Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kebersamaan dalam Demokrasi adalah Hipokrit


Oleh : Isnawati

Kebersamaan adalah sebuah posisi dimana seseorang menikmati detik, jam dan hari bersama orang disekitar. Kebersamaan juga mampu membangun kekuatan untuk berjuang bersama-sama dalam meyelesaikan masalah dan pekerjaan. Kebersamaan sangat membahagiakan dan sekaligus juga bisa membahayakan jika berada dalam lingkaran hipokrit.

Banyak kalangan termasuk penguasa menilai kebersamaan adalah produk yang lahir dari kehendak mayoritas warga didalamnya dan menganggap ideal bagi seluruh masyarakat.

Realitas kebersamaan telah merubah pemahaman dalam mensikapi keberagaman dengan menganggap kebersamaan adalah menyamakan tiap perbedaan dengan dalil dan tendensi fitnah salah satu contoh ide Khilafah.

Hizbuttahrir Indonesia sebagai pengusung Khilafah dinilai meresahkan karena mereka berusaha untuk membawa dan menanamkan paham Khilafah. Ketakutan akan perpecahan dimasyarakat karena negeri ini adalah negeri majemuk yang memiliki agama, suku yang berbeda menjadi alasan penolakan atas nama demi kebersaman dalam keberagaman. Pemahaman Hizbuttahrir dinggap menolak kebersamaan atau intoleransi.

Pergerakan pemikiran dan politik keranah intelektual guna menyadarkan akan makar kafir kapitalisme dan menasehati penguasa dengan menyeru dan mengajak kembali kepada Islam yang kaffah dianggap sebagai gagasan yang menolak kebersamaan.

Pada tahun 1980 Hizbuttahrir masuk ke Indonesia sebagai organisasi politik yang bergerak dengan dakwah. Tujuan dari Hizbuttahrir adalah untuk meneruskan kehidupan Islam dengan saling menghormati dan saling menasehati antar sesama, mengamalkan Alquran dan Assunnah.

Fitrah manusia adalah menerima kebenaran yaitu Alquran dan Assunnah, tidak ada hukum yang lebih baik selain hukum Alkhaliq Al mudabbir yang merupakan harga mati bagi umat Islam tanpa harus ada doktrin bagi yang berfikir, yang dibutuhkan umat adalah penjelasan dan pencerahan.

Khilafah adalah wadah untuk menjalankan piagam Madinah yang meletakkan nilai-nilai keutamaan bagi pengembangan masyarakat yang berperadapan. Konsep umat untuk semua etnis dan suku, persamaan persaudaraan, keadilan, toleransi hidup bersama berdampingan, saling menghormati, tolong menolong dengan kaidah yang benar sesuai posisinya bukan berdasarkan manfaat dan kepentingan seperti dalam demokrasi merupakan tujuan.

Kebersamaan dalam demokrasi adalah hipokrit, Islam hanya menjadi santapan meraih kekuasaan, belenggu dominasi kaum kafir imperialisme yang mencekram dimana pengaruhnya sampai kepemikiran, budaya, politik sampai militer , merusak tatanan berbangsa dalam kebersamaan tidak disadari sebagai bentuk penjajahan pemecah kebersamaan.

Khilafah adalah solusi semua masalah dan wujud dari cinta tanah air. Khilafah tetap relevan sepanjang masa, sangat rasional untuk diperjuangkan bersama umat melalui dakwah intelektual (fikriyah) dan dakwah politis serta tidak menggunakan kekuatan fisik. Pemikiran dan aktivitasnya senantiasa muncul berlandaskan aqidah dan keimanan.

Konsep yang ditawarkan Hizbutthrir adalah konsep yang benar-benar Islami walaupun pada dasarnya tidak ada satu ayatpun dalam Alquran yang menjelaskan tentang kewajiban mendirikan Khilafah Islamiyah, namun berdasarkan petunjuk-petunjuk yang pernah dijalani Rasulullah dan para sahabatnya menunjukkan bahwa Rasulullah bukan sekedar Nabi tapi juga Pemimpin umat dalam sebuah negara yang mencapai 2/3 dunia.

"Akan datang kepada kalian masa kenabian kemudian Allah akan menghapusnya jika Allah berkehendak, akan datang masa kekhilafahan dan  lalu Allah menghapusnya jika Allah berkehendak, akan datang kepada kalian masa raja menggigit, sangat dhalim dan atas kehendak Allah dihapusnya, setelah itu akan datang masa raja diktaktor dan Allah menghapus jika Allah berkehendak kemudian datang masa Khilafah ala min hajjin nubuwah yang berjalan diatas kenabian setelah itu beliau diam." (HR. Imam Ahmad) Wallahu A`lam Bis Asswab. [vm]

Posting Komentar untuk "Kebersamaan dalam Demokrasi adalah Hipokrit"

close