyah) dan pola sikap (nafsiah) setiap warganya, baik itu generasi muda ataupun yang tua sejalan dengan Islam. Para generasi muslim pun dibina agar bisa mengarungi kehidupan dengan aqidah Islam, sehingga ketika menemui ujian kehidupan maka mereka menyelesaikannya dengan Islam. Islam juga memberikan aturan-aturan yang jelas terhadap pergaulan laki-laki dan perempuan, seperti larangan khalwat (berdua-duaan dengan lawan jenis), larangan ikhtilat (campur baur dengan lawan jenis), wajibnya menundukkan pandangan, wajibnya muslimah yang telah baligh untuk menutup aurat, larangan untuk mendekati zina, serta aturan-aturan lain terkait pergaulan. Hal ini semua dilakukan agar terlahir para generasi yang berkualitas.
Sejarah telah mencatat bahwa sistem Islam telah terbukti unggul dalam mencetak generasi yang berkualitas. Sisten Islam telah terbukti melahirkan sosok ilmuwan dan pahlawan muslim yang cerdas secara aqliyah dan terpuji nafsiahnya Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Muhammad Al- Fatih yang merupakan pahlawan muslim yang hafal Al-Quran dan mampu menaklukkan konstantinopel di usia 21 tahun
2. Imam As-Syafi'i ulama fikih yang hafal al quran dan ribuan hadits serta terkenal sebagai ulama yang sangat berhati-hati dalam bertindak
3. Ibnu Sina seorang ilmuwan muslim yang ahli dalam bidang kedokteran dan juga hafal Al-Quran
Sesungguhnya kualitas sebuah generasi sangat ditentukan oleh sistem yang diterapkan sebuah negara. Jika menginginkan generasi negeri ini menjadi generasi yang berkualitas, maka caranya adalah mengganti sistem sekuler kapitalis di negeri ini menjadi sistem Islam. Islam adalah sistem yang berasal dari Allah Swt maka tidak ada sistem apapun yang bisa menandingi kemuliaan Islam. Sudah saatnya kita bahu membahu memperjuangkan Islam sebagai sistem di negeri ini. []
Posting Komentar untuk "Generasi Muda Dalam Cengkeraman Liberalisme"