Tanpa Khilafah, Siapa yang Mampu Melindungi Umat Islam ?


Oleh: Lisa Budiarti
(Aktifis Dakwah Muslimah)

Ketiadaan khilafah, Umat Islam bagai anak ayam yang kehilangan induknya. Tanpa pemersatu tanpa pelindung. Sejak khilafah berhasil di hapus oleh Mustafa Kemal Attaturk seorang agen Inggris yang menyusup ke dalam Daulah Khilafah pada 28 Rajab 1342 H/ 3 Maret 1924 umat Islam bagai santapan lezat orang-orang kafir yang setiap saat bisa mereka makan. Mereka telah membagi-bagi wilayah daulah menjadi banyak negara. Umat Islam dipecah menjadi 50 negara bangsa yang masing-masing memiliki pemimpinnya sendiri. Sejak itulah umat Islam didominasi oleh penjajahan, kezaliman, kemiskinan dan penderitaan.

Hingga hari ini kondisi umat Islam selalu dibawah bayang-bayang kaum kafir. Tanah mereka dirampas, kekayaannya mereka rampok, kehormatanya mereka renggut bahkan nyawa kaum muslim tak ada harganya. 

Senin 25 maret Israel kembali menyerang wilayah Gaza. Dikutip dari  BBC, "Militer Israel meluncurkan serangan udara di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan roket pada hari Senin (25/3) yang mencederai tujuh penduduk di sebelah utara Tel Aviv.

Dalam cuitannya, militer Israel mengatakan para target yang disasar meliputi markas intelijen militer Hamas serta gedung kantor pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. Gedung itu diklaim telah hancur, namun Ismail Haniyeh sendiri diyakini tidak sedang berada di dalamnya.

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan sebanyak tujuh orang cedera dalam serangan udara tersebut".

Sejak adanya Deklarasi Balfour 1917 yang berisi pernyataan publik pemerintah Britania saat Perang Dunia I yang mengumumkan dukungan untuk pendirian "tanah air bagi orang Yahudi" di Palestina, yang saat itu merupakan sebuah kawasan Utsmaniyah dengan populasi minoritas Yahudi. Sejak tahun 1920-1948 tanah Palestina dikuasai oleh Inggris hingga pada tanggal 14 mei 1948 Israel secara sepihak  mengumumkan diri sebagai negara Yahudi. Inggris hengkang dari Palestina. Dan hingga hari ini Palestina bumi yang diberkahi dikuasai oleh Yahudi Israel. Umat Islam tak henti-hentinya dibombardir tentara Israel namun dunia membisu, matanya buta telinganya tuli. Konflik berkepanjangan yang seolah tak tersolusikan. Solusi-solusi yang ditawarkan PBB, OKI, dan perkumpulan lainnya tak mampu menghentikan kebengisan tentara Israel.

Bukan hanya Palestina yang menjerit atas kebiadaban kaum kafir. Pembantaian terhadap 134 muslim Mali yang menargetkan penggembala Fulani di Mali Tengah,  diduga dilakukan oleh anggota kelompok etnis Dogon pada hari Sabtu (23/3/2019) 

Seperti dikutip CNN, seorang pria menyamar sebagai pemburu lalu membunuh 134 orang yang semuanya umat Muslim. Menurut PBB, wanita yang sedang hamil ikut dibunuh dan beberapa korban dibakar hidup-hidup.

Belum hilang duka kaum muslim atas insiden penembakan yang menewaskan 50 orang di sebuah Masjid di Selandia Baru. Umat Islam bertubi-tubi mendapatkan tuduhan-tuduhan kejibdi negeri ini. Propaganda terorisme yang menyasar Islam seolah menjadi makanan sehari-hari umat Islam. Umat Islam dihantui propaganda keji mereka, Islam radikal, Islam teroris, bahaya Khilafah dan lain sebagainya membuat umat Islam phobia terhadap ajarannya sendiri. 

Begitu pula dengan racun nasionalisme yang mereka hembuskan ke dalam benak kaum muslim,  menjadikan sifat ashobiyah, egoisme, dan acuh terhadap penderitaan saudaranya di negeri lain kian menguat. Kaum muslim disibukkan dengan urusan masing-masing tanpa peduli nasib saudaranya. Lalu siapakah yang akan meolong dan melindungi mereka yang tertindas?

