Ketika ‘Taat Pribadi’ Ternyata Tidak Taat Allah, So…


Oleh : Septa Yunis 
(Tim Pengasuh Sanggar Remaja)

Sobat muda apa kabar kalian? Semoga tetap bahagia, tetap istiqomah dalam hijrahnya, tetap semangat menyongsong masa depan dengan segudang cita-citamu. Pepatah mengatakan “raihlah cita-citamu setinggi langit”, yups.. cita-cita harus diupayakan semaksimal mungkin dengan segala cara, eits..tapi jangan sampai menghalalkan berbagai cara, termasuk melanggar aturanNya. Pengen diterima di sekolah/universitas ternama pake jalur belakang alias suap menyuap, pengen keterima kerja juga lewat jalur belakang. Yang lebih parahnya lagi pengen pinter pergi ke dukun, pengen kaya pergi ke dukun. Ini sudah tidak bisa dilogika lagi kalau main perdukunan. Terus Allah mau dikemanain bray?

Btw, ngomongin soal perdukunan, baru-baru ini di Probolinggo, Jawa timur digegerkan penangkapan Dimas Kanjeng Taat Pribadi dengan kasus pembunuhan. Dia oleh tim gabungan dari Polda Jatim, Polres Probolinggo, dan TNI di Padepokan miliknya yang berada di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Nama Dimas Kanjeng sempat menghebohkan dunia internet lewat aksinya menggandakan uang dalam jumlah besar yang terekam di video YouTube pada tahun 2013. Dia dikenal seorang pemimpin padepokan yang konon sakti, bisa menghilang, dan bisa menggandakan uang. Hmmm... sobat muda, dijaman sekarang yang serba modern ini kok masih ada ya yang percaya penggandaan uang. Dan parahnya lagi pengikut si kanjeng ini lumayan buanyaak. Bukan orang awam aja yang jadi pengikutnya, tidak sedikit dari mereka itu adalah kaum intelek dan juga seorang muslim. Loh..loh ini orang muslim kok ikut-ikutan. 

Sobat muda, di jaman serba modern ini semua pengen yang serba instan, ternyata ngga mie aja ya yang instan. Pengen kaya maunya juga instan, terus akhirnya pergi ke dukun. Haduh..haduh ngga percaya bray sama Allah?. Padahal Allah sudah menjamin rizki setiap hambaNya, bahkan serangga yang sangat kecil pun sudah dijamin rizkinya. Aksi perdukunan di Indonesia sangat didukung dengan sistem sekular yang sekarang menghantui Indonesia. Sobat muda, coba deh kalian ingat, beberapa tahun lalu juga dihebohkan dengan berita Eyang Subur yang katanya sakti bin ajaib, dan pengikutnya pun tidak sedikit. Padahal dari jaman kuda lumping sampai sekarang kuda besi kasus perdukunan selalu dibahas di media, entah cetak maupun elektronik. Yang jadi pertinyiinnyi, kok masih ada orang yang menggantungkan hidupnya ke dukun.. tepok jidat deh.

Sobat muda, itulah akibat dari sistem yang sekular, ekonomi yang kapitalis semua pengen kaya, pengen memenuhi kebutuhannya, tapi tidak mau bersusah payah. Mengingat kasus si kanjeng yang bisa menggandakan uang dan banyak pengikutnya, itu membuktikan kalau rakyat Indonesia masih banyak yang terjebak kasus ekonomi, dan ekonomi di Indonesia sangat berpotensi melemahkan akidah, mereka berbondong-bondong memenuhi kebutuhan ekonominya dengan segala cara dan menghalalkan segala cara termasuk percaya mbah dukun. Padahal menggantungkan hidup kepada selain Allah adalah syirik, dan termasuk dosa besar yang tidak akan diampuni Allah.

Sobat muda, sebagai generasi muda kita jangan sampai percaya sama si mbah dukun yang katanya sakti itu, apapun keadaannya, ingat sob kita masih punya Allah Yang Maha Baik. Terus bagaimana kita mencegah dari praktik perdukunan itu? Gini sob, kita harus memperkuat akidah kita, kaji Isam secara keseluruhan dan terapkan Islam secara keseluruhan (kaaffah). Karena Islam adalah agama yang memuaskan akal, sesuai fitrah manusia dan menentramkan hati. Tapi sob, kesempurnaan Islam dan kemuliaan Islam tak akan dapat dirasakan tanpa penegakkan syari’at Islam. Dan tak mungkin lah Islam bisa berdampingan dengan sekularisme. Sekularisme mencitakan kerusakan, menyuburkan takhayul dan khurafat termasuk perdukunan. Sedangkan Islam menebar rahmat bagi seluruh alam. Saatnya kita mencampakkan sekularisme, lalu kita ganti dengan akidah dan syari’at Islam. [VM]

Posting Komentar untuk "Ketika ‘Taat Pribadi’ Ternyata Tidak Taat Allah, So…"