KH. Hafidz Abdurrahman: Kekejaman di Penjara Rezim Assad yang Mengguncang Nurani

 



Bogor, Visi Muslim- KH. Hafidz Abdurrahman, melalui akun Instagramnya pada Kamis, 12 Desember 2024, mengungkapkan temuan mengerikan di Penjara Saydnaya, Damaskus, Suriah, pasca jatuhnya rezim Bashar al-Assad. Penjara tersebut menjadi saksi bisu kekejaman luar biasa. Berbagai alat eksekusi, mesin pemotong, hingga penggiling tulang ditemukan di sana. Lebih dari 100.000 warga Suriah dilaporkan ditahan tanpa diketahui keberadaannya.

Beliau juga menambahkan bahwa hingga saat ini, belum seluruh area penjara berhasil dibuka untuk investigasi. Hal ini menunjukkan betapa kejam dan tidak manusiawinya rezim Bashar Assad, yang memperlakukan rakyatnya seolah bukan manusia. Bashar Assad, putra Hafiz Assad, berasal dari minoritas Nushairiyyah yang dianggap menyimpang dari Islam.

KH. Hafidz Abdurrahman menjelaskan bahwa rezim Assad awalnya berkuasa berkat kudeta yang didukung oleh Amerika Serikat 60 tahun lalu. Hafiz Assad, ayah Bashar, menjadi presiden melalui dukungan tersebut. Baik Hafiz maupun Bashar berasal dari Partai Baath yang berhaluan kiri, tetapi keduanya merupakan antek Amerika Serikat.

Setelah Revolusi Suriah meletus, yang sejak awal menginginkan tegaknya Islam dan Khilafah, seluruh dunia bersatu untuk menghancurkan revolusi ini. KH. Hafidz Abdurrahman menyebutkan bahwa meskipun Bashar Assad telah tumbang 14 tahun setelah revolusi, perjuangan ini justru dibajak oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

Beliau juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap munculnya nama-nama kontroversial seperti Al-Julani, yang sebelumnya divonis hukuman mati oleh Amerika Serikat. Namun, kini tokoh tersebut kembali ke Suriah dengan dukungan Turki yang disinyalir berada di bawah kendali AS.

Dalam postingannya, KH. Hafidz Abdurrahman menegaskan bahwa Revolusi Suriah sejak awal membawa aspirasi Islam dan Khilafah. Namun, para pengkhianat dan kekuatan dunia bekerja sama untuk menggagalkan cita-cita tersebut.

KH. Hafidz Abdurrahman menutup pernyataannya dengan doa tulus untuk rakyat Suriah, memohon perlindungan Allah dari segala makar jahat yang direncanakan terhadap mereka. “Ya Rabb, kami dan mereka tidak memiliki siapa-siapa selain Engkau,” tulis beliau.

Semoga doa beliau dan umat Islam lainnya menjadi penyemangat untuk terus mendukung perjuangan rakyat Suriah menuju tegaknya keadilan dan kemuliaan Islam. [] Gesang Raharjo 

Posting Komentar untuk "KH. Hafidz Abdurrahman: Kekejaman di Penjara Rezim Assad yang Mengguncang Nurani"