Taliban dan Khilafah
Oleh: Abu Mush'ab Al Fatih Bala (Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)
Taliban organisasi militer Islami yang terkenal di dunia dan gigih dalam memperjuangkan Syariah Islam. Taliban mampu melawan tentara Rusia hingga musuh hengkang dari Afganistan pada tahun 1991. Kehadiran kelompok ini meresahkan AS.
Uni Soviet telah runtuh namun AS masih menganggap Ideologi Islam sebagai ancaman yang akan merusak hegemoni AS terhadap dunia. AS pun membenci organisasi-organisasi Islam baik yang berjuang lewat jalur militer melawan penjajahan mau pun yang berjuang lewat pemikiran anti kekerasan. Bagi AS semuanya sama saja.
AS pun menginvansi Afganistan pada tahun 2001 dengan tuduhan Taliban terlibat serangan WTC 911 yang penuh intrik dan kebohongan. Kemudian setelah 20 tahun berkuasa di Afganistan, Taliban tak kunjung "dijinakkan". AS pun pergi.
Presiden dan diplomat Afganistan pro AS frustasi dan lari ke Uzbekistan dan Oman. Beberapa hikmah bisa dipetik dari keberhasilan Taliban di Afganistan. Pertama, rezim penguasa negeri Kaum Muslimin yang berlindung bukan kepada Allah SWT bukan lah apa-apa ketika rezim penjajah Barat meninggalkan mereka.
Kedua, tidak ada penguasa yang abadi. Atas izin Allah SWT, Taliban tetap kuat dan bertahan melawan penjajahan atau imperialisme Rusia dan bahkan AS. Seperti yang dikatakan pengamat politik internasional Ustadz Farid Wajdi, Pelajaran politik dari Afghanistan yaitu Amerika tidak terkalahkan adalah mitos.
Namun Amerika tidak akan membiarkan wilayah yang didudukinya lepas begitu saja,
Amerika pasti mencari jalan lain, bisa lewat kesepakatan tertutup atau permainan penguasa regional boneka AS. Ketiga, seperti apa arah perjuangan Taliban ke depan.
Apakah akan memperjuangkan Khilafah atau kah hanya Imarah Islam Afganistan (Pemerintahan yang berbasis kebangsaan) saja? Jika hanya pemerintahan nasionalis tentu akan mudah diserang balik oleh AS. Dan Taliban tidak akan cukup kuat untuk melawan hegemoni AS dan sekutunya di wilayah tersebut.
Pemerintahan yang harus dibentuk Taliban adalah Kekhilafahan Islam. Sebuah institusi yang menerapkan Islam secara Kaffah. Yang akan menyatukan negeri-negeri Kaum Muslimin dalam satu sistem kepemimpinan Islam.
Yang akan menghilangkan hegemoni AS dan mengusir Israel dari Palestina. Yang akan menumpas korupsi, penguasaan SDA dari kapitalis, menghilangkan riba dan perzinahan dan memakmurkan umat.
Afganistan bukan negeri yang asing dengan Khilafah Islam. Pada masa lampau, Di zaman Umar bin Abdul-Aziz, Khilafah Umayyah terlebih dahulu melakukan serangan ke Prancis melalui pegunungan Pirenia. Serangan ini dipimpin oleh Abdurrahman bin Abdullah al-Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang Bordeaux, Poitiers. Dari sana ia mencoba menyerang Tours.
Namun, dalam peperangan yang terjadi di luar kota Tours, Panglima al-Ghafiqi terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Spanyol. Disamping daerah-daerah tersebut di atas, pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah (mediterania) juga jatuh ke tangan Islam pada zaman Bani Umayyah ini.
Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kirgistan di Asia Tengah.
Afganistan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Islam dan Khilafah. Menjadi daerah yang makmur seperti wilayah Khilafah yang lain. Hingga Kekhilafahan Islam runtuh pada 3 Maret 1924.
Penjajah Barat berhasil menjajah negeri-negeri Kaum Muslimin dan memecah belah persatuan mereka menjadi banyak negara bangsa. Termasuk Afganistan. Jadi Afganistan bisa menjadi negara yang Kuat jika mengganti demokrasi dan kapitalisme dengan Islam dan Khilafah. []
Bumi Allah SWT, 10 Muharram 1443H / 18 Agustus 2021
#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan
Posting Komentar untuk "Taliban dan Khilafah"