India Dilanda Islamofobia


Oleh: Afiyah Rosyad (Aktivis Muslimah Probolinggo)

Islamofobia yang dijadikan senjata Negara superpower berhasil merasuki negeri-negeri yang menjadi hegemoninya. Dengan Islmofobia, maka kemanusiaan bisa hilang entah kemana, lenyap begitu saja tanpa jejak yang ditinggalkannya. Arogansi, kebrutalan dan kesadisan menaungi aktivitasnya dalam memperlakukan kaum Muslimin.

Bebrapa hari lalu, New Delhi, India dirundung nestapa. Karena ulah rezim Islamofobia, Islam dijadikan bulan-bulanan. Masjid dibakar dan kaum Muslom disiksa habis-habisan.

Sikap Perdana Menteri India, Narendra Modi, justru mencerminkan sikap pemimpin dunia saat ini. Islamofobia yang melanda penuh kebencian terhadap Islam. Janjinya untuk menyatukan India usai memenangkan Pemilu Mei 2019 hanya isapan jempol belaka.

Pada perjalanannya, Agustus 2019 lalu, India mencabut status otonomi Kashmir hingga wilayah Muslim yang diperebutkan Pakistan, India, dan Cina mengalami konflik berkepanjangan. Kebrutalan Modi, berulang kembali saat 12 Desember 2019, Amandemen UU Kewarganegaraan (Citizenship Amendment Act/CAA) disahkan.

Baru-baru ini, ide gila PM Modi untuk mengubah India menjadi Negara Hindu, menyulut kerusuhan di New Delhi, Senin (24/2/2020) yang menyebabkan 33 korban tewas, lebih dari 200 orang terluka, 2 masjid terbakar, berbagai fasilitas umum dan pribadi hancur. Seperti icon di film-film Bollywood, polisi Delhi tidak dapat berbuat banyak untuk menghentikan kerusuhan ini.

India dilanda Islamofobia. Rezim yang berkuasa menjadi cambuk api bagi rakyatnya yang Muslim. Mereka menindas minoritas dengan perlakuan sadis. 

Sebenarnya, bukan hanya India saja yang memperlakukan kaum Muslim dengan penuh kebencian dan ketidak adilan. Cina, negeri tetangganya melakukan hal sama. Beberapa negeri dalam memperlakukan kaum Muslim, akan melakukan hal sama. Tak ada ruang untuk memperlakukan mereka dengan baik dan adil. Termasuk di Indonesia.

Sekalipun Minoritas, kaum Muslim tetap ditakuti. Ditakuti akan bangkit kembali. Sehingga, sekecil apa pun potensinya, akan dilenyapkan atau dimusnahkan.

Sangat jauh berbeda saat Islam memimpin dunia. Saat Islam menjadi pusat peradaban mulia. Saat muslim berjaya dalam naungan Khilafah Islamiyah, seluruh warga Negara, termasuk ahludz dzimmah (non Muslim/Kafir) akan mendapatkan perlindungan dan tidak boleh didzolimi oleh penguasa. 

Tengoklah saat perang Salib yang dipimpin Sholahiddin Al Ayyubi, maka kaum Kristen yang tetap memilih berada di Yerussalem dilindungi. Aqidah dan ibadahnya dijaga, tak boleh dicela. Sementara yang memilih keluar dari Yerussalem, diantarkan hingga perbatasan dan dijamin keselamatannya.

Atau ketika Muhammad Al Fatih menguasai Konstantinopel, beliau memberikan kebebasan kepada orang-orang Kristen untuk melaksanakan semua ibadah ritual mereka dan memiliki pemimpin keagamaan yang mengatur urusan agama mereka.

Masih banyak gambaran bagaimana Islam memperlakukan kaum Kafir dengan baik dan menjamin aqidah, ibadah, harta dan jiwanya. Selama 13 abad, Islam melindungi ahludz dzimmah. Tak ada kebrutalan dalam berinteraksi dengan mereka. Kecuali, membangkang dan melakukan kriminalitas dalam wilayah Khilafah. []

Wallahu a'lam

Posting Komentar untuk "India Dilanda Islamofobia"