Penduduk Gaza di Antara Api Penjajahan dan Parit Para Tiran! Bagaimana Bantuan Dijarah dan Penderitaan Dieksploitasi?

 



Gaza selalu menjadi benteng keteguhan, simbol kehormatan, dan duri di tenggorokan penjajah, meski dihimpit oleh blokade, kelaparan, dan kehancuran, meski diterpa serangan dan pengeboman, meski ditinggalkan oleh kerabat dekat sebelum yang jauh. Namun, musibah semakin besar ketika tetangga dan saudaramu yang seharusnya menjadi penolong, justru berubah menjadi pedagang darah, yang menjadikan gerbang keselamatan sebagai ladang dolar dan menjadikan bantuan kemanusiaan sebagai jalan menuju kekayaan haram.

Sejak dimulainya agresi terakhir Yahudi terhadap Gaza, pandangan tertuju ke selatan, ke arah Mesir, dengan harapan bahwa pintu-pintu akan dibuka untuk bantuan dan rintangan akan diangkat bagi mereka yang ingin mencari pengobatan atau keselamatan. Namun kenyataannya jauh lebih menyakitkan dari imajinasi.

Tembok Keserakahan di Perbatasan Gaza:

Begitu kaki menginjak Gerbang Rafah dari sisi Mesir, engkau akan berhadapan dengan jaringan eksploitasi yang terorganisir, dijalankan dengan perlindungan keamanan, dan dioperasikan oleh tangan-tangan bisnis yang terhubung dengan rezim. Di barisan terdepan berdirilah Ibrahim al-‘Arjani, seorang pengusaha yang dikenal dekat dengan aparat negara, yang kini namanya menjadi simbol penjarahan sistematis dengan label “Perusahaan Hala”.

Al-‘Arjani dan para mitranya menetapkan biaya selangit bagi penduduk Gaza yang ingin keluar dari neraka perang, dalam banyak kasus mencapai lima ribu dolar per orang, tanpa layanan nyata atau kemudahan yang berarti. Ironisnya, angka-angka fantastis itu dibayar dalam kondisi kemanusiaan yang sangat tragis, oleh orang-orang yang telah kehilangan segalanya kecuali nyawa, yang terpaksa menggadaikan sisa harapan mereka demi menyelamatkan anak-anak atau mengobati luka-luka.

Adapun truk-truk bantuan, yang seharusnya sarat dengan makanan dan obat-obatan untuk menghadapi kelaparan dan penyakit, telah berubah menjadi transaksi dagang yang menjijikkan. Lembaga-lembaga kemanusiaan, baik internasional maupun lokal, diminta membayar ribuan dolar untuk setiap truk. Bahkan, beberapa pihak dipaksa memberi upeti langsung kepada aparat keamanan Mesir, antara 5000, 10000 hingga 20000 dolar per truk, demi mendapatkan izin melintas!

Keji macam apa ini?! Dan rezim macam apa yang menjarah obat untuk korban luka dan makanan anak-anak?!

Itu adalah rezim Sisi, yang pernah menggilas rakyat Mesir dengan kendaraan lapis baja di Rab’ah dan Nahdhah, serta mengangkut mayat mereka dengan buldoser tanpa setitik pun rasa iba. Maka tidak mengherankan jika ia memperlakukan penduduk Gaza seperti ini.

Praktik-praktik ini bukanlah pengecualian atau pelanggaran individual, melainkan hasil dari kapitalisme penguasa dan bagian dari struktur politik yang korup, yang melihat setiap tragedi sebagai peluang bisnis, dan setiap musibah sebagai ladang keuntungan—meskipun harus menumpahkan darah. Al-‘Arjani hanyalah wajah dari bisnis ini, yang dijalankan atas nama rezim Mesir yang telah memberkahi eksploitasi ini, membukakan jalan, memberikan dukungan keamanan dan logistik, bahkan memberikan hak eksklusif dalam koordinasi.

