Terungkap Ada 14.000 Milisi Syiah Hizbullat Lebanon di Suriah, Rezim Menggantikan Para Penembak Jitu dengan Milisi Hizbullat untuk Menggempur Warga
Sebagian kaum Muslim menganggap bahwa milisi Hizbullah Lebanon
sebagai milisi hebat yang bersama dengan Palestina melawan Israel.
Namun, revolusi Suriah yang diberkahi hari ini telah menyingkap segala
kepalsuan mereka beserta sekutu-sekutunya. Alih-alih mengarahkan moncong
senjata kepada para tentara Israel atau meluncurkan roket ke Israel,
ribuan milisi Hizbullat malah terlibat bersama pasukan rezim untuk
mempertahankan rezim yang kian rapuh dalam menghancurkan kaum Muslim di
Suriah.
Beberapa kota di Suriah, baru-baru ini salah satu diantaranya Kota
Homs, pusat perlawanan warga terhadap Basyar al-Assad setelah dikepung
400 hari, kini digempur habis-habisan dengan roktet dan senjata berat.
Serangan selama berhari-hari menjelang bulan suci Ramadhan hingga awal
Ramadhan tersebut telah menghancurkan bangunan-bangunan, termasuk masjid
tempat ibadah sholat kaum Muslim.
Tahukah anda pihak yang menggempur kota panglima besar militer umat Islam, Khalid bin Walid tersebut ternyata bukan hanya para tentara rezim ba'ath Suriah saja, tetapi juga didukung pasukan syiah Hizbullah Lebanon. Sekitar 14 ribu para milisi Hizbullah ikut terlibat untuk melakukan pembunuhan terhadap kaum Muslim, di mana rezim menempatkan mereka sebagai para penembak jitu.
Baru-baru ini terungkap seorang perwira senior di dinas intelijen Suriah mengabarkan saat ini jumlah milisi milik Hizbullah (baca Hizbullat) Lebanon di Suriah berjumlah sekitar 14 ribu milisi yang menyebar di berbagai kota. Para milisi Hizbullat tersebut tersebar diantaranya: di Damaskus serta pedesaannya berjumlah 4500 milisi, Homs dan pedesaannya berjumlah 5000 milisi, Aleppo dan pedesaannya berjumlah 3500 milisi, dan Daraa dan pedesaannya berjumlah 1000 milisi.
Para milisi tersebut ditempatkan untuk menggantikan para penembak jitu yang siap menembaki penduduk dan siapa saja yang melawan Bashar Al-Assad. Penggunaan para penembak jitu dari Hizbullat melebihi jumlah rezim ini dilakukan untuk menghindari korban dari mereka. Para penembak jitu tersebut memiliki komitmen atas perintah komandan mereka. Penggunaan penembak jitu dari Hizbullat ini pertama kali dilakukan di kota Aleppo pada musim panas lalu.
Namun demikian, bertahannya kota Darya atas kekuatan rezim terpaksa mendatangkan pasukan milisi Hizbullat untuk menyelesaikan pertempuran Darya yang mulai mengirimkan para milisinya dengan dalih membela tempat-tempat suci mereka.
Dengan robohnya pasukan rezim harus menutupi jumlah kekurangan dalam jajaran mereka, terutama karena kehilangan pasukan elit rezim yang sering terjadi dalam pertempuran besar dan sengit.
Sumber yang sama menyebutkan jumlah korban tewas dari jajaran syiah Hizbullat tersebut di Suriah telah mencapai 1092 orang terbunuh hingga 18 Juni lalu di berbagai front, sebagian besar dari mereka tewas dalam pertempuran jarak dekat. Baru-baru ini 200 milisi Syiah di Lebanon tewas di kota Homs setelah berusaha menggempur kota terkepung Homs, kota pusat kaum revolusioner.
Kerjasama antara rezim Suriah dan Hizbullat Lebanon, perwira intelijen Suriah yang tidak disebut namanya karena alasan sistem keamanan, berbicara bahwa rezim telah diberikan sejak beberapa tahun terakhir berbagai jenis roket jarak pendek dan jarak panjang.
Pihak yang bertanggungjawab untuk mempersenjati Hizbullat itu adalah Brigadir Jenderal Mohammad Sulaiman sebelum dibunuh secara misterius di kota kelahirannya Tartous, beberapa bulan lalu untuk menghidupkan dokumen kepada Brigadir Bassam Hasan sepengetahuan dan persetujuan Mayor Jenderal Jamil Hassan, kepela Intelijen Angkatan Udara.
