Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Aksi 4 November : Tsunami Kesadaran, Momentum Kebangkitan


Oleh : Umar Syarifudin 
(Pengasuh Majelis al Ukhuwah Kediri)

Aksi damai sejuta umat 4 Nopember dengan satu sikap tangkap Ahok yang dipimpin para ulama, meneguhkan kita bahwa umat Islam mengalami peningkatan kesadaran yang serius. Lambannya pemerintah dan aparat memproses si penista al Qur’an mengonfirmasi bahwa mereka telah gagal melindungi aqidah Islam. Bukannya cepat bertindak, Presiden dalam jumpa pers usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (5/11/2016) pukul 00.10 WIB.mencari kambing hitam, menuding kerusuhan yang terjadi di Jakarta pada Jumat (4/11/2016) malam didalangi aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi.

Meningkatnya kesadaran umat ini patut kita syukuri dan diapresiasi positif, ditunjang kebangkitan berpikir yang ideologis sudah mulai menguat di tengah-tengah umat. Diakui atau tidak, Indonesia, dunia Islam saat ini dalam keadaan sangat terpuruk. Jika secara normatif umat Islam disebut Allah Swt. dalam al-Quran sebagai khayru ummah (umat terbaik) yang diturunkan di tengah-tengah umat manusia, maka secara faktual umat Islam saat ini—baik di bidang politik, ekonomi, pendidikan, sosial maupun budaya—bukanlah yang terbaik. Sebagai khayru ummah, kita tentu tidak boleh terus-menerus dalam keadaan terpuruk seperti itu. Salah satu ciri umat terbaik adalah cepat menyadari kesalahan dan segera bangkit memperbaiki diri.

Saat umat ingin menjadikan aksi 4 November menjadi momentum kebangkitan, maka kebangkitan yang paling mendasar adalah kebangkitan dari segi pemikiran. Ini berarti, harus ada upaya mengubah cara berpikir masyarakat yang ada saat ini tentang segala hal yang terkait dengan seluruh aspek yang menjadi pokok permasalahan. Dengan berubahnya pemikiran masyarakat, berubah pula pemahaman yang nantinya akan mengubah perilaku. Mereka harus keluar dari keterpurukan yang selama ini telah melanda.

Karena itu, umat Islam harus mampu menegakkan kembali ‘izz al-Islâm wal Muslimîn, juga mampu menahan setiap gempuran jahat dari luar. Perbedaan mazhab dan kelompok/organisasi gampang sekali memecah umat. Berbagai intervensi dari luar baik fisik maupun pemikiran amat mudah masuk ke dalam tubuh umat. Ibarat penyakit, paham sekularisme, kapitalisme, liberalisme, sinkretisme, materialisme bahkan nasionalisme juga dengan mudah merasuk ke dalam tubuh umat. Tak pelak lagi, 1,4 miliar umat Islam yang hidup terpecah di 57 negara bangsa (nation-state) saat ini bagaikan buih, tak memiliki kekuatan dan identitas.

Aksai sejuta umat 4 November menunjukkan tingginya ghirah kaum muslimin di Indonesia untuk bersatu melawan ketidakadilan penguasa. Keberadaan beragam kelompok di tengah-tengah umat telah menjadi kenyataan yang tidak bisa diabaikan. Tidak mengapa, karena memang demikianlah tabiat ajaran Islam yang memungkinkan terjadinya perbedaan, asal keragaman itu tidak menjadi pangkal perpecahan dan disorientasi dari perjuangan umat. Karena itu, penting sekali untuk memantapkan kesamaan visi dan misi dari berbagai ragam kelompok itu. Apa visi dan misi yang mestinya sama? Tentu tegaknya kembali syariah dan Khilafah.

Namun, umat harus mawas, Amerika ingin mengokohkan dominasinya di seluruh negeri-negeri muslim, tak terkecuali Indonesia,  melalui antek-anteknya ingin membuat situasi politik stabil, sehingga bonekanya harus berhasil meredakan setiap gejolak perlawanan dari arus bawah.  Amerika selalu memiliki pengalaman pahit dengan kaum Muslimin. Amerika ingin memaksakan personel-personel politik yang bisa merealisasi kepentingan-kepentingan Amerika di Indonesia melalui pendekatan soft power. Setiap penolakan terhadap intervensi, maka perang Amerika wajib diumumkan olehnya.

Setelah jatuhnya ideologi sosialis, Amerika telah menjadikan Islam sebagai satu-satunya musuh, meskipun faktanya bahwa Islam tidak memiliki negara yang menerapkannya, dan mengemban kepemimpinan pemikirannya ke dunia dengan membawa misi bimbingan dan pencerahan yang akan menyelamatkan manusia dari penindasan kapitalisme dan undang-undang positif yang rusak yang membuat hidup manusia berada di bawah ketidakadilan, yang menyebabkan ketidakbahagiaan pada manusia. Buruknya lagi,hukum internasional menjadi pemutus dalam semua urusannya, serta kontrol negara-negara besar, terutama Amerika Serikat.

Mengingat Islam satu-satunya kandidat untuk menyelamatkan dunia dari kejahatan kapitalisme, undang-undangnya, dan negara-negara kolonialismenya; mengingat hanya Islam yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan semua masalah, mengatasi semua ketidakadilan dan krisis, serta menjamin tercapainya kebahagiaan bagi semua orang, maka Amerika menjadi Islam satu-satunya musuh dan memeranginyatanpa henti. Amerika sudah tidak menemukan cara untuk keberhasilannya dalam perang melawan Islam, selain membebani para anteknya di antara penguasa kaum Muslim yang menjalankannya, sehingga apapun cara yang bisa untuk menyerang kaum Muslim pasti dilakukannya. Amerika berusaha dengan semua kekuatan yang dimilikinya untuk menghapus kepribadian Islam dari kehidupan, melebur identitas kaum Muslim dan menjadikan kapitalisme sebagai agama bagi semua penduduk bumi, terutama kaum Muslim.

Ketika Amerika sampai pada sebuah kesimpulan bahwa ia tidak mungkin menghapus Islam dari hati kaum Muslim dan melebur identitasnya, serta mencegah berdirinya negara Islam, maka Amerika memutuskan untuk mendistorsi Islam dan Khilafah dengan cara yang tidak pernah dilakukan oleh setan sekalipun. Lalu, Amerika meramunya dengan ramuan ide pendistorsian dan menerapkannya dalam dunia nyata, di antaranya menghubungkan setiap aksi kejahatan yang dilakukannya sendiri dengan Islam dan Khilafahyang akan datang. 

Kembali ke pokok, apapun yang dirancang kaum kafir dan kaum munafik untuk melemahkan umat ini, Allah yang berkuasa atas segala sesuatu. Kaum kafir, meski upayanya telah sampai pada tahap kegilaan, maka kegagalan akan tetap setia menemani mereka. Dengan demikian, kaum kafir dan kaum munafik akan menghabiskan uangnya untuk kerugiannya, dan kekalahan yang menjadi dirinya terhinakan, sebab hukum Allah yang pasti menang, dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [VM]

Posting Komentar untuk "Aksi 4 November : Tsunami Kesadaran, Momentum Kebangkitan "

close