Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

[Wawancara] Di ‪Belanda‬, Gema ‪Khilafah‬ Juga Membahana

 Wawancara dengan : Okay Pala
Juru Bicara Hizbut Tahrir Belanda

Bagaimana respon masyarakat terhadap Islamophobia, khususnya setelah pembunuhan seorang tentara Inggris?
>> Para politisi adalah orang-orang yang menciptakan situasi ini saat rakyat dan partai politik tumbuh dengan ide-ide Islamofobia. Jadi sebenarnya, tidak ada perbedaan antara partai yang menciptakannya dan partai yang mengatakannya. Mereka secara langsung menyerang Islam.
Partai yang meciptakan ide ini yakin bahwa Islam dan Khilafah adalah bahaya. Partai yang menyerang Islam juga melakukan hal yang sama, namun dengan cara-cara yang berbeda. Contoh, Khilafah adalah konsep yang menakutkan di Eropa. Sejak 40-50 tahun yang lalu, Eropa tidak begitu mengenal fenomena Muslim dan Islam. Namun, sekarang banyak Muslim yang tinggal di Belanda.
Di Belanda ada 1 juta Muslim dari 17 juta penduduk Belanda, hampir 6 persen. Di Jerman, ada lebih dari 4-5 juta orang Muslim. Di Prancis ada 5-6 juta orang Muslim. Jumlah ini meningkat hari demi hari. Penduduk Muslim punya banyak anak, sedangkan orang Barat tidak punya anak. Jadi, hal ini menakutkan mereka. Hal ini terjadi di dalam negeri mereka.
Di luar negeri kelompok-kelompok Islam bermunculan. Di Syria dan di tempat-tempat lain masyarakat menyerukan Khilafah. Mereka tahu bahwa Khilafah akan datang. Masalahnya, apa yang harus dilakukan dengan Muslim yang ada di negeri kita. Jadi mereka melihat dari sisi lain, bahwa Khilafah akan mengancam peradaban mereka.
Ancaman ini sudah ada di depan pintu mereka. Banyak Muslim yang tinggal di Eropa. Banyak statistik yang membuktikan bahwa mereka ingin hidup dengan aturan Islam. Mayoritas mereka mengatakan bahwa Islam tidak sesuai dengan nilai-nilai Barat.

Haruskah kaum Muslim hidup dengan nilai-nilai mereka?
>> Realitasnya, setiap negara Eropa punya kebijakan, termasuk kebijakan khusus terkait kelompok minoritas. Karena minoritasnya adalah Muslim, mereka memikirkan bagaimana kebijakan ini menyentuh mereka; bagaimana membuat Muslim agar bisa berasimilasi dengan masyarakat Barat. Mereka sangat ingin kita mencampakkan agama ini. Anda boleh melakukan shalat dan ibadah lain, tetapi Anda tidak boleh membicarakan jihad, Khilafah dan semacamnya.

Bagaimana respon umat Islam di Belanda sendiri terhadap seruan penegakkan kembali Khilafah?
>> Ketika Muslim datang ke Eropa, mereka tidak mengetahui konsep Khilafah. Mereka melakukan shalat dan ibadah lain, namun konsep Islam politik tidak mereka pahami. Ketika Hizb datang, mereka membawa ide ini. Jadi kaum Muslim mengetahui bahwa Islam adalah ideologi politik. Alhamdulillah, seruan penegakkan kembali Khilafah semakin menguat hari demi hari. Dalam sebuah kampanye selama 6-7 minggu beberapa bulan lalu tentang Khilafah, kami mengadakan ceramah-ceramah,online, facebook dan banyak menerbitkan literatur tentang Khilafah.
Khilafah bukan lagi hal yang asing; ia sudah dikenal saat ini. Kami mendapatkan respon yang sangat baik. Kami membicarakan isu-isu ekonomi. Bahkan orang non-Muslim Belanda mengatakan “Wow! Sistem ekonomi Anda bagus. Ya, ini sistem yang adil.”
Umat Muslim juga ikut menyebarkan ide-ide Khilafah. Pemerintah Belanda mengatakan bahwa kaum Muslim bukan merupakan bagian dari kami. Kaum muda yang mencari Islam berjumlah sangat besar. Yang perlu kita lakukan adalah “menangkap” mereka dan memberikan ide-ide kami. Yang berikutnya adalah kebijakan luar negeri.
Mereka melihat di Syria, bagian-bagian di Afganistan dan di bagian lain di dunia. Kami berjuang mati-matian, berjuang melawan pendudukkan dan berada di bawah tirani. Mereka tidak bodoh. Kapitalisme telah runtuh. Kami hidup di negeri Barat-nya Barat. Tidak ada pemahaman tentang (sebab dan solusi, red.) masalah-masalah rumah tangga, pria dan wanita, keluarga broken home, perkosaan, fedofilia.

Jadi?
>> Mereka tahu bahwa Kapitalisme bukanlah solusi. Mereka melihat bagaimana akibat kebebasan di negara mereka. Kita melihat bahwa sistem mereka adalah fatamorgana, tidak nyata. Kaum Muslim melihat hal ini. Kami mengalami hal ini. Karena itu kaum Muslim di Eropa bertanya, apakah ada alternatif? Bagi kaum Muslim, alternatifnya adalah Islam dan Khilafah.
Bagaimana alternatiif ini diterapkan untuk bisa mengamankan kehidupan, mengamakan standar hidup tertentu? Bagaimana Khilafah melakukan hal ini? Alhamdulillah, kita mendapatkan banyak dukungan. Para syabab juga mendapat dukungan.

Kita tahu, Barat menerapkan standar ganda atas isu-isu kebebasan. Bagaimana Anda melihat ini?
>> Anda melihat standar ganda ditemukan setiap hari di semua aspek yang mereka kampanyekan. Dikatakan, tidak ada diskriminasi dan bebas. Anda dapat melakukan apapun. Pergi dengan wanita, mabuk-mabukan. Namun, jika berkaitan dengan kebebasan ide, mereka tidak punya jawaban karena datang dengan model demokrasi.
Mari kita diskusikan dengan model kami, model alternatif. Ketika dilakukan diskusi mereka mengatakan dengan mudahnya bahwa ide Islam ini adalah ide kaum ekstremis. Hentikan suara ini di Belanda atau kami akan melarang suara ini. Kebebasan hanya untuk kaum kafir, tidak ada kebebasan untuk kaum Muslim. Bahkan jika kami melakukan konferensi, polisi dan agen rahasia akan datang dan akan melarang kami. Jadi, kami berjuang untuk melakukan ini.

Bagimana dengan perkembangan Muslim di sana?
>> Pemerintah Belanda pada masa lalu telah memerangi Khilafah. Namun kini, tidak lebih dari 100 tahun setelah itu, keturunan mereka telah memeluk Islam dengan jumlah yang sangat besar. Para pemuda-pemudi Belanda telah dibimbing oleh Allah dari kegelapan kekufuran menuju cahaya Islam.
Gema suara Khilafah semakin hari semakin membahana di Belanda. Di antara yang menyuarakannya adalah para pemuda yang berdedikasi berjuang untuk menegakkan Khilafah. Mereka telah bersumpah kepada Allah untuk terus mendakwahkan Islam dan menegakkan Khilafah hingga Allah SWT memberikan pertolongannya dan memberikan kemenangan. [visimuslim.com]

Posting Komentar untuk "[Wawancara] Di ‪Belanda‬, Gema ‪Khilafah‬ Juga Membahana"

close