Belarus Tangkap Tujuh Jurnalis Media Independen, Kebebasan Pers Semakin Terancam
Presiden Alexander Lukashenko |
Minsk, Visi Muslim- Otoritas di Belarus telah menangkap tujuh jurnalis yang bekerja untuk media berita regional independen, menurut laporan dari organisasi pemantau media pada 12 Desember 2024. Penangkapan ini menjadi bagian dari penindakan keras terhadap perbedaan pendapat dan kebebasan berbicara oleh Presiden Alexander Lukashenko.
Asosiasi Jurnalis Belarus (BAJ) melaporkan bahwa tujuh jurnalis dari surat kabar daring Intex-Press yang berbasis di kota Baranavichy, Belarus barat, ditangkap awal bulan ini. Mereka didakwa dengan tuduhan "mendukung kegiatan ekstremis," sebuah tuduhan yang sering digunakan untuk membungkam suara-suara independen.
Gelombang penangkapan ini terjadi menjelang pemilihan presiden Januari mendatang, di mana Lukashenko berupaya mencalonkan diri untuk masa jabatan ketujuh. Ketua BAJ, Andrei Bastunets, menyebut penangkapan ini sebagai eskalasi represif terhadap jurnalis.
"Ini menandai penangkapan kelompok jurnalis terbesar dari satu media dalam setahun terakhir, menunjukkan peningkatan penindasan menjelang pemilu," kata Bastunets.
Sementara itu, seorang jurnalis independen lainnya, Volha Radzivonava, baru-baru ini dijatuhi hukuman empat tahun penjara karena liputannya yang kritis terhadap penindakan keras Lukashenko terhadap perbedaan pendapat.
Rekam Jejak Penindasan
Penindasan kebebasan pers di Belarus bukanlah hal baru. Setelah hasil pemilu 2020 yang dipertanyakan, yang memberi Lukashenko masa jabatan keenam, pemerintah menindak protes massal dengan brutal. Sekitar 65.000 orang ditangkap, tokoh-tokoh oposisi dipenjara atau melarikan diri, dan media independen ditutup.
Human Rights Watch melaporkan bahwa sekitar 1.300 tahanan politik saat ini mendekam di penjara Belarus, banyak di antaranya mengalami perlakuan buruk seperti kekurangan akses medis dan larangan kontak dengan keluarga.
Media Intex-Press sendiri telah menghadapi tekanan resmi setelah meliput protes tahun 2020. Media ini dicabut pendaftarannya dan dinyatakan sebagai "organisasi ekstremis."
Ancaman terhadap Jurnalisme
Menurut BAJ, saat ini ada 42 jurnalis Belarus yang ditahan atas tuduhan bermotif politik. Lembaga internasional Reporters Without Borders menyebut Belarus sebagai negara keempat di dunia dengan jumlah jurnalis yang dipenjara terbanyak.
Alexander Lukashenko, yang telah berkuasa lebih dari 30 tahun dengan dukungan Kremlin, memperkuat cengkeramannya dengan mengizinkan Rusia menggunakan wilayah Belarus untuk menyerang Ukraina pada 2022 dan menjadi tuan rumah bagi beberapa senjata nuklir taktis Rusia.
Penangkapan terbaru ini menunjukkan bahwa rezim Lukashenko tidak hanya menargetkan oposisi politik tetapi juga kebebasan pers, mempertegas reputasinya sebagai salah satu pemimpin paling represif di dunia. [] Banu Ngadiran
Posting Komentar untuk "Belarus Tangkap Tujuh Jurnalis Media Independen, Kebebasan Pers Semakin Terancam"