Islamofobia Makin Gencar, Umat Membutuhkan Pelindung Sejati
Oleh : Hardianti Diman (Aktivis dakwah Islam)
Islamofobia dimaknai sebagai sinisme, prasangka buruk, salah paham, ketidasukaan dan kebencian terhadap Islam dan umat Islam. Baru-baru ini islamofobia makin gencar terjadi di negri muslim terbesar dan justru tumbuh subur. Islamofobia juga termasuk agenda besar Barat dengan mengaruskan ke seluruh dunia termasuk umat islamnya sendiri takut dengan syariatnya dan menjauhkan diri dari kelompok Islam yang mengajarkan Islam kafah.
Belum lama terjadi di India tewasnya lima orang akibat bentrokan antara umat Hindu dan Muslim pada senin. Pejabat polisi Kekerasan meletus setelah prosesi keagamaan Hindu melewati wilayah Nuh yang didominasi Muslim, di negara bagian Haryana. Menjelang sore, kekerasan telah meluas ke Gurugram yang berdekatan, di mana sebuah masjid dibakar, membunuh ulama tersebut, dan melukai orang lain. Jakarta, CNBC Indonesia (31/7/2023).
Adapun ahir Juli lalu, juga terdapat Kelompok anti-Islam Danske Patrioter (Patriot Denmark) kembali membakar Al-Qur'an di depan masjid Kedutaan Turki di Copenhagen, hal ini terjadi selama tiga hari berturut-turut. Aksi pertama terjadi pada Senin, di mana mereka membakar salian Al-Qur’an di depan Kedutaan Besar Arab Saudi di Copenhagen. Aksi kedua dan tiga terjadi pada Selasa dan Rabu, di mana anggota Patriot Denmark membakar Al-Qur’an di depan Kedutaan Besar Turki di Copenhagen. Dan juga terjadi hal yang sama kembali aksi pembkaran Al-Qur’an di Swedia. Dua pria melakukan aksi itu di luar parlemen di Stockhlon pada hari Senin. Detiknews.com(1/723).
Pelecehaan dan pembakaran Al-Qur’an bukan hanya baru pertama kali terjadi tapi sudah berulang kali dilakukan namun pemerintah mengatakan tidak ada regulasi yang melarang secara tegas aksi dan pembakaran tersebut. Bahkan para demonstran mengatakan bahwa kami akan terus mengulang pembakaran Al-Qur’an sampai kalian melarang. Ini adalah pernyataan para demonstran di Swedia. Apakah kaum muslim hanya cukup malakukan protes atau kecaman saja?
Peradaban Sekuler Menguatkan Islamofobia
Kenapa islamofobia makin marak? Tentu kebencian terhadap Islam dan islamofobia itu terjadi karena melihat fenomena yang ada termasuk di negri-negri muslim banyak terjadi seruan-seruan umat Islam untuk kembali menerapkan Islam. Dan juga kita kembali melihat umat islam termasuk pemuda makin banyak dan makin besar. Hal ini memunculkan ketakutan pada Barat. Karena mereka khawatir ketika Islam bangkit maka tentu menggeser peradaban mereka. Dan Barat tau bahwa umat islam memiliki karakter yang idelogis akhirnya muncullah islamofobia ini. Bisa kita telusuri ketika terjadi di tahun 2011 ada serangan WTC itu sudah mulai ada seruan-seruan untuk membenci Islam. Hal ini menunjukan dunia Barat khusunya orang-orang kafir itu memang melakukan upaya untuk menghalangi kebangkitan Islam.
Makin kuat islamofobia ini sudah sangat mengerikan karena sasarannya tidak lagi menghina simbol-simbol islam tetapi sampai pada mengerut nyawa manusia khusunya kaum muslim. Sekiranya ada dua hal perlawanan Islamofobia: Pertama sering kali islamofobia dikembangkan oleh media. Penguasaan media oleh pihak anti islam ini lah menjadi penyebab terus berkembangnya kebencian terhadap Islam dan juga penistaan. Karena itu sebagain tokoh atau komunitas muslim penguasaan media juga dilakukan oleh kaum muslim. Namun saat ini media dikuasai oleh konglomerat. Sehingga penguasaan media bukan cara cerdas untuk menghentikan islamofobia. Kedua, islamofobia terjadi karena tiadanya mutual understanding. Sehingga diasumsikan seperti mereka memandang bahwa Islam tidak mengenal perdamaian kerana penyebaran Agama dilakukan dengan mengangkat pedang, juga menyebut Islam mendiskriminatif perempuan karena hukum-hukum Islam yang membedakan perlakuan antara laki-laki dan perempuan. Namun faktanya dialog sudah pernah dilakukan oleh kelompok Islam dengan Yahudi, dengan alasanya berharap kebencian orang-orang yahudi terhadap kaum muslim akan berkahir dan ini menjadi jalan keluar. Namun fakta nya justru hanya melakukan beberapa kebaikan berupa akhlak bagaimana islam ditampilkan oleh individu-individu.
Misalnya, ketika ada pandangan bahwa Islam agama diskriminatif terhadap perempuan justru sebagian kalangan yang sudah berdialog dengan pihak Barat mereka menginginkan muslim muslimah bisa menampilkan diri lebih moderat dan lebih banyak mengerti dan mengikuti budaya-budaya Barat. Hal ini justru merugikan Islam. Tidak jelas antara hak dan batil.
