Seruan untuk Tindakan Nyata Terhadap Palestina: Apa yang Seharusnya Dilakukan Umat Islam?
VisiMuslim - Rif’an Wahyudi, seorang jurnalis dan pengamat politik internasional, menyoroti perhatian yang semakin besar di media sosial terkait kondisi Palestina, khususnya terkait krisis yang telah berlangsung lebih dari 13 bulan. Dalam sebuah wawancara di channel YouTube Pusat Kajian dan Analis Data yang berjudul Aynal Muslimun pada Sabtu, 23 November 2024, ia mengungkapkan keprihatinannya atas penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina, terutama di Gaza, yang terjebak dalam penderitaan multidimensi.
Wahyudi menyebutkan bahwa seruan global ini adalah bagian dari kampanye besar yang terus-menerus dilakukan untuk mengingatkan umat Islam tentang pentingnya peran mereka dalam membantu Palestina. Ia menekankan bahwa meskipun banyak negara-negara Muslim yang memiliki kekuatan militer besar, seperti Mesir, Turki, Pakistan, dan Indonesia, hampir tidak ada tindakan nyata yang diambil. Bantuan yang diberikan, kata Wahyudi, hanya sebatas bantuan kemanusiaan yang sifatnya sementara, dan tidak ada upaya konkret untuk menghentikan penderitaan yang terjadi.
"Negara-negara ini seharusnya bergerak lebih dari sekedar pernyataan atau simbolisme. Mereka seharusnya mengambil langkah nyata," ujarnya. Menurutnya, umat Islam harus menunjukkan solidaritas yang lebih kuat dan tidak hanya berbicara soal persaudaraan, tetapi juga mengambil tindakan nyata untuk mendukung Palestina.
Secara historis, ia juga mengingatkan bahwa perjuangan Palestina dimulai sejak tahun 1948, dengan terbentuknya negara Israel, dan terus berlanjut hingga kini dengan berbagai konflik dan peperangan, termasuk intifadah pertama dan kedua, hingga serangan besar-besaran yang dikenal dengan Tufan Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023. Ia menyebutkan bahwa masalah Palestina telah menjadi masalah internasional yang belum ada solusi tuntasnya, yang seharusnya menjadi perhatian utama umat Islam di seluruh dunia.
Wahyudi juga mengidentifikasi tiga hikmah utama yang bisa dipetik dari situasi ini. Pertama, ia menekankan pentingnya edukasi publik tentang masalah Palestina, yang sampai sekarang belum ada solusi yang memadai, yang bahkan telah mengabaikan kemanusiaan. Kedua, ia melihat adanya perubahan dalam opini dunia, dengan semakin banyak negara dan organisasi internasional yang mulai memihak Palestina. Ketiga, dia menganggap bahwa kemenangan diplomatik sudah mulai terlihat, seperti pengakuan Palestina di PBB dan demonstrasi besar-besaran yang terjadi di seluruh dunia.
Meskipun begitu, Wahyudi menilai bahwa perubahan ini masih bersifat taktik politik global yang tidak menyentuh akar permasalahan utama, yaitu bagaimana solusi nyata untuk Palestina dapat diwujudkan. Dia juga menyoroti kenyataan bahwa meskipun Palestina mendapat dukungan internasional, banyak pihak yang belum benar-benar menangani masalah tersebut dengan cara yang substansial.
Dalam pandangannya, solusi yang tuntas hanya dapat dicapai dengan penerapan syariat Islam, yang ia percaya dapat dijalankan melalui jihad dan pendirian Khilafah. "Dengan Khilafah, bukan hanya Palestina, tetapi seluruh umat Islam akan terlindungi," tegasnya.
Wahyudi menambahkan bahwa untuk mewujudkan hal ini, penting bagi umat Islam di seluruh dunia untuk memperkuat kesadaran dan membangun opini lintas negara yang lebih solid, mengatasi dominasi media Barat yang sering kali membatasi narasi mengenai Palestina. Meskipun ada upaya untuk mengontrol media sosial, ia yakin bahwa kebenaran pada akhirnya akan tetap menemukan jalannya.
Sebagai penutupan, Wahyudi mengajak umat Islam untuk tetap optimis dan tidak menganggap bahwa Israel adalah kekuatan yang tak terkalahkan. "Optimisme kita harus terus disebarkan kepada seluruh umat Islam di dunia, karena solusi bagi Palestina bukanlah hal yang mustahil," ujarnya. Dengan solidaritas yang lebih kuat, ia percaya kemenangan untuk Palestina bisa tercapai, dan umat Islam di seluruh dunia harus bergerak bersama untuk mencapainya. []
Posting Komentar untuk "Seruan untuk Tindakan Nyata Terhadap Palestina: Apa yang Seharusnya Dilakukan Umat Islam?"