Jangan Putus Asa, Allah Bersama Kita
Oleh : Ainun Dawaun Nufus
(MHTI Kab. Kediri)
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).” (TQS. Al-Mu’min [40] : 51).
Sesungguhnya umat ini adalah umat Islam, dimana agamanya adalah agama yang universal, yaitu agama yang sempurna dan lengkap untuk semua aspek kehidupan. Sehingga tidak boleh seorang Muslim mengklaim bahwa ada sesuatu yang tidak ada hukumnya dalam Islam, baik sesuatu itu dulu, sekarang atau yang akan datang, setelah ia mendengar firman Allah SWT:
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (TQS. Al-Māidah [5] : 3).
Sesungguhnya sabar itu adalah sabar mengatakan kebenaran, melakukan kebenaran, menahan penderitaan—karena keteguhan dengan semua itu—di jalan Allah; sabar tidak membuat kaum mukmin berpaling, lemah dan lunak. Inilah yang sekarang ingin dibuktikan oleh kaum muslimin yang menolak diam ketika penistaan al Qur’an dilakukan. Walau umat merasa ada ketidakberesan dalam supremasi hukum di negeri ini, umat tetap produktif, walau segenap daya upaya makar dikerahkan mulai teror secara fisik sampai psikologis untuk melemahkan perjuangan umat, mereka tidak surut. Tumpah ruahnya umat Islam dalam konsentrasi massa di berbagai daerah yang terpusat di ibu kota menuntut hukum penista al Qur’an berlangsung damai.
Dari aksi-aksi massa umat Islam, kita menjadi semakin tahu siapa yang pro, siapa yang kontra dan siapa yang abu-abu. Dari sinilah kita mengetahui bagaimana sebenarnya kekuatan kaum muslimin yang bergerak ketika didasarkan pada ikatan aqidah. Dalam berjuang ghirah jangan meleleh, bila ujian datang jangan mundur.
Meneladani kehidupan Rasulullah SAW., ketika kesulitan menyelimuti dan kesempitan membayangi para Rasul, sehingga tidak tersisa sedikitpun kekuatan yang tersimpan, maka dalam kondisi seperti ini akan datang pertolongan yang membawa kemenangan. “Datanglah kepada para Rasul itu pertolongan Kami, lalu diselamatkan orang-orang yang Kami kehendaki. Dan tidak dapat ditolak siksa Kami dari pada orang-orang yang berdosa.” (TQS. Yusuf [12] : 110).
Allah SWT berfirman guna mengingatkan Rasulullah saw: Bersabarlah wahai Muhammad atas semua penderitaan yang menimpamu, dan sampaikan pada mereka risalah dari Tuhanmu. Sesungguhnya janji Allah yang akan memenangkan kamu atas mereka, dan mengalahkan mereka, serta mengokohkan kamu, para sahabatmu dan para pengikutmu di muka bumi, maka semua itu adalah hak (benar). Untuk itu, janganlah mimpi dan keyakinanmu surut oleh mereka yang menyekutukan Allah, tidak menyakini janji Allah, dan tidak percaya hari kebangkitan setelah kematian. Sehingga mereka berhasil melemahkan kamu dari melaksanakan perintah Allah, dan dari menyampaikan risalah-Nya kepada mereka yang telah dibebankan kepadamu.
Itulah sunnatullah (ketetapan Allah) dalam dakwah, dimana di depannya ada banyak tantangan dan kesulitan, sehingga tidak tersisa lagi upaya dan kekuatan. Kemudian datang pertolongan setelah putus asa menghinggapinya melalui setiap sebabnya yang tampak, yang ada hubungannya dengan manusia. Pertolongan itu datang dari Allah SWT, sehingga selamatlah mereka yang berhak meraih kesuksesan; mereka selamat dari kehancuran yang ditimpakan kepada para pendusta; mereka selamat dari bencana dan malapetaka atas para diktator yang memimpinya. Dengan demikian, kesulitan itu berpindah pada para pendosa, berupa kehancuran yang membinasakan dimana mereka tidak bisa lari darinya, serta tidak akan ada seorang pun yang bisa melindungi dan menolong mereka dari kehancuran itu.
“Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat mengubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita rasul-rasul itu.” (TQS. Al-An’ām [6] : 33-34).
Sesungguhnya percaya dengan janji Allah SWT merupakan pondasi (asas) yang semua kaum Muslim wajib mengimaninya dengan teguh dan kokoh, hingga tidak ada keraguan sedikitpun yang mencampurinya. Allah SWT berfirman: “Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 26). Sebab, tidak percaya dengan janji Allah SWT, atau masih meragukan itu, sungguh ini adalah di antara sifat orang-orang kafir dan munafik, dimana dalam hati mereka ada penyakit. Allah SWT berfirman: “Adapun mereka yang kafir mengatakan: “Apa yang diinginkan Allah dengan perumpamaan ini?”. (TQS. Al-Baqarah [2] : 26).
Semoga musibah demi musibah yang menimpa negeri ini, segera menyadarkan para penguasa dan rakyat di negeri Muslim terbesar ini agar kembali kepada syariat-Nya. [VM]
Posting Komentar untuk "Jangan Putus Asa, Allah Bersama Kita"