Nestapa Demokrasi
Lilis Holisah, S.Pd.i
(DPD I Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia – Banten)
Serangan Barat terhadap syariah Islam sebagai upaya untuk melumpuhkan Islam politik merupakan bukti telak kekalahan demokrasi. Demokrasi sebagai sebuah sistem kehidupan yang diterapkan saat ini di banyak negeri telah melahirkan berbagai macam nestapa dan derita bagi umat manusia. Segala penderitaan yang lahir karena penerapan demokrasi sesungguhnya telah membongkar kepalsuannya sendiri. Betapa demokrasi begitu sangat berbahaya karena sistem ini melahirkan banyak ketimpangan dan kesengsaran bagi umat manusia, terlebih karena demokrasi lahir dari akal manusia yang lemah, terbatas dan penuh dengan kekurangan.
Penerapan demokrasi telah mengakibatkan tergadainya kedaulatan negeri tercinta Indonesia. Penguasa negeri ini telah menjual kekayaan alam yang sesungguhnya merupakan aset umat kepada Cina dan Barat. Rakyat terus diperas atas nama pajak, sementara para kapitalis diberikan pengampunan pajak (Tax amnesty). Maka siapa sesungguhnya yang diuntungkan? Tentu bukan rakyat, para kapitalis lah yang diuntungkan.
Namun lebih dari semua itu, Barat dengan penerapan demokrasi nya yang resistant terhadap Islam, sangat ketakutan akan hadirnya kekuatan global yang akan melawan kedzliman kekuatan yang saat ini ada. Bahkan NIC merilis kekuatan itu akan muncul pada tahun 2020 dengan berdirinya Khilafah Islam yang membentang dari Merauke ke Maroko. Yang akan menaungi seluruh dunia. Barat telah memprediksi akan kembalinya Islam sebagai kekuatan politik global yang akan menggantikan sistem Demokrasi yang lahir dari rahim ideologi kapitalisme.
Sangat penting bagi Barat untuk mendesain dan merekayasa issu agar kembalinya Khilafah bisa dihentikan. Oleh karenanya Barat sangat berkepentingan untuk ikut campur di ranah domestik negeri-negeri muslim. Sebut saja misalnya Amerika begitu berkepentingan akan hadirnya Undang-Undang Terorisme bahkan membiayainya. Karena dengan hadirnya Undang-Undang Terorisme ini kaum muslimin dijegal dalam memperjuangkan tegaknya Islam kaffah dalam bingkai Khilafah. Maka tak heran, sejak war on terrorism dikumandangkan, sasaran tembaknya adalah kaum muslimin. Sejak saat itu, kaum muslim banyak yang ditangkap, dijebloskan ke penjara, ditembak dengan tuduhan teoris.
Ini adalah realitas kekinian di negeri ini. Kaum muslim yang ingin berislam kaffah dituduh teroris. Sementara koruptor yang merugikan negara trilyunan rupiah tidak dikatakan teroris bahkan diberi tempat dan kedudukan di pemerintahan. Sungguh ironi!
Namun, serangan yang digencarkan oleh musuh-musuh Islam dan kaum muslimin tidak menyurutkan langkah atau menjadikan para pejuang Islam menjadi mundur. Tentu saja tidak! Sekali lagi tidak! Justru menjadi pelecut untuk terus bergerak mendakwahkan Islam tanpa kenal lelah agar tegaknya Khilafah terwujud dalam waktu dekat.
Bahkan saat ini kaum muslim sendiri banyak yang sudah tersadarkan karena dakwah untuk sama-sama berjuang menghadirkan kekuatan politik Islam dalam negara. Kaum muslim sudah banyak yang menyadari kedzaliman sistem kapitalisme yang diterapkan di negeri ini. Kapitalisme sebagai biang segala problematika yang hadir saat ini.
Seruan untuk menegakkan Khilafah adalah seruan yang tidak terbendung. Meski Barat dengan segenap kekuatan membendungnya. Namun seruan penegakkan Khilafah laksana bola salju yang terus menggelinding dan membesar. Menggilas orang-orang yang menghalangi dan memusuhi Islam dan kaum muslimin serta menarik siapa saja yang ikhlas untuk memperjuangkan yang haq yang berasal dari Allah SWT.
Maka sejatinya keruntuhan kapitalisme – demokrasi tinggal menunggu waktu. Tegaknya Khilafah yang akan menaungi umat manusia tidak akan lama lagi. Khilafah adalah institusi politik yang akan menerapkan politik dalam negeri nya dengan penerapan Islam kaffah dan politik luar negeri dengan dakwah dan jihad. Khilafah akan membebaskan negeri-negeri kufur dengan Islam, sehingga agama itu hanya milik Allah. Sehingga tauhid itu menyebar ke seluruh pelosok negeri.
Khilafah akan membebaskan manusia dan penghambaan kepada makhluk menuju penghambaan hanya kepada Rabbul ‘Izzati, Allah SWT. Karena hanya Allah lah satu-satunya Tuhan yang layak disembah, bukan yang lain.
Tegaknya Khilafah meniscayakan kesatuan kaum muslimin. Khilafah akan menghapus nation state yang selama ini menyekat-nyekat kaum muslimin, sehingga umat Islam terpecah belah, terjajah serta memperlemah dunia Islam. Khilafah akan memberikan perlindungan keamanan serta mensejahterakan rakyat. Khilafah akan menjaga setiap nyawa umat manusia. Melindungi setiap jengkal tanah umat Islam serta kekayaannya dari upaya perampokan yang dilakukan oleh penjajah.
Barat menjadikan Islam sebagai bahaya laten. Bayar membayar kaki tangan mereka dari kalangan intelektual dan tokoh masyarakat yang liberal untuk mempromosikan pemikiran liberal agar umat Islam jauh dari khasanah pemikiran Islam, dengan harapan umat Islam tidak akan ada lagi yang berupaya untuk menegakkan Syariat Islam dan Khilafah. Sehingga kepentingan Barat di negeri-negeri muslim aman terkendali. Namun upaya tersebut tidak berhasil. Pemikiran liberal tidak diadopsi kaum muslimin karena menyadari pertentangannya dengan Islam.
Jalan yang ditempuh Barat untuk melancarkan serangannya dan memuluskan jalannya menguasai negeri-negeri Islam dan kaum muslimin adalah bertindak represif terhadap kaum muslimin. Melarang dakwah kepada Ideologi Islam dan para pejuangnya ditangkap dan dipenjara. Inilah sesungguhnya kekalahan intelektual mereka. Mereka menemukan jalan buntu untuk memberangus Islam dan kaum muslimin.
Perjuangan penegakkan syariah dan Khilafah yang suci ini tidak akan melemah walau sedikit. Barat dan antek-anteknya akan menemui kenyataan bahwa khilafah tidak bisa dibendung, karena janji Allah SWT tidak akan pernah bisa diberangus. Khilafah adalah janji Allah. Tegaknya khilafah adalah keniscayaan. Wa Allahu ‘alam. [VM]
Posting Komentar untuk "Nestapa Demokrasi"