Pembatalan Kontes Busana Transpuan dan Urgensi Menghidupkan Amar Makruf Nahi Munkar
Oleh: Yulida Hasanah (Aktivis Muslimah)
Kontes busana Transpuan atau Waria dengan acara "Evening Dress Transpuan Competition" yang rencana akan digelar di Royal Plaza Surabaya, Kamis 24 November 2022 resmi dibatalkan. Meskipun pamflet dan flyer iklan terkait acara sudah disebar dan bertebaran. Tetapi belum juga panitia mengajukan izin mengadakan acara ke polisi. Baik di tingkat Polres maupun Polsek. Berbagai aksi penolakan dan kecaman masyarakat sudah lebih dulu menghadang terselenggaranya acara tersebut.
Salah satunya datang dari Ansor Jatim. Yang menyebutkan bahwa kontes busana Transpuan tidak seharusnya diadakan di Indonesia. Aksi penolakan secara tegas juga dilakukan oleh Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur. Umat Islam menolak acara Kompetisi Busana Transpuan ini karena merupakan ajang untuk menyebarkan kemaksiatan dan berbahaya bagi moral masyarakat. Bukan hanya itu, kontes kompetisi ini juga berpotensi memunculkan penyakit sosial. (Arrahmah.id)
Sebagaimana diberitakan, panitia yang begitu berani menyebarkan pamflet tanpa mengantongi izin penyelenggaraan acara dari pihak yang berwenang ini akhirnya gagal melenggangkan acara yang jelas akan mengundang azab dari Allah SWT. Karena bukan hanya masyarakat Surabaya saja yang akan terkena imbasnya, tetapi seluruh bumi Indonesia bertanggungjawab atas dilanggengkannya prilaku menyimpang seperti Transpuan atau Transgender tersebut.
Tak hanya itu, acara yang disinyalir juga mencantumkan total hadiah kontes yang mencapai jutaan rupiah ini juga telah mengundang netizen di media sosial. Mereka mengkritik keras apabila acara maksiat seperti ini dibolehkan, sedangkan acara Islami yakni Hijrah Fest di Surabaya saja dibatalkan karena dilarang. Berarti pihak berwajib benar-benar keterlaluan.
Inilah secuplik respon dan ungkapan masyarakat baik secara langsung maupun melalui media sosial terhadap kerusakan sosial yang ada. Masyarakat yang mayoritas muslim sebenarnya sangat resah saat kemungkaran itu dibiarkan. Usaha memperbaiki masyarakat, terkhusus para generasi muslim terus dilakukan. Sebab secara fitrah, manusia pasti akan bergerak jika mereka melihat fakta atau masalah yang tak sesuai dengan keyakinan agamanya.
Inilah yang dimaksud dengan dorongan manusiawi yang terjaga oleh agama. Jadi secara manusiawi, ide-ide kebebasan yang digembar gemborkan oleh para pengusung liberalisme sekuler adalah sikap yang tak manusiawi. Sikap yang tidak memanusiakan manusia. Membiarkan bahkan mendukung manusia keluar dari fitrah yang telah Allah tetapkan untuknya.
Tanpa reaksi berupa menolak kemungkaran, maka umat manusia di bumi ini pasti akan terjerumus dalam kerusakan yang makin besar. Dan para pelaku maksiat akan mendominasi serta menguasai orang-orang yang taat/salih. Mengapa? Karena aktivitas amar makruf dan nahi munkar sudah mereka tinggalkan.
Sementara itu, sebagai seorang muslim yang meyakini bahwa Islam merupakan satu-satunya keyakinan yang benar, aturan dan sistem hidup yang layak untuk manusia. Harusnya punya sikap yang jelas, yakni apakah kita bagian dari kubu yang menolak kemungkaran ataukah kita menjadi pendukung kemungkaran itu sendiri.
Maka, benarlah Sabda Rasulullah Saw, " Wahai manusia, sungguh Allah ’Azza wa Jalla berfirman, “Perintahkanlah kemakrufan dan laranglah kemungkaran sebelum kalian berdoa kepada-Ku dan tidak Aku ijabah, sebelum kalian meminta kepada-Ku dan tidak Aku beri, serta sebelum kalian meminta pertolongan-Ku dan kalian tidak Aku tolong.” (HR Ahmad, Ibu Hibban, al-Baihaqi, Ishhaq ibnu Rahawaih dan ath-Thabarani).
Hadis di atas menjelaskan tiga akibat amar makruf dan nahi mungkar tidak dilakukan, diabaikan atau bahkan ditinggalkan. Pertama, doa tidak diijabah. Kedua, ketika meminta sesuatu kepada Allah, Allah tidak memberi. Ketiga, ketika meminta pertolongan kepada Allah SWT, Allah tidak memberikan pertolongan.
Di dalam hadis lainnya juga disebutkan akibat lain. Hudzaifah bin al-Yaman ra. menuturkan bahwa Rasul saw. pernah bersabda, "Demi Zat yang jiwaku ada di genggaman tangan-Nya, sungguh kalian melakukan amar makrufnahi mungkar atau hampir-hampir Allah menimpakan atas kalian sanksi-Nya, kemudian kalian berdoa kepada-Nya dan doa kalian tidak diijabah." (HR at-Tirmidzi dan al-Baihaqi. Imam at-Tirmidzi berkomentar: ini hadis hasan).
Dari dua hadits ini saja, telah menunjukkan bahwa urgensi aktivitas amar makruf nahi munkar bukan hanya penting tetapi juga wajib hukumnya. Dan mengabaikannya merupakan dosa. Inilah sesungguhnya yang menjadi motivasi kuat bagi umat Islam untuk terus menyuarakan kebenaran dan tegas dalam melawan dan menolak kemungkaran. Bahkan lebih dari itu, aktivitas dakwah amar makruf nahi munkar merupakan jalan membangkitkan umat hari ini. Tentu saja dakwah yang dilakukan adalah dakwah pemikiran, dakwah mengajak umat memahami Islam Kaffah dan menerapkannya dalam kehidupan. Mencegah dan menolak setiap kemungkaran yang bertentangan dengan syariat Islam. Dan dakwah yang Rasulullah contohkan bukanlah dengan kekerasan. Wallaahua'lam. []
Posting Komentar untuk "Pembatalan Kontes Busana Transpuan dan Urgensi Menghidupkan Amar Makruf Nahi Munkar"