Kementerian Luar Negeri China Mengecam 'Tuduhan' Kerja Paksa di Wilayah Xinjiang
Beijing, Visi Muslim- 'Tuduhan' kerja paksa di wilayah otonom Xinjiang China adalah "kebohongan abad ini" yang dibuat oleh AS, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian pada sebuah briefing pada hari Kamis, (14/1/2021).
Sebelumnya, Amerika Serikat pada Rabu (13/1) memberlakukan larangan impor kapas dan produk tomat dari wilayah Xinjiang China, dengan alasan dugaan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah itu, termasuk kerja paksa terhadap minoritas muslim Uyghur yang ada disana.
"China dengan keras memprotesnya. Tuduhan yang disebut kerja paksa adalah kebohongan tak berdasar yang dibuat oleh pejabat dan lembaga di AS dan negara Barat lainnya," lanjut Zhao Lijian. Tindakan tersebut bertujuan untuk memberikan tekanan pada pihak terkait dan menahan pembangunan China. AS mengarang kebohongan dan kemudian mengambil langkah tersebut. Tindakan tersebut melanggar aturan perdagangan dan prinsip ekonomi pasar, merusak produksi global dan rantai distribusi, serta kepentingan konsumen di semua negara, termasuk AS. Tidak ada yang akan mendapat manfaat dari itu," lanjut diplomat China itu menekankan.
Menurut pihak berwenang Tiongkok, kelompok separatis yang terkait dengan organisasi teroris internasional aktif di wilayah Xinjiang. Beijing berulang kali menolak laporan jaringan lembaga hukuman di wilayah tersebut. Namun, pada akhir 2018 Tiongkok mengakui adanya pusat pendidikan dan pelatihan beroperasi di Xinjiang, di mana pemerintah Tiongkok beralasan pelatihan tersebut dioperasikan untuk orang-orang yang terpengaruh oleh ide-ide 'teroris', serta mempelajari bahasa Tiongkok dan memperoleh keterampilan profesional. [] Nilufar Babayiğit
Posting Komentar untuk "Kementerian Luar Negeri China Mengecam 'Tuduhan' Kerja Paksa di Wilayah Xinjiang"