Pergaulan Bebas : Merusak Potensi Remaja
Oleh : Ismawati
Bicara remaja seolah tiada habisnya. Remaja memiliki potensi besar yang sangat dibutuhkan oleh peradaban. Melalui tangan mereka baik atau buruknya suatu bangsa terjadi. Sayangnya, remaja hari ini terjebak oleh pergaulan bebas dan kesenangan semu.
Seperti yang baru-baru ini terjadi, pada Sabtu (2/7/22) Tim Unit Samapta Polrestabes Palembang, dengan seksama menyisir penginapan dan rumah kos di sepanjang Jalan Demang Lebar Daun, Jalan Sultan Mansyur, Ilir Timur I, dan Kenten Permai Palembang dini hari. Unit Samapta Polrestabes Palembang merazia sejumlah kosan dan penginapan. Hasilnya, menemukan empat pasangan mesum yang rata-rata masih remaja bahkan salah satunya anak-anak berduaan di atas ranjang penginapan (iNewsSumsel.id, 2/7/22).
Sungguh ironis, usia remaja yang seharusnya mereka gunakan untuk menuntut ilmu atau berkarya, malah kini terjebak pergaulan bebas. Mereka melakukan ini tanpa paksaan bersama pacarnya. Alhasil, inilah yang menyebabkan munculnya kehamilan di luar nikah.
Kurangnya bekal agama dalam mengatur kehidupan bagi remaja, membuat mereka kerap melakukan perbuatan yang salah. Atas nama kebebasan mereka 'bebas' bertingkah laku sesuai kehendaknya sendiri. Pacaran misalnya, dianggap biasa bagi remaja. Anak SD saja sudah tahu pacaran. Karena yang tidak pacaran kerap dibully atau dianggap kurang pergaulan.
Alhasil, remaja kian buta dalam menyalurkan naluri seksualitasnya. Parahnya, dorongan seksual terus muncul melalui tayangan film, iklan, sinteron, atau bahkan kebebasan yang dipertontonkan secara nyata. Maka, atas nama cinta naluri itu disalurkan bersama kekasih yang belum terikat pernikahan.
Belum lagi gaya hidup liberal ala Barat menjadi kiblat para remaja. Kehidupan hanya dijadikan sebagai tempat bersenang-senang. Tidak mengenal lagi pahala dan dosa. Gempuran budaya Barat dijadikan trend setter utama anak remaja kita.
Minimnya peran orang tua juga menjadi faktor remaja terjebak pergaulan bebas. Orang tua dalam sistem kapitalis-sekuler kehilangan fungsi dan perannya masing-masing. Karena desakan ekonomi yang mendera, dua peranan penting orang tua hanya dijadikan sebagai tulang punggung saja.
Alhasil, ibu yang seharusnya menjadi pendidik utama anak-anak beralih fungsinya ikut menopang tulang punggung keluarga. Banyak ibu di luar sana yang terpaksa ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Akibatnya banyak anak remaja yang kurang dikontrol pergaulannya.
Potret generasi super bebas ini tidak boleh terus dibiarkan. Jangan sampai mereka terus terlena, menikmati gaya hidup ala Barat yang justru akan merusak kehidupan mereka. Entah akan bagaimana jadinya peradaban ini jika para remajanya tenggelam dalam lautan pergaulan bebas. Beragam kehancuran bakal terjadi, yakni kehilangan estafet peradaban, pejuang, dan kehilangan semangat hidup.
Oleh karena itu, dibutuhkan segera solusi atas pergaulan bebas remaja. Jangan sampai mereka bergembira dalam dosa. Kehilangan arah dalam menghadapi kehidupan dunia. Sehingga kala kematian menghampiri, tanpa bekal hanya kehinaan yang akan dibawa.
Islam datang sebagai problem solving bagi hidup manusia. Islam adalah agama dari Allah Swt. Sang Pemilik alam semesta, manusia, dan kehidupan. Maka, hukum Islam sudah pasti akan baik bagi manusia.
Di dalam Islam, tidak ada yang namanya kebebasan kebablasan. Manusia tidak dibiarkan melakukan perbuatan sesuai kehendaknya sendiri. Karena itu, Allah Swt. menjadikan seorang muslim terikat dengan syariat. Standar perbuatan dibatasi dengan halal dan haram.
Remaja harus dibekali dengan ilmu keimanan dan ketakwaan. Sehingga, remaja tidak mudah terjebak pergaulan bebas. Mereka akan senantiasa menjalankan syariat Islam dalam pergaulan. Seperti menutup aurat, menundukkan pandangan, berkhalwat (berdua-duaan), atau bahkan pacaran. Pacaran merupakan salah satu pintu mendekati zina. Mendekati zina dalam Islam sangat diharamkan.
Allah Swt. berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا
“Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isra’: 32).
Selain itu, negara dalam sistem Islam diwajibkan untuk melarang peredaran konten pornografi maupun pornoaksi. Karena media dalam sistem Islam berfungsi sebagai syiar dan dakwah. Sanksi tegas bisa diberikan kepada orang yang melanggar syariat.
Termasuk pula penerapan sanksi bagi para pelaku zina. Yakni jika belum menikah dicambuk 100 kali dan diasingkan selama setahun. Lalu jika sudah menikah atau belum pernah menikah tetapi sering berzina dikenai hukum rajam (dilempari dengan batu) sampai mati.
Kemudian dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup, negara Islam berperan sebagai pengurus rakyat. Artinya, segala kebutuhan dasar rakyat akan dipenuhi oleh negara. Dengan cara negara akan membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi ayah. Supaya ibu bisa memaksimalkan fungsi dan perannya di rumah, sebagai pendidik generasi.
Generasi Kaya Potensi
Wahai para remaja, sadarilah potensimu besar bagi peradaban ini. Jangan engkau rusak dengan terlena kehidupan dunia. Lihatlah di masa Islam, dengan bekal iman dan takwa, sosok pemuda di masa Islam amat gemilang.
Ali bin Abi Thalib ra. misalnya, Beliau adalah generasi pertama pemeluk Islam yakni saat usianya delapan tahun. Beliau senantiasa mendampingi dakwah Rasulullah Saw. pada awal perjalanan dakwah di Madinah.
Ada pula sosok Mush'ab bin Umair di usianya 24 tahun, Beliau diutus Rasulullah Saw. untuk pergi ke Madinah dalam rangka menyebarluaskan Islam. Kemudian sosok Muhammad Al Fatih juga dikenal sebagai pemuda hebat. Pada usia 21 tahun, Beliau berhasil menaklukkan Konstantinopel, dan masih banyak lagi contoh pemuda hebat berpotensi di masa Islam.
Lalu, tidakkah kita merasa iri? Saat dahulu, kecanggihan teknologi dan peradaban berbeda dengan sekarang. Namun, kemunduran generasi semakin jelas tergambar. Bangunlah para remaja! Hentikan gaya hidup liberal yang justru membuat hidupmu semakin sengsara. Bangunlah! Songsong peradaban mulia ini dengan berjuang menegakkan Islam secara keseluruhan. Allahuakbar!!
Wallahua'lam bishowab.
Posting Komentar untuk "Pergaulan Bebas : Merusak Potensi Remaja"