Jelas sistem yang diterapkan di negri-negri muslim yang menstandarisai sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan maka akal manusia sebagai pemutusan suatu perkara turunan dari sekuler adalah liberalisme maka konsekuensi manusia lah yang mentukan baik buruk menurut mereka. Alhasil menyebabkan perdaban rusak dan merusak yang selalu mengaruskan ide-ide kufur.
Negri Muslim Terbesar Justru Tumbuh Subur Islamofobia
Dunia islam dilihat itu apakah terpenuhi syarat-syarat yang disyariatkan yaitu umat islam itu hars bersatu, harus dalam satu kepemimpinan, menjadi khairu ummat dimuka bumi. Dan hal ini menjadi problem yang harus diselesaikan oleh kaum muslim. Ini merupakn misi yang mengungguli misi bangsa hari ini.
Islamofobia terus terjadi di dunia dengan bermacam-macam bentuknya, baik menyerang simbol agama islam maupun penganutnya. Dunia tak mampu menceganya selama HAM dan kebebasan berkspresi menjadi asas yang dibiarkan ada.
Adapun PBB menetapkan hari anti Islamofobia secara internasional pun tak mampu mencegah. Adapun konferensi dilakukan oleh lembaga dunia seperti OKI, sering hanya berupa kesepakatan untuk mengecam tanpa diikuti dengan aksi nyata menghentikan kekerasan ataupun menghentikan penistaan terhadap Al-Qur’an. Artinya ini bukan cara yang cerdas. Media dalam sistem sekuler dan liberal menghasilkan sebuah gelombang kebncian terhadap islam dan perilaku-perilaku yang semakin menyakiti umat islam. Hal lain, Barat tau bahwa umat Islam tidak memiliki satu kesatuan politik yang menjalankan perintah syariat dan menjadikan pelaksaan hukum-hukum syariat itu sebagai garda utama. Barat juga tau sikap negri-negri muslim berbeda-beda terhadap pembakaran Al-Qur’an atau pencaplokan Palestina oleh Israel. Inilah menjaddi celah yang di manfaatkan oleh barat untuk menhancurkan umat islam.
Maka menutup celah tersebut untuk menghentikan kebencian Barat terhadap Islam, menghentikan aksi-aksi yang merugikan umat islam kita harus membangun sebuah kesedaran pada seluruh kaum muslimin bahwa islam sebagai ideologi itu tidak bisa diwujudkan secara nyata, tidak bisa menghasilkan pembelaan terhadap ajaran islam dan tidak bisa membungkam mulut mereka yang punya kebencian terhadap islam tanpa di tegakkanya sebuah negara yang menerapkan syariah secara kafah.
Umat Membutuhkan Pelindung Sejati yakni dengan Menerapkan Syari’at Islam Kafah
Kaum muslim sering dituding sebagai umat intoleran, bahkan radikal, perihal keyakinan mereka terhadap pelaksanaan syariat Islam secara kafah dalam kehidupan. Jelas hal ini merupakan fitanh besar karena Allah Swt telah memerintahkan umat islam untuk menerapkan syariat islam secara kafah. Sebagaimana ada didalam Al-Qur’an suarh Al-Baqarah ayat 208.
Allah Swt berfirman “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”(QS Al-Kafirun:6). . Islam menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama, dan memiliki mekanisme untuk menjaga kemuliaan agama dan umatnya.Umat Islam harus memiliki kekuatan besar dalam bentuk institusi negara yang kuat dam adidaya agar mampu mencegah Islamofobia.
Dan tidak hanya kesadaran kesadaran akan pentingnya perlindungan politik melalui tegaknya Khilafah sebagai junnah (perisai), akan tetapi maraknya islamofobia harusnya menyadarkan kaum muslim bahwa betapa berharganya jiwa seseorang muslim sehingga tidak layak dihilangkan tanpa alasan yang hak. Allah Swt berfirman,”Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang hak (benar).”(QS Al-Isra:33)
Sejarah panjang Khalifah sudah membuktikan bagaimana Islam mewujudkan toleransi di dunia. Seperti khilafah utsamani tegas memberikan ancaman terhadap Inggris dan Prancis manakala mereka mau melecehkan islam.
Adapun seorang sejarawan asal Inggris bernama Sir Thomas Walker Arnold (T.W.Arnold) menyatakan “Ketika Konstatinopel dibuka oleh keadilan Islam pada 1453, Sultan Muhammad II menyatakan dirinya sebagai pelindung Gereja Yunani. Penindasan pada kaum Kristen dilarang keras dan untuk itu dikeluarkan sebuah dekrit yang memerintahkan penjagaan keamanan pada Uskup Agung yang baru terpilih, Gennadios, beserta seluruh uskup dan penerusnya. Hal ini tidak pernah didapatkan dari penguasa sebelumnya. Gennadios diberi staf keuskupan oleh Sultan Muhammad II. Sang Uskup juga berhak meminta perhatian pemerintah dan keputusan Sultan untuk menyikapi para Gubernur yang tidak adil.”(The Preaching of Islam)
Oleh karena itu islamofobia ini akan berhenti jika Islam dipraktekan secara nyata yakni menerapkan hukum Islam dibawa naungan Khilafah Islamiyah. Oleh karena itu terus mengajak umat islam untuk memahami islam ideologis sehingga bisa diterapkan secra kafah. Wallahu'alam bissawab! []
Posting Komentar untuk "Islamofobia Makin Gencar, Umat Membutuhkan Pelindung Sejati"