Iran Kritik Kebijakan Luar Negeri Turki dalam Perangkap Amerika dan Zionis
Teheran, Visi Muslim- Ali Akbar Velayati, penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran dalam urusan internasional, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kebijakan luar negeri Turki yang menurutnya telah terjebak dalam perangkap yang dirancang oleh Amerika Serikat dan Israel. Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh Middle East Monitor pada 4 Desember 2024, Velayati menyatakan bahwa hal ini merupakan kejutan besar, mengingat Turki memiliki sejarah panjang dalam mendukung Islam dan prinsip-prinsipnya yang kuat.
Velayati menegaskan bahwa Iran tidak mengharapkan Turki yang telah lama berkomitmen pada dunia Islam akan jatuh ke dalam pengaruh yang ditentukan oleh negara-negara besar seperti Amerika dan Israel. “Kami sangat kecewa karena Turki, yang sejatinya sangat mendalam dalam keyakinan Islam, terperangkap dalam strategi ini,” ujar Velayati, mencerminkan rasa kecewa terhadap kebijakan luar negeri Turki yang dinilai telah beralih.
Menurut Velayati, Iran dan Turki memiliki perbedaan signifikan dalam hal kebijakan luar negeri, terutama dalam konteks Suriah, di mana kedua negara terlibat dalam pertempuran proksi. Meskipun demikian, Velayati menekankan bahwa Iran akan terus mendukung pemerintah Suriah dan mempertahankan integritas teritorial negara tersebut. Iran juga menganggap dukungannya terhadap Suriah sangat penting, bahkan lebih kuat dibandingkan dengan periode awal perang Suriah pada 2011.
Dalam wawancaranya, Velayati mengkritik keras kebijakan luar negeri Amerika Serikat, terutama di bawah pemerintahan Joe Biden. Ia menyoroti bahwa AS tidak hanya gagal meredakan ketegangan internasional, tetapi justru memperburuknya dengan kebijakan yang sering kali memicu konflik lebih lanjut. "Alih-alih memadamkan api konflik, Amerika justru menambah minyak ke api yang sudah ada," tegas Velayati.
Mengenai kemungkinan perbaikan kebijakan luar negeri Turki, Velayati berharap bahwa Hakan Fidan, Menteri Luar Negeri Turki yang dikenal berpengalaman dalam urusan intelijen dan kebijakan luar negeri, dapat memperbaiki hubungan tersebut. Meskipun ada optimisme terkait peran Fidan, Velayati tetap kecewa dengan langkah Turki yang lebih condong pada Amerika dan Israel.
Velayati juga menegaskan bahwa Iran akan terus mendukung penuh Suriah dalam perang melawan terorisme. Dukungan ini tidak hanya mencakup bantuan militer, tetapi juga komitmen politik untuk memastikan stabilitas Suriah di tengah tekanan dari negara-negara besar. Ia menekankan bahwa Iran akan tetap menjadi sekutu utama bagi pemerintah Suriah, yang telah menjadi target berbagai ancaman internasional.
Iran juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap kebijakan luar negeri Amerika, terutama terkait ketegangan yang terus meningkat di berbagai belahan dunia. Velayati berpendapat bahwa pemerintahan AS yang dipimpin oleh Joe Biden semakin memperburuk situasi global, mengingat kebijakan luar negeri yang agresif dan cenderung mengarah pada konfrontasi lebih lanjut.
Terakhir, Velayati memberikan pandangannya terhadap situasi politik global yang semakin kompleks. Ia mengingatkan bahwa dunia kini menghadapi tantangan yang jauh lebih sulit daripada sebelumnya, dan negara-negara yang merdeka seharusnya tidak akan tunduk pada intimidasi atau ancaman dari kekuatan besar manapun. [] Banu Ngadiran
Posting Komentar untuk "Iran Kritik Kebijakan Luar Negeri Turki dalam Perangkap Amerika dan Zionis"