Darah Mengalir Deras di Allepo...
Oleh : Umar Syarifudin
(Lajnah Siyasiyah DPD HTI Kota Kediri)
Sampai dengan hari ini, sudah lebih dari 10 hari serangan berdarah rezim pimpinan Bashar al Assad menggempur warga sipilnya sendiri di Provinsi Aleppo. Konflik di Aleppo menjadi puncak dari tindakan barbar yang dilakukan rezim pemerintahan Assad atas warganya sendiri. Dengan dalih melawan gelombang pasukan oposisi yang menentang pemerintah, jet tempur di bawah kendali Assad melontarkan bom udaranya tepat di atas fasilitas publik. Ledakan paling fatal menghantam fasilitas medis Al Quds di Aleppo, sebuah rumah sakit spesialis penyakit anak-anak.
Serangan fatal jet tempur Russia di pagi buta ini pun telah menjadi satu dari sekian banyak kejahatan kemanusiaan paling keji yang dilakukan oleh Assad terhadap negerinya sendiri. Menargetkan serangan pada fasilitas publik adalah kejahatan perang paling sadis. Kabar terakhir yang dikutip dari sumber Al Jazeera, Syrian Observatory for Human Rights, dalam 10 hari terakhir serangan di Aleppo sudah membunuh sedikitnya 253 warga sipil. 49 jiwa di antaranya adalah anak kecil. Mereka, anak-anak Aleppo kebanyakan tewas karena percikan bom barrel rezim Assad yang tega menembus tubuh mungil tak bersalah. Tak sedikit pula tubuh kecil yang terjebak dalam darurat perang itu tewas karena tertimbun reruntuhan bangunan, imbas dari ledakan bom jet tempur Assad.
Mengutip lagi dari Al Jazeera, sampai hari ini pasukan militer pemerintah Assad sudah menjatuhkan bom barrel di banyak lokasi sekaligus di Aleppo. Meliputi kawasan Hritan, Kafr Dael, Bab al-Haded dan Kastelo. Media lokal di Suriah yang pro terhadap pemerintahan Assad mengatakan, serangan di Aleppo selama 10 hari terakhir dilakukan untuk memotong jalur distribusi pemberontak sipil yang berada di dekat perbatasan Turki.
Walau Assad berdalih demikian, namun terbukti serangan mematikan rezim pemerintah malah menargetkan banyak fasilitas sipil. Publik dunia pun menduga ada upaya Assad untuk melakukan genosida atau pembunuhan massal bagi ribuan penduduk sipil Aleppo. Kaum Muslimin dikalahkan tidak lain dari sisi kelemahan keimanan mereka dan terpecah belahnya jamaah mereka. Ada teladan yang baik bagi kita, dari apa yang ditempuh Rasul saw dan para sahabat beliau. Mereka dalam kondisi sulit hanya merujuk kepada Allah semata.
Kaum muslim Suriah, Allepo khususnya hendaknya tetap teguh di atas kebenaran. Kebatilan pasti jatuh dan kebenaran pasti menang. Revolusi Suriah benar-benar telah menelanjangi pelaku konspirasi dan mengekspos orang-orang munafik, dan mereka semua jadi terbuka. Maka tidak ada yang bisa terpedaya oleh mereka kecuali orang yang lengah. Konspirasi atau makar mereka tidak akan menimpa kecuali kepada orang yang bodoh.
Amerika ketika menggunakan dalih memerangi tanzhim ISIS, pada hakikatnya berusaha untuk menjaga pengaruhnya di Suriah dan melindungi seluruh kepentingan-kepentingannya di sana dengan jalan menyiapkan antek pengganti untuk Amerika yang mampu menyerahkan pemerintahan. Obama dalam konferensi pers berjanji “bergerak maju melatih dan menyiapkan oposisi Suriah dan membentuk keseimbangan pengganti, dan yang lebih baik menentang ISIS dan rezim Asad”.
Amerika sejauh ini telah gagal meraih kemenangan atas Islam, yang dia perangi proyek peradabannya, di bawah kedok memerangi terorisme. Obama telah mengambil keputusan yang tampak lemah sejak awal menerima tampuk pemerintahan, yaitu keputusan bahwa ia menentang intervensi apapun negaranya di dalam perang militer di muka bumi. Hal itu untuk menghindari kerugian manusia dan kerugian materi yang besar seperti dialami di Afganistan dan Irak, dan akhirnya berpengaruh pada posisi internasionalnya. Akibat hal itu, posisi Amerika hampir tumbang dari posisinya sebagai negara adidaya di dunia disebabkan krisis finansial yang menimpanya akibat perang terhadap Islam.
Kami menyampaikan seruan kepada umat Islam, bahwa negosiasi dengan musuh merupakan pengkhianatan setelah semua kejahatan yang diperbuat rezim diktator Suriah yang menimpa manusia, pepohonan dan bebatuan. Hendaknya umat mengetahui bahwa menyerukan negara sipil sekuler di Suriah merupakan kriminal. Kita adalah muslim dan Islam mewajibkan pemerintahan dengan apa yang telah Allah turunkan. Sistem pemerintahan Islam adalah al-Khilafah ar-Rasyidah, dan dia pasti datang dengan izin Allah melalui tangan kaum Muslim. Sebab itu merupakan janji Allah SWT dan kabar gembira dari Rasul-Nya saw
Sesungguhnya kita paham bahwa para malaikat tidak akan turun dari langit mendirikan Khilafah untuk kita dan memimpin pasukan untuk kita yang bisa menghancurkan Agresor AS dan Rusia serta membebaskan Suriah dari terkaman rejim diktator anti Islam. Akan tetapi, sesungguhnya Allah SWT akan menurunkan para malaikat untuk membantu kita jika kita berjuang dengan serius dan sungguh-sungguh serta jujur dan ikhlas untuk melanjutkan kembali kehidupan islami di muka bumi ini dan menegakkan Khilafah. Kita di Indonesia, hendaknya berlomba-lomba untuk menyongsong tegaknya Khilafah, karena ini adalah mahkota kewajiban.
Khilafah Rosyidah ‘Ala Minhajin Nubuwah akan menggerakkan pasukan untuk memerangi kaum kuffar dan menolong agama Allah SWT. Pada saat itulah Allah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa menurunkan para malaikat untuk membantu kita dan bukannya untuk berperang mewakili kita.
Al-Quran al-Karim telah menyatakan ini di dalam peringatan yang penuh hikmah:
Ya (cukup), jika kalian bersabar dan bersiap-siaga, sementara mereka datang menyerang kalian seketika itu juga, niscaya Allah akan menolong kalian dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda (TQS Ali Imran [3]: 125).
Dengan demikian jika kita bersabar, bertakwa dan melawan musuh di dalam peperangan, maka Allah SWT akan menolong kita dengan lima ribu malaikat. Inilah jalan untuk menolong Allepo, Suriah, Syam dan menolong kaum Muslim di mana saja. Sesungguhnya:
Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja (TQS ash-Shafat [37]: 61). [VM]
Posting Komentar untuk "Darah Mengalir Deras di Allepo..."