Imigran Iran Menjadi Pendeta di Eropa, Mengklaim Memurtadkan 1500 Muslim

Annahita Parsan (47 tahun) bercerai dan memilih murtad. Kini menjadi pendeta ternama
VisiMuslim - Seorang imigran Iran, Annahita Parsan memilih menjadi pendeta  di Eropa setelah murtad dari Islam. Annahita Parsan sebelumnya melarikan diri dari Iran sebagai pengungsi Muslim, hingga  sampai di Swedia.

“Hidup saya benar-benar berbeda sejak datang kepada Yesus,” kata Parsan, 47 tahun, kepada Fox News, Rabu 17 Januari 2018.

Kisahnya dibukukan dalam memoir berjudul, “Stranger No More: A Muslim Refugee Story of Harrowing Escape, Miraculous Rescue and the Quiet Call of Jesus,” yang diterbitkan akhir tahun lalu

Parsan dibesarkan sebagai Muslim di provinsi Isfahan, Iran dengan orang tua dan empat saudara kandungnya. Dia menikah pada usia 16, dan tepat setelah Revolusi Islam Iran pada 1979 dia melahirkan seorang anak laki-laki, Daniel.

Iran dengan cepat menjadi tempat yang berbeda di bawah Ayatollah Khomeini, dan ketika suami tercinta Parsan tewas dalam kecelakaan mobil, dia baru berusia 18 tahun, dia terpaksa menyerahkan hak asuh anaknya kepada keluarga suaminya, sesuai dengan hukum.

Setelah beberapa bulan, dia dengan berani berhasil berjuang untuk mendapatkan kembali anaknya.

Dia kemudian dianugerahi anak perempuan bernama Roksana setelah dinikahi Ashgar. Dengan berkecamuknya perang Iraq Iran, memaksa terpaksa melarikan diri pada tahun 1984 melintasi pegunungan beku ke Turki di tengah musim dingin.

Tanpa dokumen identifikasi atau paspor, pihak berwenang Turki memasukkan Parsan dan suaminya ke sebuah penjara di distrik Agri karena masuk secara ilegal.

Beberapa bulan di penjara,  pasangan ini dibebaskan dan pergi ke Istanbul. Di sana mereka menghabiskan sembilan bulan untuk mencari dana yang cukup untuk sampai ke Denmark.

Di negara Skandinavia kecil inilah tempat benih transformasi spiritual yang akhirnya memilih murtad.

“Sekitar bulan pertama atau kedua di sana, seorang wanita datang ke pintu untuk berbicara tentang Tuhan, “kenang Parsan. “Saya sangat marah, saya sangat tidak bahagia. Tapi dia kembali keesokan harinya dengan sebuah Alkitab kecil, jadi kali ini saya meminta Yesus untuk membantu saya.”

Setelah Parsan bercerai,  suami kembali ke Iran sementara dia dan anak-anaknya pindah ke Swedia.

Setelah dua tahun di sana dia dibaptis. Dia dan anak-anaknya kemudian tinggal di Ibu Kota Swedia selama beberapa tahun. Dan ditahbiskan pada 2012 sebagai pendeta di Gereja Swedia.

“Saya bekerja secara khusus dengan komunitas Muslim, banyak juga yang berbicara dengan Farsi,” kata Parsan.

“Terkadang mereka datang ke gereja karena mereka penasaran. Terkadang mereka adalah pencari suaka. Dan terkadang mereka hanya berkunjung dari tempat-tempat seperti Iran dan Afghanistan, jadi mereka diam-diam dibaptis dan kemudian mereka kembali. ”

Dia mengaku telah membantu memurtadkan lebih dari 1500 umat Muslim menjadi Kristiani selama lima tahun terakhir.

“Saya mendapatkan ancaman serius setidaknya beberapa kali per tahun, ancaman serangan pisau atau serangan bom. Saya memiliki ancaman lain dari anggota keluarga saya yang jauh,” ujarnya dikutip Fox News.

“Tapi bagi saya, apa yang saya lakukan itu berharga.” Saya berharap orang-orang di luar sana yang telah kehilangan kepercayaan mereka, mungkin akan mendengar ceritaku dan terinspirasi untuk kembali, “kata Parsan.

Mantan pengungsi Iran itu kini memimpin dua kongregasi di Swedia. Dia tidak hanya mengajak umat Muslim untuk pindah keyakinan, tapi dia sering melatih gereja untuk menjangkau umat Muslim dan mengajak mereka bergabung dengan gereja tersebut. [hdytl]

Posting Komentar untuk "Imigran Iran Menjadi Pendeta di Eropa, Mengklaim Memurtadkan 1500 Muslim"