Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas Masih Dibahas, Korban di Gaza Terus Bertambah




Gaza, Visi Muslim- Israel dan Hamas terus bersitegang pada Minggu terkait rincian kesepakatan untuk menghentikan pertempuran di Jalur Gaza sekaligus memulangkan para sandera. Sementara itu, pejabat Palestina melaporkan lebih dari 100 orang tewas akibat serangan udara Israel selama akhir pekan.

Seorang pejabat Hamas menyatakan bahwa kelompok tersebut telah menyetujui daftar 34 sandera Israel yang akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan yang dapat mengarah pada gencatan senjata. Namun, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu segera mengeluarkan pernyataan yang membantah bahwa Hamas telah menyediakan daftar sandera.

Pada Minggu sore, pejabat Hamas memberikan salinan daftar nama 34 sandera kepada Reuters. Daftar tersebut berisi nama-nama sandera yang disepakati Hamas untuk dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata potensial dengan Israel.

Upaya baru untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dalam perang yang telah berlangsung 15 bulan antara Israel dan Hamas sedang dilakukan. Kesepakatan ini diharapkan juga mencakup pembebasan sandera Israel yang dibawa ke Gaza sebelum Presiden terpilih AS, Donald Trump, resmi menjabat pada 20 Januari.

Dalam perkembangan terbaru, serangan udara Israel di Gaza semakin intensif. Menurut laporan petugas medis, serangan selama akhir pekan telah menewaskan 105 warga Palestina. Militer Israel mengklaim telah menewaskan puluhan militan Hamas dalam serangan tersebut.

Departemen Luar Negeri AS menyerukan agar Israel mematuhi hukum internasional dan melakukan "upaya lebih besar untuk melindungi warga sipil". Meski begitu, AS tetap mendukung hak Israel untuk membela diri.

Para negosiator Israel dikirim pada Jumat lalu untuk melanjutkan pembicaraan di Doha yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir. Pemerintahan Presiden AS Joe Biden, yang ikut memfasilitasi negosiasi, mendesak Hamas untuk menyetujui kesepakatan tersebut.

Diskusi yang berlangsung intensif ini merupakan bagian dari upaya diplomatik yang terus dilakukan untuk menghentikan perang yang telah menimbulkan kerugian besar bagi warga sipil. Namun, hingga kini, belum ada kesepakatan final yang dicapai antara kedua pihak.

Serangan udara yang semakin masif di Gaza memperburuk krisis kemanusiaan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Ribuan warga sipil terjebak di tengah konflik tanpa akses memadai ke kebutuhan dasar seperti makanan, air, dan layanan medis.

Sementara itu, Hamas bersikeras bahwa gencatan senjata hanya mungkin terjadi jika Israel menyetujui pembebasan sejumlah tahanan Palestina. Permintaan ini menjadi salah satu poin utama yang memperlambat tercapainya kesepakatan.

Netanyahu menghadapi tekanan domestik yang besar dari keluarga sandera di Israel yang menuntut pemerintah segera mengambil langkah untuk membawa pulang para sandera. Namun, pemerintahannya juga harus mempertimbangkan dampak politik dari setiap konsesi yang diberikan kepada Hamas.

Para mediator internasional berharap bahwa upaya diplomasi ini dapat mengakhiri kekerasan yang telah berlangsung lebih dari satu tahun. Meski begitu, skeptisisme tetap tinggi mengingat kegagalan kesepakatan sebelumnya yang sering kali hanya berujung pada eskalasi baru.

Bagi warga Gaza, situasi ini semakin menegaskan kenyataan pahit kehidupan di bawah pengepungan dan serangan yang terus berlangsung. Banyak dari mereka kehilangan tempat tinggal dan keluarga akibat serangan yang tidak kunjung berhenti.

Dengan meningkatnya tekanan internasional terhadap Israel dan Hamas, harapan akan tercapainya kesepakatan gencatan senjata tetap ada. Namun, waktu terus berjalan, dan korban terus berjatuhan, menjadikan setiap hari tanpa kesepakatan sebagai tragedi baru bagi warga sipil.

Jika kesepakatan dapat tercapai, hal ini tidak hanya menjadi langkah menuju perdamaian sementara, tetapi juga memberikan harapan baru bagi upaya diplomasi untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung puluhan tahun. [] Nazafarin Hatun 

Posting Komentar untuk "Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas Masih Dibahas, Korban di Gaza Terus Bertambah"