Ketika Istri Meminta Dunia
Oleh: Lina Ummu Najah
(Ibu Rumah Tangga dari Bogor)
Tulisan ini sebagai pengingat diri sendiri juga kepada yang berstatus istri Setiap istri tentu menginginkan hidup sejahtera, berkecukupan mapan dan kalau bisa serba ada. Betulkan para istri? hayo yang berstatus istri ngacung...
Tidak salah memang bila menginginkan yang demikian. Selain karena di sistem saat ini semua kebutuhan primer seperti sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan ditanggung oleh sendiri bukan oleh negara sebagai periayah( pengayom) warga nya, maka mau gak mau kepala keluarga dalam hal ini suami harus berjuang untuk bisa menyejahterakan keluarga nya.
Namun salahkah bila istri menginginkan dunia( baca :harta) yang berlebih bukan hanya untuk nafkah saja?misal ingin bisa foya foya , agar bisa banyak gaya...
Sebelum menjawab pertanyaan diatas saya ingin menceritakan kisah istri istri rasul hingga kemudian Allah menurunkan surat al ahzab 28 dan 29
Pada suatu ketika Rasulullah mendapatkan harta fa'i yaitu harta yang didapat dari penaklukan wilayah tanpa peperangan. Dan harta fa'i pendistribusian nya di serahkan seluruh nya kepada Rasul.
Ketika Rasul mendapatkan harta fai, para istri rasul yang di wakili oleh Aisyah dan Hafshah berbicara kepada Rasul bahwa mereka ( istri-istri) menginginkan jatah dari harta fa'i tersebut.
Mendengar hal itu Rasul diam dan tidak menjawab iya atau pun tidak. Dalam sebuah riwayat Rasul mendiamkan para istri sampai 29-30 hari lamanya.
kemudian Allah SWT menurunkan surat al Ahzab ayat 28 "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: "Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik".
Makjleb yaa mak, ketika istri rasul meminta dunia dan perhiasan di kasih pilihan sama Allah boleh meminta dunia dan setelah itu di ceraikan oleh Rasul dengan perceraian yang baik. Namun Allah pun memberikan opsi kedua yaitu di ayat berikutnya al ahzab :29
"Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar."
Tentu saja seketika selepas mendengar ayat tersebut Aisyah berkata, “Apakah dalam memilih engkau aku harus meminta pendapat kepada kedua orangtuaku?” Aisyah lalu melanjutkan, “Aku memilih Allah, Rasul-Nya dan negeri akhirat.”
Ya, bagi istri shalihah tentu akan lebih memilih keridhaan Allah dan rasulnya di bandingkan dengan kehidupan dunia dan perhiasan nya. Apalah dunia hanya kehidupan yang fana.
Dari ayat ini Allah memberikan pelajaran juga pendidikan kepada para istri tidak hanya kepada istri nabi tapi juga kepada semua istri kaum muslimin agar tidak silau dengan keindahan dunia dan perhiasan nya. Dan pelajaran terakhir yang bisa kita petik adalah dari kisah ini adalah berkata ma'ruf ( baik) lah terhadap suami. Benar dan ma'ruf itu berbeda kata bu ustadzah Euis.
Istri meminta nafkah itu sudah benar. Namun bila istri meminta nafkah diluar kemampuan suami ini yang disebut gak ma'ruf.
So, qona'ahlah dan bersyukur lah wahai para istri dengan nafkah pemberian suami. []
Wallahu 'alam bishowab.
Posting Komentar untuk "Ketika Istri Meminta Dunia "