Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengangkat Al-Qur’an Solusi Atas Problem Kolektif Umat


Oleh : Abu Inas (Tabayyun Center)

Rasulullah saw. bersabda:

Shaum adalah benteng dari api neraka. Karena itu, siapa saja yang berpuasa, janganlah hari itu berlaku jahil (melakukan perbuatan jahiliyah) (HR an-Nasa’i).

Imam as-Suyuthi di dalam kitab Syarah Sunan an-Nasa’i memaknai hadis tersebut dengan menyatakan, ”Janganlah ia melakukan perbuatan-perbuatan orang jahil.” Di antara sikap orang jahil adalah ketika disuruh mengimani Allah dan syariah-Nya, mereka menolak dan menganggap orang-orang yang menaati-Nya sebagai orang bodoh (sufahâ’). Padahal kata Allah, merekalah yang bodoh itu (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 13). Jadi, jelaslah shaum merupakan benteng bagi kaum Mukmin.

Namun, dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tidak cukup hanya shaum yang menjadi benteng. Rasulullah saw. menyatakan bahwa perlu ada benteng lain. Itulah Imam/Khalifah yang menerapkan Islam. Beliau bersabda:

Sesungguhnya Imam/Khalifah itu adalah benteng, tempat umat berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya. Jika ia memerintahkan ketakwaam kepada Allah ’Azza wa Jalla dan berlaku adil, baginya pahala. Jika ia memerintahkan selainnya, ia celaka. (HR Muslim).

Jelas, Rasulullah saw. menjelaskan bahwa pemimpin dan pejabat semestinya justru menjalankan syariah Islam, bukan malah anti syariah. Jika tidak, wajar belaka jika umat kehilangan benteng. Muaranya, mereka dijadikan rebutan oleh pihak asing imperialis bersama para koleganya dari putra-putri Islam sendiri.

Karena itu, upaya penegakan syariah secara kâffah semestinya menemukan momentumnya pada bulan Ramadhan. Dengan itulah umat mempunyai benteng. Dengan benteng itulah umat secara pribadi terjaga serta secara kolektif maju, makmur dan terbebas dari penjajahan Kapitalisme global. Sebaliknya, sikap anti-syariah dengan berbagai bentuknya merupakan pengingkaran terhadap Allah sekaligus penodaan terhadap kesucian dan kemuliaan bulan Ramadhan.

Semakin banyak bangsa ini bercermin pada al-Quran, semakin banyak kita dapati bahwa bangsa ini menyalahi al-Quran. Ironisnya semua itu dilakukan secara sadar. Hendaknya kita sadar bahwa dengan semua itu sesungguhnya bangsa ini sedang menggali lubang kubur sendiri.

Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku, sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit. (QS Thaha [20]: 124).

Hendaknya kita merenungkan peringatan Allah:

Peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang zalim saja di antara kalian. Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (QS al-Anfal [8]: 25).

Karena itu, hendaknya kita segera mewujudkan seruan Allah SWT:

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul jika Rasul menyeru kalian pada sesuatu yang memberikan kehidupan kepada kalian. (QS al-Anfal [8]: 24)

Allâhumma arhamnâ wa bârik lanâ wa waffiqnâ ilâ thâ‘atika. [vm]

Posting Komentar untuk "Mengangkat Al-Qur’an Solusi Atas Problem Kolektif Umat"

close