Momentum Hijriyah Jangan Sekedar Meriah

 




Oleh : Neni Nurlaelasari

Menyambut tahun baru hijriah, kaum muslim di mana pun berada bersuka cita dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan. Seperti mengadakan lomba azan, membaca Alquran, hafalan, dan lainnya. Tak hanya lomba, namun acara istighosah bersama di mesjid-mesjid, tausiyah hingga makan bersama sebagai rasa syukur atas nikmat yang diberikan. Tua, muda hingga anak-anak tampak meriah menyambut tahun baru hijriah.

Namun di balik meriahnya menyambut tahun baru hijriah, sudahkah kita mengetahui sejarah penetapan tahun baru Islam ini? Tahukah alasan dibalik hijrahnya Rasulullah ke Madinah? Sudahkah meneladani jejak Rasulullah setelah periode hijrah ke Madinah?

Dibalik Hijrahnya Rasulullah

Nabi Muhammad adalah manusia yang memiliki akhlak paling mulia. Kaum kafir Quraisy pun menyukai akhlaknya. Namun ketika Nabi Muhammad diangkat menjadi Nabi dan Rasul, dan mempunyai tugas menyampaikan risalah Islam, kaum Quraisy pun mulai mencela, membenci dan memusuhinya.

Kaum Quraisy memusuhi bukan karena sekedar sesembahan mereka. namun karena menyadari yang dibawa Rasulullah akan mengakhiri pengaruh dan kekuasaan mereka atas kaum yang lemah. Kaum kafir Quraisy menggunakan berbagai cara agar Rasulullah menghentikan dakwahnya. Hingga ketika mereka lelah menghadapi Rasulullah, mereka pun bernegosiasi. Mereka menawarkan harta, tahta, wanita, hingga tawaran untuk menyembah berhala selama satu tahun, lalu bergantian menyembah Allah selama satu tahun. Namun semua usaha kaum Quraisy menemui kegagalan.

Disisi lain Rasulullah pun tidak tinggal diam dan hanya berharap luluhnya hati kaum Quraisy. Namun Rasulullah bergerak bersama para sahabat dan kaum muslim, mencari nusroh (perlindungan) kepada pemimpin kabilah-kabilah di jazirah Arab untuk memeluk Islam dan menerapkan seluruh syariat Islam. Hingga akhirnya pemimpin suku Aus dan Khajraj di Yastrib (Madinah) mau menerima Islam, mau menyerahkan kekuasaan mereka tanpa syarat apapun kepada Rasulullah untuk menerapkan seluruh syariat Islam. Dan peristiwa inilah yang menjadi pertimbangan para sahabat dalam menetapkan awal tahun baru hijriah yaitu peristiwa hijrah Rasulullah dari Mekkah ke Madinah.

Meneladani Rasulullah Pada Periode Madinah

Setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, Rasulullah langsung memimpin kaum muslim untuk menerapkan seluruh syariat Islam. Penerapan hukum Islam yang berkaitan dengan kehidupan umum berlaku tak hanya untuk kaum muslim. Namun juga Yahudi, Nasrani, Majusi, dan penyembah berhala tanpa mengatur urusan ibadah mereka. Semua sama di mata hukum, tanpa memandang apapun. Fatimah anak Rasulullah sendiri pun akan di hukum jika melakukan pelanggaran terhadap hukum Islam. Hingga Rasulullah pun bersabda "andaikan Fatimah binti Muhammad mencuri, maka Rasulullah akan memotong tangannya".

Tidak hanya keadilan yang tercipta di Madinah. Namun kesejahteraan pun di wujudkan. Islam mengatur agar harta beredar tidak hanya pada segelintir orang. Dengan menyuburkan sedekah, pembagian ghonimah, zakat, pengelolaan lahan kosong dan lainnya agar kesejahteraan merata dan bisa dirasakan seluruh rakyat. Selain itu sumber daya alam di kelola oleh negara untuk kepentingan rakyatnya. Tidak diperbolehkan harta kepemilikan umum dikuasai oleh perorangan maupun kelompok.

Lalu bagaimanakah keadaan kaum muslim saat ini? Sungguh sangat jauh berbeda dengan yang dicontohkan Rasulullah. Dimana kehidupan kaum muslim terasa berat. Ketimpangan sosial, rusaknya generasi, ketidakadilan, sumber daya alam yang dikuasai swasta maupun asing dan segudang problematika terjadi di tengah umat Islam. Itu karena sempurnanya aturan Islam tidak diterapkan. Sehingga kemeriahan tahun baru Hijriyah seperti bayangan semu yang meriah di rupa tetapi hampa dirasa. Sementara itu Allah memerintahkan kepada kaum muslim untuk menerapkan syariat Islam secara menyeluruh, tidak hanya sebagian. Seperti dalam firman Allah :

"Wahai orang-orang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu" (Q.S. Al-Baqarah : 208).

Maka momentum Hijriyah ini, seharusnya bisa membuat kita sadar dengan meneladani jejak Rasulullah. Tak sekadar hijrah diri dari jahiliah menuju Islam. Namun hijrah menuju sistem Islam yang dicontohkan Rasulullah di Madinah. Dengan menerapkan Islam secara menyeluruh maka akan terwujud kesejahteraan dan keadilan. Wallahu alam bish showab.

Posting Komentar untuk "Momentum Hijriyah Jangan Sekedar Meriah"