Umat Butuh Khilafah

Saat ini kaum muslim tidak memiliki kekuatan untuk melawan kaum kafir. Sebab mereka terpecah, ibarat sapu lidi jika tercerai berai maka tidak akan mampu membunuh seekor lalat, namun jika disatukan dan di ikat dengan kuat maka lidi yang tak berkuatan itu akan memiliki kekuatan besar untuk memukul seekor lalat. Begitulah seharusnya, kaum muslim wajib bersatu dibawah satu ikatan yakni ikatan akidah dan khilafah adalah penjaga persatuan umat. 

Imam al-Ghazali (w. 505 H) menyatakan, “Kita tidak mungkin bisa menetapkan suatu perkara ketika negara tidak lagi memiliki Imam (Khilafah) dan peradilan telah rusak.” (Al-Ghazali, Ihyâ’ ‘Ulûm ad-Dîn. Lihat juga syarahnya oleh az-Zabidi, II/233). Beliau juga menyatakan:

“Karena inilah, dikatakan bahwa agama dan kekuasaan adalah dua saudara kembar. Dikatakan pula bahwa agama adalah pondasi (asas) dan kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tidak berpondasi niscaya akan roboh dan segala sesuatu yang yang tidak berpenjaga niscaya akan lenyap” (Al Iqtishod Fil I’tiqod halaman 128, Dâr al Kutub Al Ilmiyyah)

Pendudukan Yahudi Israel di Palestina, pembunuhan di Mali, perang di Suriah, genosida muslim Rohingya, dan tak terhitung lagi berapa banyak kaum muslim yang bernasib sama seperti mereka. Tak ada yang mampu menolong sebab persatuan umat tak ada lagi, bukankah Allah berfirman: 

وَاعْتَصْمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعٌا وَلا تَفَرَّقُوْا

Berpeganglah kalian semuanya dengan tali (agama) Allah dan jangan bercerai-berai (QS Ali Imran [3]: 103).

Dan  Rasulullah SAW bersabda: 

مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فَِي تَواَدِهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُم عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَى

Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan saling berlemah lembut adalah laksana satu tubuh. Jika ada satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh tubuh lainnya akan turut tak bisa tidur dan merasa demam (HR Muslim).

Rasulullah bersabda,

الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

“Seorang imam (khalifah) adalah tameng atau perisai, dimana di belakangnya umat berperang, dan kepadanya umat berlindung.” (HR. Bukhari no. 2957).

Ketika ada satu wilayah Islam yang diserang oleh kaum Kafir, maka ibarat tubuh, wilayah yang lain pun dengan cepat membantunya. Saat Perang Salib di Palestina, Shalahuddin al-Ayyubi datang dari Mesir untuk membebaskan wilayah tersebut (1187 M). Yusuf bin Tasifin juga melakukan hal yang sama, ketika kaum Salibis menduduki Andalusia, Spanyol (1109 M). Bahkan Khilafah juga melindungi pemeluk agama lain. Ketika orang-orang Yahudi terpaksa mengungsi akibat praktek inkuisisi yang dilakukan oleh orang-orang Kristen di Spanyol pada abad ke-15, mereka mendapat perlindungan dari Khalifah Bayazid II.

Khilafah adalah kunci persatuan umat Islam sedunia. Keberadaan Khilafah Islamiyah bagaikan payung yang melindungi dari sengat matahari dan derasnya air hujan. Jika Khilafah Islam tegak maka ia berpotensi menyatukan 1,4 miliar umat Islam di seluruh dunia; menghimpun sebagian besar kekayaan sumber daya alam yang umumnya dimiliki negeri-negeri Islam; bahkan menggalang kekuatan militer dalam jumlah amat besar.

Gambaran  masa depan umat Islam inilah yang tidak dikehendaki oleh Barat. Sebab mereka paham, jika Khilafah tegak dan mempersatukan umat Islam sedunia, dominasi dan penjajahan mereka akan segera berakhir. Oleh karena itu, umat Islam harus menyadari bahwa perpecahan adalah cita-cita kaum penjajah Barat dan mereka akan terus membuat skenario untuk memeliharanya. Salah satunya adalah dengan terus-menerus memojokkan ide Khilafah sekaligus memerangi kaum Muslimin yang berjuang untuk menegakkan cita-cita tersebut.

Semoga kita semua nanti masih sempat mengalami indahnya hidup di bawah naungan Khilafah. Amin, ya Rabbal ‘Alamin. [vm]

Posting Komentar untuk "Tanpa Khilafah, Siapa yang Mampu Melindungi Umat Islam ?"