Kuda Putih untuk Pengemban Dakwah


Oleh: Ust. Kamil Abdullah

Sore tadi, (seorang tanpa sebutan nama di sini) bermimpi mendapat hadiah dari baginda Nabi ﷺ berupa seekor kuda putih yang gagah sekali! Tak terbayang seberapa ia bergembira hati. Saking gembiranya kuda itu langsung ia naiki.

Awalnya si kuda putih pelan-pelan dikendarai. Lalu pada jarak tertentu ia pacu kudanya lari lebih cepat lagi. Satu yang terlintas di hati: pergi ke Baitullah dengan semangat tinggi.

Hingga sekian waktu kemudian ia terhenti. Ia merasa harus pulang dulu menemui isteri. Dan begitu sampai di halaman rumahnya, sang isteri telah menunggui. Ia pun segera turun dan berkata dengan wajah berseri, "Nabi ﷺ telah menghadiahi kuda putih ini.. Lihatlah betapa ia gagah sekali...!"

***

Ia beristighfar dan terbangun dari mimpi. Rupanya ia lupa belum berterima kasih kepada kurir pengantar hadiah kuda putih tadi.

Namun ia ingat perkataan si kurir yang baik hati, ketika ia duduk di pelana kuda putih itu untuk pertama kali:

"Hati-hati berkuda di jalan ini," katanya menasihati, "Jalan ini pernah Rasulullah ﷺ lewati..."

***

Airmatanya deras membasahi pipi. Mimpi itu makin mengokohkan diri. Tetap istiqomah menempuh jalan perjuangan ini; berda'wah menyerukan kewajiban penegakan Khilâfah beserta seluruh hukum Allah di muka bumi. Apalagi —Kanjeng Nabi ﷺ sendiri— telah memberikan kabar gembira bahwa KHILÂFAH DI ATAS METODE KENABIAN akan tegak kembali...


تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ، فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا، فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً، فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ. ثُمَّ سَكَتَ.

“Di tengah-tengah kalian terdapat masa kenabian, ia tetap ada selama Allah menghendakinya. Lalu Dia akan mengakhirinya jika Dia berkehendak mengakhirinya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj/metode kenabian. Ia tetap ada selama Allah menghendakinya. Lalu Dia akan mengakhirinya jika Dia berkehendak mengakhirinya. Kemudian akan ada kekuasaan yang zhalim, ia tetap ada selama Allah menghendakinya. Lalu Dia akan mengakhirinya jika Dia berkehendak mengakhirinya. Kemudian akan ada kekuasaan diktator, ia tetap ada selama Allah menghendakinya. Lalu Dia akan mengakhirinya jika Dia berkehendak mengakhirinya. Selanjutnya AKAN ADA KEMBALI KHILÂFAH YANG MENGIKUTI METODE KENABIAN. Kemudian beliau ﷺ diam."

(Hadîts Shahîh Riwayat Ahmad 4/273 No.18430).

Posting Komentar untuk "Kuda Putih untuk Pengemban Dakwah"