Selama Pakai Demokrasi, Orang Seperti Ahok Akan Terus Bermunculan
Humas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DKI Jakarta Ali Akbar menyatakan selama negeri mayoritas Muslim ini menggunakan sistem demokrasi maka orang-orang seperti Ahok akan terus bermunculan.
“Karena dalam sistem demokrasi apalagi dengan adanya pemilihan kepala daerah langsung, siapa saja bisa jadi pemimpin, meskipun seorang kriminil ataupun orang bodoh sekalipun dia bisa menjadi pemimpin, asalkan sewaktu pemilihan, mendapatkan suara terbanyak dari rakyat,” ungkapnya seperti diberitakan tabloid Media Umat Edisi 150: Indonesia Terancam Neoliberalisme, Jum’at 1-15 Mei.
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Ahok kerap menampakan kebencian dan penyerangan terhadap Islam, salah satunya tatkala ditanya apakah akan mengeluarkan larangan khusus bagi penyelenggara hotel untuk acara serupa ‘pesta bikini’.
“Nggak perlu. Ini bukan negara syariah kok. Mau kamu telanjang bulat atau tertutup juga urusan kamu. Kita bukan negara syariah,” ujarnya di Balaikota, Jakarta Pusat, Jumat (24/4).
Menurut Ahok, asal sesuai perizinan dan tidak melibatkan anak di bawah umur, ia menilai ‘pesta bikini’ bukan merupakan suatu hal yang patut dipermasalahkan.
Ahok juga mengaku akan menutup usaha prostitusi gelap di Ibukota. Baik itu berskala besar, yang umumnya dijalankan di area bisnis hiburan, hingga yang berskala kecil di rumah kos-kosan.
“Kalau kamu ada pelacuran ketangkap kamu terbuka, kami juga akan tutup usaha kamu. kos-kosan kita akan bongkar ini yang nggak ada izin kami akan bongkar,” paparnya.
Inti dari penutupan usaha prostitusi ini adalah lokalisasi. Karena hanya jalan itu yang cukup masuk akal menurut Ahok. “Makanya lokalisasi biar nggak berceceran,” tukasnya.
Sebelumnya, si kafir Ahok juga menyatakan akan mengizinkan adanya kios khusus bir. “Toko minuman keras bisa saja dibuka. Khusus untuk toko tertentu. Izin sedang kami kaji. Jadi nanti seperti di luar negeri, orang dewasa bisa masuk ke toko khusus minuman beralkohol, orang di bawah umur tak bisa,” katanya.
Suami Veronica Tan itu mengatakan tidak akan menerbitkan Peraturan Daerah atau Peraturan Gubernur khusus untuk memberi izin kepada toko-toko yang bakal menjual minuman keras di Jakarta. “Pakai izin toko biasa saja. Sama kayak orang buka toko cerutu, mal,” ujar Ahok.
Menurut Ali Akbar pernyataan-pernyataan Ahok yang semacam itu menunjukkan kebencian dan penentangan terbuka terhadap Islam. Karena meskipun negeri ini bukan negara Islam, tetapi penduduk negeri ini mayoritas Muslim dan dalam ajaran Islam, yang namanya minuman keras ataupun prostitusi merupakan keharaman bagi pemeluknya. Jadi ketika tidak dilarang, berarti tidak menghargai, menghormati dan cenderung mengabaikan keberadaan kaum Muslim yang ada di negara ini. “Sehingga itu bisa termasuk dengan pernyataan yang menunjukkan kebencian dan penentangan terbuka terhadap Islam!” tegasnya.
Lebih celaka lagi, Pemprov DKI Jakarta memiliki saham 23,34 persen di PT Delta Djakarta –produsen bir merek Anker, San Miguel, Carlsberg, dan Kuda Putih. Dua pemegang saham Delta Djakarta lainnya ialah San Miguel Malaysia (saham mayoritas 58,33 persen) dan publik sebesar 18,33 persen.
Dan sebelumnya, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel telah mengemukakan rencana untuk mengeluarkan aturan baru berupa surat izin khusus distributor untuk toko yang menjual minuman beralkohol di Indonesia. Menurut Gobel, usulan untuk mengatur bisnis minuman beralkohol itu sudah mendapat persetujuan dari pelaku industri. Gobel mengutip pertemuannya dengan produsen bir Bintang, Minggu (19/4).
“Itulah salah satu bukti kebobrokan demokrasi, kalau sudah seperti itu, apa mungkin negara ini menuju ke arah yang lebih baik?” tanya Ali Akbar retoris.[] Joko Prasetyo [www.visimuslim.com]
Sumber : hizbut-tahrir.or.id
Posting Komentar untuk "Selama Pakai Demokrasi, Orang Seperti Ahok Akan Terus Bermunculan"