Pada bulan Maret 2013, pihak Pimpinan Gabungan Tentara Pembebasan Suriah telah memperingatkan tentang keterlibatan syiah Hizbullat ini. "Lebanon sedang mempersiapkan untuk mengirim sejumlah 4000 - 5000 milisi ke wilayah Suriah di kawasan Homs selama beberapa hari ke depan".
Tentara Pembebasan Suriah menegaskan bahwa selama 3 bulan terakhir, "Hizbullat" telah melakukan operasi dan pembersihan sektarian di beberapa desa perbatasan membakar rumah-rumah, dan ribuan orang mengungsi.
Keberadaan pasukan Hizbullat di bumi Suriah diakui sendiri oleh pemimpin Hizbullat. Press TV, sebuah jaringan berita milik Syiah Iran, melaporkan Sekretaris Jenderal Hizbullat Hassan Nashrallah mengatakan kehadiran gerakan perlawanan Lebanon di Suriah bertujuan membela rakyat Suriah dan Lebanon melawan para ekstrimis.
Sama halnya dengan media milik rezim, untuk membohongi publik, rezim penguasa beserta sekutu dan jaringan-jaringannya melabeli para pejuang yang berdiri bersama rakyat melawan kediktator Bashar al-Assad sebagai "ekstrimis" atau "teroris". Cara yang sama seperti yang dilakukan oleh Penjajah Amerika Serikat terhadap para pejuang Islam di negeri-negeri yang tengah dijajah oleh negara penjajah tersebut.
Namun, bagi siapa pun yang memiliki akal jernih serta membuka mata dan pikirannya akan semakin terang tentang apa yang sesungguhnya terjadi di bumi Syam. Mereka akan melihat bagaimana kegigihan penduduk Syam untuk mengembalikan Syam sebagai jantung Khilafah. Ini sangat tampak dalam yel-yel mereka, "tidak akan tunduk selain kepada Allah" atau "masyarakat ingin khilafah sekali lagi" [baca: Video Yang Menggentarkan Kaum Sekuler: Bendera Raksasa Al-Liwa Rasulullah Berkibar Mengangkasa di Bumi Syam [video]].
Sementara orang-orang yang diorbitkan oleh Barat di luar negeri yang berusaha membajak revolusi yang diberkahi tersebut tidak sedikit pun mendapat dukungan dari rakyat di tanah Syam. Justru mereka yang bekerja di luar negeri hanya untuk memuluskan keinginan Amerika Serikat yang sudah mulai meninggalkan Assad setelah bertahun-tahun menjaganya. Mereka didukung oleh negeri-negeri yang telah lama menjadi antek-antek Barat, seperti Qatar, Arab Saudi dan Turki serta Rusia dan China.
Sementara di bumi Syam, hingga hari ini kaum Muslim terus bertahan menghadapi bombardir rezim. Sejak beberapa hari menjelang Ramadhan hingga hari ini, pasukan-pasukan milisi Hizbullah bersama-sama pasukan rezim meluncurkan rudal-rudal mereka membombardir kota Homs, termasuk menghancurkan masjid-masjid, diantaranya Masjid Shahabat Nabi Saw., Masjid Khalid bin Walid, perwira militer besar dalam sejarah umat Islam [baca: Ya Allah, Jelang Ramadhan Tahun Ini Rezim Syiah Suriah dan Sekutunya Gempur Masjid Shahabat Nabi, Khalid bin Walid di Homs Terkepung [video]].
Kondisi Masjid yang bersejarah tersebut hancur, puing-puing bangunan berserakatan, termasuk kitab suci Al-Quran pun ikut terbakar akibat serangan rudal rezim dan sekutu-sekutunya. Dalam kondisi demikian, dapat dimengerti bagaimana para pemuda Muslim Suriah berusaha untuk tetap bertahan menyelamatkan jiwa, anak-anak, pperempuan, masjid, serta setiap warga yang setiap saat siap digempur rudah oleh sang rezim.
Demikianlah kondisi apa yang tengah terjadi di bumi Syam telah membuka kedok yang selama ini tertutupi. Semua klaim pembelaan Suriah, Iran, dan Hizbullat Lebanon terhadap Palestina hanya retorika semata. Hari ini, moncong-moncong senjata serta rudal-rudal tersebut tidak diarahkan kepada Israel, melainkan kepada kaum Muslim di Bumi Syam, negeri yang diberkahi.
Sudah saatnya umat bahu membahu untuk bersegera melanjutkan kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah Islamiyyah yang akan membebaskan negeri-negeri Muslim dari cengkraman para diktator tiran serta menyatukan umat di seluruh penjuru dunia. Inilah yang ditakuti Amerika Serikat beserta para penjaganya. Insya Allah, semakin dekat!
