Takhta Mereka Terancam, Tapi Mereka Tak Peduli dengan Perang Genosida!

 



Yordania, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Otoritas Palestina, dan Liga Arab secara tegas mengecam peta yang dibagikan melalui akun resmi rezim Zionis pada Selasa dan Rabu lalu. Peta-peta itu menunjukkan wilayah Palestina yang diduduki, serta beberapa wilayah Yordania, Lebanon, dan Suriah sebagai bagian dari entitas Zionis. Dalam kecaman mereka, dua isu utama diangkat:

Pertama, serangan terhadap kedaulatan negara mereka dan proyek pembentukan negara Palestina. Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, dalam pernyataannya pada Rabu, menyatakan, “Klaim-klaim ekstrem semacam ini menunjukkan niat rezim pendudukan untuk melegitimasi pendudukan, menyerang secara terang-terangan kedaulatan negara-negara, serta melanggar hukum dan norma internasional.” Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab menegaskan perlunya menghentikan praktik-praktik ilegal yang mengancam solusi dua negara dan pendirian negara Palestina yang merdeka.

Kedua, kekhawatiran akan “provokasi ekstremisme di kawasan.” Dalam konteks ini, Abu Al-Ghait memperingatkan, “Ketidakpedulian masyarakat internasional terhadap publikasi provokatif dan pernyataan tidak bertanggung jawab ini dapat memicu peningkatan ekstremisme di semua pihak.” Para pemimpin ini khawatir bahwa mimpi perluasan Zionis yang terinspirasi dari Taurat atau reaksi umat Islam terhadap provokasi baru ini dapat menggoyahkan takhta mereka dan mengakhiri kekuasaan mereka.

Namun, mereka tidak terganggu sedikit pun oleh perang genosida yang telah dilakukan entitas Zionis di Gaza selama lebih dari 15 bulan. Pembantaian yang telah menewaskan atau melukai lebih dari 150 ribu anak-anak, wanita, dan lansia tidak menjadi perhatian mereka. Gambar anak-anak yang mati kelaparan dan kedinginan, mayat-mayat yang dimakan anjing liar di jalanan, rumah, sekolah, dan masjid yang hancur di Gaza tidak menyentuh hati mereka. Semua itu tidak membuat mereka resah, kecuali ketika takhta mereka terancam.

Seandainya kekhawatiran dan kecaman mereka disertai seruan untuk menggerakkan umat dan tentaranya guna menghadapi rencana dan ambisi Zionis, mungkin ada harapan bahwa kesombongan Zionis akhirnya akan dihentikan. Namun, kecaman mereka selalu diiringi dengan tindakan yang justru memperkuat kejahatan dan menyerahkan lebih banyak wilayah Palestina. Mereka kembali meminta bantuan kepada sistem internasional yang sejak awal membantu pendirian entitas Zionis di tanah suci Palestina. Bahkan, mereka kembali menggaungkan solusi negara Palestina yang melibatkan penyerahan sebagian wilayah kepada Zionis.

Para pemimpin ini adalah agen kolonial di antara kita, dan mereka adalah sekutu dari musuh kita, Zionis. Meskipun mereka tidak segan-segan melayani Zionis, kekuatan kolonial memperlakukan mereka seperti seorang tuan terhadap budaknya: memberi mereka cukup untuk bertahan hidup, tetapi akan membuang mereka ketika mereka melemah atau tidak lagi berguna. Contoh terbaru adalah Bashar Al-Assad. Oleh karena itu, ketika mereka merasa akan dikorbankan, mereka mulai gemetar ketakutan. Jika mereka bijak, mereka akan menyadari kenyataan ini, bertobat kepada Tuhan mereka, dan melepaskan diri dari perbudakan kolonial. Tetapi di mana kebijaksanaan itu? Mereka telah dididik untuk berkhianat sejak kecil!

Umat Islam harus mengambil kendali kembali, menyingkirkan para pemimpin ini, dan menggantinya dengan seorang Khalifah Rasyid yang akan memimpin umat menuju kemerdekaan dan kehormatan. Khalifah ini akan membebaskan umat dari Zionis, mimpi mereka yang berbasis Taurat, serta ambisi dan kejahatan kolonialisme, mengembalikan umat Islam sebagai umat yang merdeka dan bermartabat.

"Dan pada hari itu orang-orang Mukmin akan bergembira dengan pertolongan Allah."
(QS. Ar-Rum: 4)

Hizb-ut Tahrir
Kantor Media Pusat

Posting Komentar untuk "Takhta Mereka Terancam, Tapi Mereka Tak Peduli dengan Perang Genosida!"