Dan mari kita bicara terus terang: rezim Mesir tidak bergerak tanpa komando. Ia menjalankan instruksi dari tuan-tuan mereka di Washington dan Tel Aviv, yang melihatnya sebagai penjaga gerbang yang ideal—mencegah masuknya senjata, memperlambat bantuan, dan memantau setiap hembusan napas. Ia adalah mitra penuh dalam blokade, meskipun memakai jubah “penengah” yang kotor.

Gaza di Antara Palu Penjajahan dan Landasan Rezim Pengkhianat:

Wahai Umat Islam, apa yang terjadi di Gaza bukan sekadar blokade, melainkan pengkhianatan yang sempurna. Anak-anak Gaza dibunuh dengan roket dan bom, dan yang selamat dari ledakan, dibiarkan mati kelaparan atau diperas di perbatasan Mesir. Alangkah hinanya mereka yang mengaku sebagai “saudara”, namun merampas harta orang-orang malang sebagai harga untuk sepotong nyawa atau butir obat!

Apa salah penduduk Gaza? Bukankah mereka bagian dari kalian?! Bukankah Gaza adalah bagian dari negeri kaum Muslimin?! Bukankah mengangkat blokade atas mereka adalah kewajiban yang terpikul di pundak kalian?! Maka mengapa kebutuhan mereka dieksploitasi dan penderitaan mereka dijadikan komoditas?! Bukankah seharusnya gerbang dibuka tanpa syarat?! Mengapa gerbang-gerbang itu ditutup di hadapan mereka, lalu dibuka demi segepok dolar?!

Bencana ini adalah cerminan dari sistem kapitalisme, yang tidak mengenal nilai manusia kecuali apa yang dimilikinya. Dalam sistem ini, darah tidak ada harganya, kehormatan tidak ada nilainya, dan kemiskinan tidak berarti. Pemerintah bekerja untuk korporasi, perbatasan terbuka bagi yang membayar, dan tertutup bagi yang tertindas.

Apa yang dilakukan rezim Mesir adalah implementasi langsung dari perintah Barat kolonialis, yang takut jika Gaza bangkit, Palestina merdeka, atau umat ini bergerak untuk membela mereka. Maka mereka kepung Gaza, tutup perbatasan, rampas bantuan, hingga tekad rakyat patah dan mereka dipaksa menerima kekalahan.

Wahai rakyat Mesir, wahai anak-anak Kinanah:

Apa yang dilakukan atas nama kalian di perbatasan Gaza adalah noda dalam sejarah kalian yang akan tercatat selamanya. Janganlah kalian menjadi bahan bakar kezaliman ini. Jangan diam atas eksploitasi yang dilakukan rezim atas penderitaan saudara-saudara kalian. Buka mata terhadap pengkhianatan ini.

Wahai kaum Muslimin:

Jangan biarkan Gaza sendirian. Jangan izinkan kelemahannya dimanfaatkan. Jangan rela Sisi dan para sekutunya menjadi penjaga atas darah kalian. Berjuanglah agar kalian kembali menjadi satu umat, yang diperintah dengan hukum Allah, membebaskan negeri-negeri kalian, dan menolong penduduknya. Gaza tidak menunggu belas kasihan, tapi menunggu bala tentara yang menolongnya, membebaskannya, dan mengembalikan kehormatannya.

Kami di Hizbut Tahrir menyampaikan solusi mendasar dengan jelas: menegakkan Khilafah Rasyidah ala Minhaj Kenabian; negara yang mempersatukan kaum Muslim dari Indonesia hingga Maroko, menghapus batas-batas palsu yang digambar oleh Barat, dan membebaskan Palestina serta seluruh negeri kaum Muslimin yang terjajah.

“Dan janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata-mata terbelalak.”
(QS. Ibrahim: 42)

Ditulis oleh: Ustadz Mahmud Al-Laithy
Anggota Kantor Media Hizbut Tahrir Wilayah Mesir


Posting Komentar untuk "Penduduk Gaza di Antara Api Penjajahan dan Parit Para Tiran! Bagaimana Bantuan Dijarah dan Penderitaan Dieksploitasi?"