Tahukah anda pihak yang menggempur kota panglima besar militer umat Islam, Khalid bin Walid tersebut ternyata bukan hanya para tentara rezim ba'ath Suriah saja, tetapi juga didukung pasukan syiah Hizbullah Lebanon. Sekitar 14 ribu para milisi Hizbullah ikut terlibat untuk melakukan pembunuhan terhadap kaum Muslim, di mana rezim menempatkan mereka sebagai para penembak jitu.
Baru-baru ini terungkap seorang perwira senior di dinas intelijen Suriah mengabarkan saat ini jumlah milisi milik Hizbullah (baca Hizbullat) Lebanon di Suriah berjumlah sekitar 14 ribu milisi yang menyebar di berbagai kota. Para milisi Hizbullat tersebut tersebar diantaranya: di Damaskus serta pedesaannya berjumlah 4500 milisi, Homs dan pedesaannya berjumlah 5000 milisi, Aleppo dan pedesaannya berjumlah 3500 milisi, dan Daraa dan pedesaannya berjumlah 1000 milisi.
Para milisi tersebut ditempatkan untuk menggantikan para penembak jitu yang siap menembaki penduduk dan siapa saja yang melawan Bashar Al-Assad. Penggunaan para penembak jitu dari Hizbullat melebihi jumlah rezim ini dilakukan untuk menghindari korban dari mereka. Para penembak jitu tersebut memiliki komitmen atas perintah komandan mereka. Penggunaan penembak jitu dari Hizbullat ini pertama kali dilakukan di kota Aleppo pada musim panas lalu.
Namun demikian, bertahannya kota Darya atas kekuatan rezim terpaksa mendatangkan pasukan milisi Hizbullat untuk menyelesaikan pertempuran Darya yang mulai mengirimkan para milisinya dengan dalih membela tempat-tempat suci mereka.
Dengan robohnya pasukan rezim harus menutupi jumlah kekurangan dalam jajaran mereka, terutama karena kehilangan pasukan elit rezim yang sering terjadi dalam pertempuran besar dan sengit.
Sumber yang sama menyebutkan jumlah korban tewas dari jajaran syiah Hizbullat tersebut di Suriah telah mencapai 1092 orang terbunuh hingga 18 Juni lalu di berbagai front, sebagian besar dari mereka tewas dalam pertempuran jarak dekat. Baru-baru ini 200 milisi Syiah di Lebanon tewas di kota Homs setelah berusaha menggempur kota terkepung Homs, kota pusat kaum revolusioner.
Kerjasama antara rezim Suriah dan Hizbullat Lebanon, perwira intelijen Suriah yang tidak disebut namanya karena alasan sistem keamanan, berbicara bahwa rezim telah diberikan sejak beberapa tahun terakhir berbagai jenis roket jarak pendek dan jarak panjang.
Pihak yang bertanggungjawab untuk mempersenjati Hizbullat itu adalah Brigadir Jenderal Mohammad Sulaiman sebelum dibunuh secara misterius di kota kelahirannya Tartous, beberapa bulan lalu untuk menghidupkan dokumen kepada Brigadir Bassam Hasan sepengetahuan dan persetujuan Mayor Jenderal Jamil Hassan, kepela Intelijen Angkatan Udara.
Pada bulan Maret 2013, pihak Pimpinan Gabungan Tentara Pembebasan Suriah telah memperingatkan tentang keterlibatan syiah Hizbullat ini. "Lebanon sedang mempersiapkan untuk mengirim sejumlah 4000 - 5000 milisi ke wilayah Suriah di kawasan Homs selama beberapa hari ke depan".
Tentara Pembebasan Suriah menegaskan bahwa selama 3 bulan terakhir, "Hizbullat" telah melakukan operasi dan pembersihan sektarian di beberapa desa perbatasan membakar rumah-rumah, dan ribuan orang mengungsi.
Keberadaan pasukan Hizbullat di bumi Suriah diakui sendiri oleh pemimpin Hizbullat. Press TV, sebuah jaringan berita milik Syiah Iran, melaporkan Sekretaris Jenderal Hizbullat Hassan Nashrallah mengatakan kehadiran gerakan perlawanan Lebanon di Suriah bertujuan membela rakyat Suriah dan Lebanon melawan para ekstrimis.
Sama halnya dengan media milik rezim, untuk membohongi publik, rezim penguasa beserta sekutu dan jaringan-jaringannya melabeli para pejuang yang berdiri bersama rakyat melawan kediktator Bashar al-Assad sebagai "ekstrimis" atau "teroris". Cara yang sama seperti yang dilakukan oleh Penjajah Amerika Serikat terhadap para pejuang Islam di negeri-negeri yang tengah dijajah oleh negara penjajah tersebut.
