Netanyahu Bermaksud Mengkhianati Gencatan Senjata
Oleh: Chandra Purna Irawan (Ketua IMLA/International Muslim Lawyers Alliance)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan pada hari Sabtu bahwa kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza dengan Hamas, yang berlaku pada hari Minggu, 19 Januari 2025, akan menjadi kesepakatan "sementara". Dalam sebuah pernyataan, Netanyahu mengklaim bahwa Presiden AS Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump memberi Israel hak untuk melanjutkan serangan jika fase berikutnya dari kesepakatan dengan kelompok perlawanan Palestina Hamas tidak terwujud.
Dalam koalisi pemerintahan netanyahu terjadi perpecahan yaitu partai dan pejabat negara yang tidak setujui terhadap gencatan senjata memilih untuk mengundurkan diri dari koalisi pemerintah.
Ben Gvir, mengumumkan bahwa partainya, Otzma Yehudit, akan keluar dari pemerintahan koalisi jika kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi baru-baru ini dengan Hamas disetujui.
Menteri Keuangan Israel sayap kanan Bezalel Smotrich pada Minggu mengancam akan menggulingkan pemerintah jika tidak menduduki Jalur Gaza. Menteri ekstremis itu menyebut kesepakatan gencatan senjata Gaza sebagai "kesalahan yang sangat serius" dan "menyerah pada Hamas."
Gencatan senjata ini bagi mereka adalah aib, menunjukkan kepada dunia bahwa mereka tidak dapat memusnahkan kelompok perlawanan (red Hamas), dan tidak dapat membebaskan sandera yang berada di Utara Gaza, padahal utara Gaza berada dalam serangan yang parah dan dibawah kendali mereka.
Terlepas dari hal tersebut diatas, sejak awal kami meragukan komitmen Israel terhadap “perjanjian gencatan senjata “ tersebut karena mengingat mereka adalah orang-orang yang sering melanggar perjanjian, dan telah melanggarnya sebelumnya dan akan melakukannya setelahnya, terlebih lagi karena mereka tidak menemukan penguasa suatu negara yang berani menghalangi jalan mereka? Bukankah pelanggaran mereka terhadap perjanjian merupakan karakteristik yang melekat pada diri mereka sebelum dan sesudahnya, yang mereka terapkan di mana pun mereka tinggal? Ini adalah situasi mereka di Lebanon setelah menandatangani perjanjian mereka pada 27/11/2024, dan pelanggaran mereka, dan ini adalah situasi mereka di Suriah dalam melanggar Perjanjian 1974, dan mereka bahkan meningkatkan agresi dan pendudukan mereka di Golan? Israel adalah orang-orang yang suka memfitnah, berkhianat atas perjanjian dan jahat.
Sampai saat ini DK PBB sedikitnya telah menerbitkan 239 resolusi dan Majelis Umum telah menerbitkan 997 resolusi terkait Palestina-Israel. Tidak ada satupun resolusi tersebut ditaati, apalagi gencatan senjata yang akan merugikan mereka.
Demikian.
Posting Komentar untuk "Netanyahu Bermaksud Mengkhianati Gencatan Senjata "