Jalan menuju Kenestapaan Energi Keadilan (KEK) Negeri
Di penghujung tahun 2023 ini telah terurai uraian cerita rakyat dari
sabang hingga merauke, tanah surga yang menghidupi, pemandangannya yang indah,
suasana permai, dan hidup sejahtera bagi setiap penduduk yang hidup di tanah
Negeri ini, cerita indah dari generasi pelosok tanah surga. Berbeda dengan
cerita realita dari bumi Negeri wakanda yang Negerinya telah sejahtera menurut
versinya melalui fasilitas swasta jalur investasi.
Dilansir dari media berita Nasional terdapat program jitu yang disebut
program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang digarap oleh penguasa Negeri ini.
Menurut Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi
Elen Setiadi mengungkapkan investasi di KEK manufaktur tercatat lebih tinggi,
yakni Rp 133 triliun sepanjang 2023. Kemudian, KEK pariwisata mencapai Rp 9
triliun. Berbeda dengan serapan tenaga kerjanya, KEK pariwisata ini ternyata
menyerap lebih banyak tenaga kerja, yakni 36.000 pekerja pada 2023 dan KEK
sektor manufaktur, penyerapan tenaga kerjanya mencapai 33.000 pekerja tahun
ini. Sehingga dari data tersebut memberikan harapan peluang kerja lebih banyak
(CNBC Indonesia, 13/12/2023).
Akan tetapi harapan sejahtera dari peluang ini tak sampai berjalan ke
seluruh rakyat. Sebab, jika dibuka lebih dalam lagi faktanya maka akan terurai
sebuah harapan yang belum sampai. Jika didaftar dan dirunut dari masalah yang
muncul dari program ini. Salah satunya tentang pelebaran jalan yang merupakan
bagian dari proyek KEK Likupan di Desa
Tatelu Rondor, Manado menuai kesaksian dari warganya bahwa "Ada beberapa
tuntutan kami kepada BPN (Badan Pertanahan Nasional). Di antaranya soal
keterlambatan pembayaran, tapi pihak BPN memberikan jawaban tidak
memuaskan," ungkap dari salah satu warga dari ratusan warga pemilik lahan
yang menuntut. (ManadoPost.id, 12/03/23)
Menelusuri mega proyek Nasional yang berfasilitaskan jalur investasi
hingga akhir bulan ini pun tidak ada hentinya menuai konflik dan tuntutan
ketidakadilan dari warga setempat, sebut saja masalah penggusuran warga Rempang
demi pembangunan eco city di Rempang hingga menuai korban sejumlah warga.
Hingga masalah pembebasan lahan di wadas yang ditelusuri juga mengundang
perlawanan dari sejumlah warga wadas yang "mau/tidak mau" membebaskan
lahan mereka untuk proyek tersebut.
Bagaikan buah simalakama yang sudah jatuh ketimpa tangga pula. Jika
dirunut kenestapaan penduduk Negeri ini sebagai berikut:
Pertama, Nasib penduduk yang seolah mendapatkan luka dari tajamnya
kebijakan final pemerintah, sedang tumpul kebijakan dituai oleh para pemberi
investasi Negeri yakni para investor alias pengusaha swasta (dalam
Negeri/asing) yang memiliki jalan alternatif dari penguasa Negeri ini.
Kedua, di sisi lain kekuasaan oligarki penguasa dari para investor
nyatanya lebih melukai rakyat dengan kebijakan yang berlaku memberikan
pengajaran tidak berkesudahan tentang ketidakadilan dan kenestapaan bagi
rakyat.
Ketiga, program KEK yang secara langsung menjadi percepatan tangan dari
hegemoni asing menguasai bumi Negeri ini. Yang seolah tanpa ragu menggunakan
para aparat menggusur hingga menyakiti rakyat sendiri untuk mengusir dari
target lahan proyek.
Setiap kesejahteraan rakyat muncul dari kepemimpinan penguasa yang adil.
Jika menuai fakta di Negeri hari ini seakan menjadi suatu harapan semu. Berbeda
jika kita mencari dari suatu kehidupan masyarakat madani yang dipimpin
menggunakan aturan Ilahi yakni aturan Islam.
Di ufuk timur matahari bersinar terang dengan untaian rahmat dari
Al-Khaliq, sebab penduduk bumi Negerinya menerapakan seluruh aktivitas hidupnya
sesuai degan hukum syariatNya. Tentang pengelolaan pembangunan diterapkan
secara mandiri oleh Negara, tidak tercampuri oleh pengusaha swasta yang
pastinya memiliki kepentingan dibaliknya.
Sumber pemasukan Negara yang dikelola secara mandiri. Pembangunan proyek
infrastruktur difasilitasi untuk kemaslahatan rakyat bukan untuk kepentingan
para investor. Dan yang paling membahagiakan adalah jaminan kesejahteraan yang
diperuntukkan pada setiap individu rakyat.
Sebab janji Allah itu pasti, persis yang telah di firmankan Allah dalam
TQS. Al-A'raf: 96 yang berbunyi:
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka menyebabkan perbuatannya." Wallahu a'lam bi showab. []
Posting Komentar untuk "Jalan menuju Kenestapaan Energi Keadilan (KEK) Negeri"