Refleksi dan Outlook PKAD, Pengamat Politik: “Politik Saling Sandera dan Jangan Salah Kelola Negara yang Bikin Indonesia Cemas”
PKAD—“Indonesia semakin hari ini semakin menarik. Maksudnya ditarik ke sana ditarik ke sini,”buka Agus Kiswantono pada “Refleksi 2024 dan Outlook 2025 Pusat Kajian dan Analisis Data, Rabu (01/01/2025).
Agus menguraikan bahwa refleksi adalah hasil dari apa yang telah dilakukan. Kemudian dipantulkan untuk ke depan. Jadi Indonesia ini kan ada aura negatif dan aura positif. Berkaitan mengawali masuk transisi ada yang merasa terdzalimi, sehingga muncul tangisan bawang bombai. Sampai-sampai terjadi penyimpanan data di Rusia pada peristiwa bongkar dosa penguasa.
“Saya pikir kurang jauh. Mending di kutub utara. Kalau menurut Pak lawyer ini ya dua alat bukti. Satunya di Kutub Utara dan satunya di kutub selatan. Sehingga KPK akan kesulitan,”kelakar Agus yang juga Analis Senior Politik di PKAD.
“Lima tahun ke depan bagi yang pemenang dengan anggaran 108 triliun pada hajatan nasional kemarin itu akan cerah, bagi yang sepuluh tahun sudah berkuasa dengan anggaran kekuatan kekuasaannya. Selama 10 tahun itu kalau tidak amanah maka akan terserandera dan akan menjadi ketakutan yang membabi buta,”ungkapnya.
Agus juga menilai prolegnas seperti undang-undang Cilaka yang prosesnya kontroversial. Dia mengaitkan kalau di makanan ada junk food, maka undang-undang juga ada yang junk food. UU fast track dan sistem kebut semalam.
“Jadinya UU diprotes berkali-kali, berjilid-jilid sampai rakyat turun ke jalan. Korbannya juga luar biasa banyaknya. Mereka yang berkuasa menggerakan seluruh sarana dan prasarana yang tidak ada yang mampu menghadang dan menghalangi,”sambung Agus.
Jadi, lanjut Agus, betapa arogansinya saat itu (undang-undang) jadi. Sehingga di sini citra politik adalah bagian dari aktivitas politik. Seperti UU Ormas, tidak ada angin dan tidak ada hujan tiba-tiba UU Ormas untuk membuat ketakutan.
“Oleh karena itu untuk merefleksikan sehingga nanti mampu memproyeksikan di 2025 sebenarnya dari angka-angka statistik yang muncul. Apalagi kalau kita kaitkan dengan metodologi ya untuk memproyeksikan. Apakah sebenarnya Indonesia ke depan baik-baik saja ataukah lagi panas dingin? Atau tersandera dengan beragam kebijakan dan kepentingan?”tandasnya.
Kemudian Agus menambahkan kondisi masyarakat sudah sedemikian menjerit. Terdapat fenomena sekarang terjadi di Indonesia bukan lagi ditutupi. Termasuk pelimpahan masalah ke pemerintahan baru yang harus distop.
“Indonesia ini kan sebenarnya gemarialoh jinawi jadi Zamrud Kathulistiwa. Oleh karena yang kurang di Indonesia adalah penurunan permasalahan. Saling sandera menyandera. Politik kekuasaan ke depan untuk meraih kekuasaan 5 tahun ke depan. Juga keuangan yang maha kuasa,”beber Agus.
Agus mendorong umat Islam memiliki kontribusi. Karenanya harus mampu mewarnai jangan sampai ditentukan oleh partai politik. Umat ini harus menambah keberkahan zamrud khatulistiwa manakala mengimplementasikan keyakinan untuk amal perbuatannya.
“Kalau ulama kemudian ormas-ormas Islam ingin berkontribusi kepada Indonesia dengan menawarkan konsep Indonesia berkah dengan Syariah. Insyaallah ini jadi solusi,”serunya.
“Oleh karena itu jangan salah mengelola negara dengan kebijakan politik. Jangan sampai itu meresakan jadi cemas bukan malah jadi Indonesia emas,”ungkap Agus sembari mengingatkan penguasa sekarang.
Acara berlangsung meriah dan mendapatkan sambutan sebagai bentuk pencerahan publik.[]
Posting Komentar untuk "Refleksi dan Outlook PKAD, Pengamat Politik: “Politik Saling Sandera dan Jangan Salah Kelola Negara yang Bikin Indonesia Cemas”"