Rezim Al Saud dan Inkuisisi Menjelang Ajalnya
Sejumlah kantor berita mengatakan bahwa sebuah komisi yang terdiri
dari beberapa kementerian di negara Al Saud (Arab Saudi) membuat daftar
kelompok-kelompok yang disebut teroris.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri
terkait topik tersebut tidak berhenti hanya pada kriminalisasi mereka
yang bergabung dengan kelompok-kelompok yang disebut teroris, namun
meluas pada mereka yang mendukung kelompok, organisasi, atau partai,
serta mereka yang bersimpati, mempromosikan, atau menghadiri
pertemuan-pertemuan yang diadakannya, sekalipun keterlibatannya melalui
media media audio, cetak atau visual, juga jejaring sosial dari semua
jenisnya, dan berbagai situs. Kemudian semakin meluas hingga
mengkriminalkan orang-orang yang menyebarkan foto atau slogan apapun
yang digunakan oleh kelompok, atau simbol apapun yang menunjukkan
dukungan atau simpati padanya, serta mengadakan kontak atau
berkomunikasi dengan kelompok-kelompok tersebut atau anggotanya.
Kemudian pernyataan itu beralih pada masalah provokasi untuk
melakukan aksi massa, demonstrasi, pertemuan, atau pernyataan bersama,
apapun bentuk dan caranya, juga masalah menghadiri konferensi atau
seminar di dalam dan luar negeri.
Adapun terkait konteks keterlibatan dalam aktivitas jihad atau
peperangan, maka tidak berhenti pada sebatas kriminalisasi keterlibatan
saja, namun meluas pada mereka yang menyerunya, memprovokasinya dan yang
memfatwakannya.
**** **** ****
Datangnya revolusi yang diberkati telah mampu mengungkap wajah buruh
yang selama ini ditutup-tutupi, yang selama bertahun-tahun telah menipu
banyak orang atas nama Islam, tauhid, Sunnah dan ulama salaf.
Dalam pandangan kami sangat jelas, bahwa dalam perjuangan panjang
melawan Khilafah Islam, Inggris membantu Al Saud membangun institusi
kerajaannya untuk mencabik-cabik tubuh Khilafah, dan memberinya dua misi
penting, yaitu: pertama menghancurkan Islam dari dalam; dan kedua membantu kaum kafir menjajah umat, negerinya dan kekayaannya.
Keputusan yang dikeluarkan baru-baru ini, yang mengkriminalisasi
aktivitas, niat, tindakan, cinta dan benci pada masyarakat untuk urusan
apapun, koreksi mereka terhadap apa yang mereka baca dan mereka dengar,
serta berkomunikasi dengan media yang berbeda, juga alat-alat komunikasi
yang dinamis, semua itu menyebabkan pentingnya membentu inkuisi, yang
akan menghabisi semua itu dengan cambuk para algojo, pengejaran oleh
para petugas keamanan, para mata-mata, dan para intelijen, sehingga
mereka berharap dapat mempersempit ruang geraknya, dan mengalahkannya.
Keterpaksaan rezim Al Saud dalam menggunakan langkah ini karena
pukulan dari kesadaran umat, dan cekikan umat yang keras atas
pengkhianatannya dalam kekuasaan, sehingga membuat bumi berguncang di
bawah kakinya, maka inilah yang membuat mereka menggunakan cara-cara Fir’aun (busuk) ini dalam menghadapi gerakan rakyat.
Jika hal ini menunjukkan sesuatu, maka hal itu hanya menunjukkan
kelemahan, bukan kekuatan. Ketika otoritas manapun yang menghadapi
pendapat masyarakat, sikap dan pemikirannya dengan cambuk algojo,
penjara dan penyiksaan, maka itu artinya bahwa rezim ini tengah bergerak
dengan gerakan naluriah, seperti gerakan hewan yang akan disembelih,
dimana ia yakin bahwa kekuasaannya sudah di ujung tanduk kehancurannya.
Sekarang, Islam yang diajarkan di sekolah dan universitas rezim Al
Saud, serta para ulamanya yang memenuhi layar TV, dan menulis
kitab-kitab untuk membahas masalah wala’ (loyalitas) dan bara’
(berlepas diri), serta pokok-pokok tauhid, tengah menghadapi ujian
sulit. Apa itu Islam yang dibawa Muhammad saw? Atau itu Islam yang
terdistorsi untuk melayani kepentingan para taghut (tiran)? Apakah loyalitas para ulama itu untuk Allah dan Rasul-Nya, atau untuk para taghut (tiran) dari rezim Al Saud? Mungkin semua ini adalah kesempatan bagi para ulama yang selalu ber-tasbih
dengan memuji Al Saud selama bertahun-tahun, agar mempertimbangkan
kembali sikapnya selama ini, karena wajah buruknya sudah terbongkar di
hadapan rakyat, serta permusuhannya terhadap Islam dan kaum Muslim.
Kemudian, ikut bersama kendaraan umat dan para pemudanya yang sudah lama
berjuang untuk menyingkirkan rezim Al Saud dan para rezim tiran
lainnya.
Apa yang dilakukannya ini justru membuat umat akan semakin keras
mencekiknya, sehingga kehancurannya adalah karena perbuatannya sendiri.
Dengan demikian benarlah sabda Rasulullah saw:
إِنَّ اللَّهَ لَيُمْلِي لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ
“Allah memberi tangguh kepada para pembuat zalim. Sehingga
apabila Allah telah menghukumnya, maka ia tidak akan mampu
melepaskannya.” (HR. Bukhari). [Ir. Ismail Wahwah—Abu Anas, Australia]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 10/3/2014
Posting Komentar untuk "Rezim Al Saud dan Inkuisisi Menjelang Ajalnya"