Pilpres Amerika dan Masa Depan Umat Islam
Oleh : M Azzam Al Fatih (Penulis dan Aktivis Dakwah)
Baru saja Amerika Serikat mengadakan pemilihan presiden untuk 4 tahun mendatang. Kali ini perebutan tahta no satu di Amerika hanya dua calon, Donal Trump dan Joe Biden. Donal Trump adalah presiden yang baru saja menjabat empat tahun terakhir yang diusung partai Republik. Sedang Joe Biden calon presiden Amerika yang di usung oleh Partai Demokrat.
Kedua partai penguasa yang mendominasi pemilu pilpres, belakangan ini sering berebut tahta di Amerika serikat. Kadang republik kadang pula Demokrat.
Kali ini, Demokrat dengan mengusung Joe Biden untuk sementara unggul dari Donal Trump yang diusung partai republik. Pendukung pun mulai sorak sorak menyambut kemenangan dengam urun ke jalan sambil menari di setiap kota.https://www.tribunnews.com/internasional/2020/11/06/hasil-akhir-pilpres-as-joe-biden-akhirnya-jadi-presiden-terpilih-amerika-serikat
Sebaliknya unggulnya joe Biden di beberapa wilayah membuat geram dan kepanikan Donal Trump. Jika hal ini terjadi menjadi mimpi buruk baginya, tercatat sebagai presiden yang hanya menjabat satu periode. Ekspresi wajah Donal Trump pun mulai nampak gelisah dan mulai Serang ke lawan politiknya.
Hiruk pikuk dan panasnya pilpres Amerika Serikat sebenarnya tidak mempengaruhi kebijakan politik luar negerinya. Sebab siapapun yang terpilih tetaplah menjalankan misi negara tersebut. Yakni tetap menjalankan misi Kapitalis dengan mengemban ideologi Kapitalisme.
Jelas, Amerika akan tetap mengusung demokrasi sebagai alat eksistensi dari sistem Kapitalisme. Dengan mengokohkan cengkeraman ke negeri - negeri jajahan dengan menciptakan para pemimpin boneka di wilayah cengkeramannya.
Amerika akan terus melanjutkan taktiknya yakni mengadu domba antar umat Islam dengan memecah belah lalu mereka beramai - ramai memusuhi pengemban dakwah Islam kaffah yang menyerukan diterapkan syariat Islam secara kaffah dalam naungan khilafah Islam.
Isu teroris akan terus digaungkan demi mengais orang dungu yang dijadikan alat untuk memusuhi pengemban dakwah. Isu radikal pun akan terus digemakan meski sudah tidak laku, demi harapan yang kosong.
Amerika juga akan terus menyusup ke tubuh negara - negara yang mencoba merebut kekuasaan dunia. Meracuni ide pemikiran dengan menunggangi politik negara lain dengan tujuan lebih mudah mengontrol dan merusak misi lawan politiknya.
Lalu bagaimana dengan masa depan umat Islam?
Di tengah perhelatan politik dunia yang makin panas antara Cina yang mengemban ideologi sosialis komunis dan Amerika yang masih kokoh dengan ideologi Kapitalisme. Umat Islam harus berani mengemban ideologi Islam. Berperang pemikiran, mengambil hati rakyat dengan memahamkan tujuan dari islam diturunkan ke dunia.
Ingatlah bahwa kemenangan hanya diraih oleh orang yang pemberani dan cerdas. Kita ingat Muhammad Sultan Al Fatih, dengan keberanian dan kecerdikannya berhasil menggempur konstantinopel. Konstantinopel Yang memiliki benteng kokoh sekaligus mempunyai pertahanan yang kuat berhasil ditaklukkannya sekaligus membuktikan bisyarah Rasulullah Saw.
Begitu pun umat Islam saat ini, jika memiliki keberanian dan kecerdasan akan mampu menaklukkan kuatnya cengkeraman Kapitalisme yang diemban Amerika. Membongkar bobrok dan sadisnya sistem tersebut. Memeras dan memalak rakyat dengan menarik pajak,menaikkan, denda, dan sanksi.
Serta merampok sumber daya alam atas nama investasi dan jeratan hutang Ribawi.
Kemudian mengambil hati umat dan memberikan solusi untuk kembali kepada hukum Allah SWT yang selama ini dicampakkan. Dan kembali kepada sistem Agung yang datang dari sang Kholiq. Sistem yang pernah ada dan berjaya selama 14 abad dengan membawa manfaat seluruh umat manusia.
Sekaligus menjemput janji Allah tentang kemenangan umat Islam serta membuktikan bisyarah Rasulullah Saw.
Pegunungan seribu.
Sabtu 7 November 2020
Posting Komentar untuk "Pilpres Amerika dan Masa Depan Umat Islam"