Bencana Greenland dan Kebijakan Amerika terhadap Ukraina Menunjukkan Rapuhnya Aliansi Barat
Bismillahirrahmanirrahim
Orang-orang Eropa juga memandang tindakan Amerika terhadap Ukraina sebagai tanda dari kemunduran aliansi yang telah berlangsung selama 80 tahun dan ketergantungan pada Amerika, sementara mereka berada dalam posisi lemah dalam hal NATO dan keamanan Eropa secara keseluruhan terhadap Rusia.
Setelah 80 tahun bergantung pada jaminan keamanan dan kerja sama dari Amerika, Denmark dan negara-negara Eropa lainnya merasa kecewa. Mereka mengungkapkan keinginan untuk menjadi mandiri dari Amerika dalam urusan militer dan keamanan, namun merasa tidak mampu melakukannya secara efektif. Oleh karena itu, mereka masih merasa perlu mempertahankan hubungan aliansi dengan Amerika.
Kebijakan terbaru Amerika yang mencakup usulan untuk menguasai Greenland dan sumber dayanya, serta apa yang dianggap oleh banyak orang Eropa sebagai kekecewaan terhadap Ukraina, telah menyebabkan masyarakat Denmark biasa memboikot produk dan layanan Amerika.
Eropa kesulitan karena ketidakmampuannya untuk bersatu secara militer dan keamanan, dan mereka merasa terhina dalam menghadapi ancaman Rusia serta tuntutan Amerika agar berkontribusi lebih besar dalam NATO.
Peristiwa-peristiwa terakhir ini merupakan tanda-tanda lemahnya sistem internasional dan rapuhnya aliansi-aliansi yang dibentuk berdasarkan kepentingan dan hawa nafsu pemerintahan Amerika. Apa yang disebut sebagai dunia bebas dan kepemimpinan kapitalis Amerika sejatinya adalah kepemimpinan yang rusak dan tidak layak untuk memimpin umat manusia.
Dalam kekosongan kepemimpinan global ini, hanya umat Muhammad ﷺ yang memiliki prinsip sejati untuk memimpin dunia melalui Khilafah Rasyidah ala minhaj kenabian, sebagai ganti dari sistem dunia yang digerakkan oleh kepentingan materi, eksploitasi bangsa-bangsa, dan konflik di antara mereka.
Posting Komentar untuk "Bencana Greenland dan Kebijakan Amerika terhadap Ukraina Menunjukkan Rapuhnya Aliansi Barat"