Hewan Liar di Gaza: Memakan Mayat di Tengah Konflik yang Membara
Beit Lahia, Visi Muslim– Dalam hidupnya, Emad Abu Ras, seorang warga Palestina di Beit Lahia, tak pernah membayangkan mimpi buruk menjadi kenyataan: melihat hewan liar dan peliharaan memakan jasad sesama warga Palestina. Realitas ini muncul di tengah konflik yang tak kunjung reda, meninggalkan luka mendalam bagi para korban yang masih hidup.
"Saya terpaku, tak tahu apa yang harus saya lakukan. Jika saya mencoba mengusir hewan-hewan itu, drone 'Israel' akan menyerang saya," ujar Emad, seorang ayah dari empat anak, kepada The New Arab. Pernyataan ini menggambarkan dilema warga Gaza yang terjebak antara serangan udara dan kondisi mengerikan di wilayah mereka.
Setelah serangan-serangan intensif, banyak jenazah korban yang dibiarkan tergeletak di reruntuhan atau jalanan tanpa bisa dievakuasi. Hewan-hewan liar, yang kelaparan di tengah hancurnya ekosistem Gaza, kini menjadikan jasad manusia sebagai sumber makanan. Upaya warga untuk menyelamatkan jenazah sering kali terhalang oleh ancaman serangan drone.
"Rasanya seperti hidup di neraka," kata Emad. "Kami menghadapi bom, rudal, dan sekarang harus menyaksikan jenazah kerabat kami dimakan hewan-hewan. Ini benar-benar di luar batas kemanusiaan." Kesaksian ini mencerminkan kondisi yang kian memburuk di wilayah yang sudah lama terisolasi oleh blokade dan konflik.
Di lingkungan seperti Beit Lahia, hewan-hewan liar berkeliaran di antara reruntuhan. Bahkan hewan peliharaan yang kehilangan pemiliknya akibat serangan menjadi liar, memperburuk tragedi ini. Warga tidak hanya menghadapi kesedihan atas kehilangan orang-orang tercinta, tetapi juga harus menyaksikan jenazah mereka ternodai.
Keberadaan drone 'Israel' membuat situasi semakin berbahaya. "Mereka memantau setiap gerakan kami. Bahkan jika kami hanya ingin menguburkan jenazah, nyawa kami tetap terancam," ujar Emad. Drone-drone ini sering digunakan untuk menyerang orang yang mereka anggap mencurigakan, bahkan di tengah situasi kemanusiaan yang genting.
Kondisi tragis ini membawa dampak besar pada kesehatan mental warga Gaza. Anak-anak menjadi saksi trauma yang sulit dilupakan, sementara orang dewasa seperti Emad merasa kehilangan kendali atas kehidupan mereka. "Anak-anak saya terus bertanya mengapa ini semua terjadi. Saya tidak punya jawaban untuk mereka," katanya dengan suara bergetar.
Upaya untuk membawa bantuan kemanusiaan dan mengevakuasi jenazah sering kali terhalang oleh blokade dan kekerasan yang terus berlangsung. Organisasi internasional telah menyerukan penghentian serangan untuk memungkinkan penyelamatan korban dan pemulihan jenazah, tetapi seruan ini jarang diindahkan.
Meski menghadapi kesulitan yang luar biasa, masyarakat Gaza berusaha bertahan. Mereka hidup dengan ketakutan yang terus-menerus, namun mencoba mempertahankan martabat mereka di tengah kondisi yang penuh penderitaan.
Kisah Emad Abu Ras menjadi cerminan nyata dari penderitaan rakyat Palestina di Gaza. Mereka bukan hanya korban perang, tetapi juga korban dari hilangnya rasa kemanusiaan dunia. Dalam konflik yang terasa tak berujung, harapan mereka tetap sederhana: hidup tanpa rasa takut dan kehancuran. [] Banu Ngadiran
Posting Komentar untuk "Hewan Liar di Gaza: Memakan Mayat di Tengah Konflik yang Membara"