Lonjakan Migrasi Warga Pakistan: Tantangan dan Realitas
Warga Afghanistan bersiap meninggalkan Karachi setelah Pakistan mengumumkan rencana deportasi. (IST) |
Islamabad, Visi Muslim - Sebanyak 40 persen warga Pakistan dilaporkan ingin meninggalkan negaranya demi kehidupan yang lebih baik. Laporan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menyebut Pakistan sebagai pengirim imigran ilegal terbesar kelima ke Eropa pada 2023, meningkat tajam dari posisi sebelumnya yang tidak masuk sepuluh besar.
Menurut laporan yang didukung oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (NCHR), faktor pendorong utama migrasi meliputi tantangan ekonomi, ketidakstabilan politik, pengangguran, inflasi, terorisme, dan terbatasnya akses pendidikan.
Rabiya Javeri Agha, Ketua NCHR, menyatakan: "Migrasi ilegal meningkat meskipun risiko dan bahaya di rute ilegal sangat besar." Hingga Desember 2023, lebih dari 8.778 warga Pakistan dilaporkan telah menyeberang ke Eropa secara ilegal melalui rute Dubai, Mesir, dan Libya.
Wilayah seperti Balochistan, Azad Kashmir, dan Gilgit-Baltistan mencatat keinginan migrasi tertinggi (42 persen). Penyelundupan manusia menjadi sumber pendapatan utama di beberapa desa, sering kali difasilitasi oleh pejabat korup.
Laporan ini menyoroti perlunya perbaikan ekonomi dan stabilitas politik di Pakistan untuk mencegah migrasi ilegal serta melindungi warganya dari eksploitasi. [] VM
Posting Komentar untuk "Lonjakan Migrasi Warga Pakistan: Tantangan dan Realitas"