Namun, bagi siapa pun yang memiliki akal jernih serta membuka mata dan pikirannya akan semakin terang tentang apa yang sesungguhnya terjadi di bumi Syam. Mereka akan melihat bagaimana kegigihan penduduk Syam untuk mengembalikan Syam sebagai jantung Khilafah. Ini sangat tampak dalam yel-yel mereka, "tidak akan tunduk selain kepada Allah" atau "masyarakat ingin khilafah sekali lagi" [baca: Video Yang Menggentarkan Kaum Sekuler: Bendera Raksasa Al-Liwa Rasulullah Berkibar Mengangkasa di Bumi Syam [video]].
Sementara orang-orang yang diorbitkan oleh Barat di luar negeri yang berusaha membajak revolusi yang diberkahi tersebut tidak sedikit pun mendapat dukungan dari rakyat di tanah Syam. Justru mereka yang bekerja di luar negeri hanya untuk memuluskan keinginan Amerika Serikat yang sudah mulai meninggalkan Assad setelah bertahun-tahun menjaganya. Mereka didukung oleh negeri-negeri yang telah lama menjadi antek-antek Barat, seperti Qatar, Arab Saudi dan Turki serta Rusia dan China.
Sementara di bumi Syam, hingga hari ini kaum Muslim terus bertahan menghadapi bombardir rezim. Sejak beberapa hari menjelang Ramadhan hingga hari ini, pasukan-pasukan milisi Hizbullah bersama-sama pasukan rezim meluncurkan rudal-rudal mereka membombardir kota Homs, termasuk menghancurkan masjid-masjid, diantaranya Masjid Shahabat Nabi Saw., Masjid Khalid bin Walid, perwira militer besar dalam sejarah umat Islam [baca: Ya Allah, Jelang Ramadhan Tahun Ini Rezim Syiah Suriah dan Sekutunya Gempur Masjid Shahabat Nabi, Khalid bin Walid di Homs Terkepung [video]].
Kondisi Masjid yang bersejarah tersebut hancur, puing-puing bangunan berserakatan, termasuk kitab suci Al-Quran pun ikut terbakar akibat serangan rudal rezim dan sekutu-sekutunya. Dalam kondisi demikian, dapat dimengerti bagaimana para pemuda Muslim Suriah berusaha untuk tetap bertahan menyelamatkan jiwa, anak-anak, pperempuan, masjid, serta setiap warga yang setiap saat siap digempur rudah oleh sang rezim.
Demikianlah kondisi apa yang tengah terjadi di bumi Syam telah membuka kedok yang selama ini tertutupi. Semua klaim pembelaan Suriah, Iran, dan Hizbullat Lebanon terhadap Palestina hanya retorika semata. Hari ini, moncong-moncong senjata serta rudal-rudal tersebut tidak diarahkan kepada Israel, melainkan kepada kaum Muslim di Bumi Syam, negeri yang diberkahi.
Sudah saatnya umat bahu membahu untuk bersegera melanjutkan kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah Islamiyyah yang akan membebaskan negeri-negeri Muslim dari cengkraman para diktator tiran serta menyatukan umat di seluruh penjuru dunia. Inilah yang ditakuti Amerika Serikat beserta para penjaganya. Insya Allah, semakin dekat!
Dari Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah Saw bersabda:
إِنِّي رَأَيْتُ عَمُودَ الْكِتَابِ
انْتُزِعَ مِنْ تَحْتِ وِسَادَتِي، فَأَتْبَعْتُهُ بَصَرِي، فَإِذَا هُوَ
نُورٌ سَاطِعٌ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ مَذْهُوبٌ بِهِ إِلَى الشَّامِ،
وَإِنِّي أَوَّلْتُ أَنَّ الْفِتَنَ إِذَا وَقَعَتْ أَنَّ الإِيمَانَ
بِالشَّامِ
“Aku bermimpi melihat tiang kitab (Islam) ditarik dari bawah
bantalku. Aku mengikutinya dengan pandanganku. Ternyata, ia adalah
cahaya sangat terang, hingga aku yakin bahwa cahaya itu membawa
pandanganku ke Syam. Dan aku menafsirkan dari apa yang aku lihat dalam
mimpi itu, bahwa bila fitnah (konflik) terjadi maka iman terletak di
negeri Syam.” (Hadits ini dishahihkan oleh al-Albani). [m/ar/fatih/alaan/islammemo/tahrir.syriarevo2011/syabab/vm.com]
Posting Komentar untuk "Terungkap Ada 14.000 Milisi Syiah Hizbullat Lebanon di Suriah, Rezim Menggantikan Para Penembak Jitu dengan Milisi Hizbullat untuk Menggempur Warga "