Dr. Faqih Syarif: Omnibus Law, Dampak Hilangnya Kesadaran dan Olah Rasa
Jakarta, Visi Muslim- Sekertaris Jendral Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Faqih Syarif .H, M.Si menyebut dibuatnya UU Omnibus Law adalah dampak dari hilangnya kesadaran dan olah rasa bangsa ini.
“Sekarang kita sering kehilangan kesadaran dan rasa. Hebat merasa itu bagus, tapi merasa hebat itu bahaya. Kuat merasa itu baik, tapi merasa kuat itu kemudian menghalalkan segala cara jadinya bahaya. Sekarang kita lihat arogansi pemangku kebijakan yang katanya dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat ini, ternyata sarat akan kepentingan para kapitalis,” ujarnya dalam Live Event – FGD Doktor Muslim – Menimbang Dampak UU Omnibus Law: Ipoleksosbudhankam, Sabtu (10/10/2020) di akun Youtube Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa.
Faqih mengingatkan bahwasannya bangsa Indonesia harus membangun lagi 5 jenis kesadaran. Pertama, sadar Tuhan. “Sadar akan hubungan kita dengan Tuhanlah yang menjadikan kita punya olah rasa. Rasa tunduk, takut dan taat kepada Allah. Karena jika kita tidak sadar hubungan dengan tuhan, yang terjadi seperti anggota dewan dan pemangku kebijakan di negeri ini,” ungkapnya.
Kedua, adalah sadar diri. Sadar bahwa manusia sejatinya adalah makhluk, sehingga harus ikut aturan dari penciptanya. Ketiga, sadar hidup. Bahwasannya hidup ini hanyalah sementara. Maka jangan sampai disia-siakan dengan tidak taat pada Tuhan. Keempat, sadar masalah.
“Sadar masalah ini untuk mengevaluasi. Sadar kalau sekarang bukan cuma permasalahan sistem, tapi kerusakan sistem akan merusak segalanya. Sadar masalah membuat kita sadar Tuhan, membuat segera taubat. Kalau kita tenang saja, tidak sadar sama masalah maka tidak akan berubah. Sadar masalah yang bikin kita berubah,” tuturnya.
Ia juga menyebut, selain hilangnya kesadaran dan olah rasa, bangsa ini juga harus sadar tengah memiliki persoalan sistem.
“Ketika mengambil sistem demokrasi kapitalis dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Maka pemimpin dipilih oleh rakyat. Nah, para calon pemimpin ini yang mengajukan parpol, sementara parpol dibiayai kepentingan kapitalis. Maka ketika jadi, bukan untuk rakyat. Tapi untuk kapitalis. Maka lumrah kalau menawarkan UU demi kepentingan kapitalis. Ketua MPR Bambang Soesatyo kan kemarin udah keceplosan, untuk menguasai 1 parpol, itu cukup dana 1 triliun. Berarti kalo 8 parpol, cukup 8 triliun. Bisa dibayangkan oligarki ekonomi dan kekuasaan bisa menghancurkan negara ini,” bebernya.
Maka, lanjutnya, ketika sudah sadar bahwa sistem ini bermasalah, bangsa ini harus kembali pada sistem yang terbaik. Dan sistem terbaik datangnya dari Allah SWT yang selama ini sering diabaikan karena kesombongan.
Kelima, sadar bahagia. Dalam Islam bahagia bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat.
“Kita harus kembali membangun kesadaran dan rasa itu. Tapi karena kesombongan, rasa congkak, kita enggak pernah kembali pada Allah,” pungkasnya.[] Billah Izzul Haq
Posting Komentar untuk "Dr. Faqih Syarif: Omnibus Law, Dampak Hilangnya Kesadaran dan Olah Rasa"