Tiga Penilaian BaraNusa Relawan Jokowi pada Penanganan Pandemi Covid-19
Jakarta, Visi Muslim- PKAD— Pandemi akibat Covid-19 ini hampir 2 tahun menyelimuti negeri ini. Keadaannya seperti tidak menunjukkan tanda-tanda menuju ke arah lebih baik. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya masyarakat yang terpapar oleh virus ini. Lalu Pakar epidemiologi asal Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyebut Indonesia sedang menuju jalur jebakan pandemi yang semakin dalam.
Inilah latar belakang topik yang diangkat oleh PKAD (Pusat Kajian dan Analisis Data) pada Rabu (04/08/2021). Insight yang ke #57 ini bertema : Demi Pandemi, haruskah salahkan Jokowi? Hadir BaraNusa Relawan Jokowi, Adi Kurniawan. Dalam pemaparannya ia menyampaikan bahwa “jangan-jangan ini memang sengaja. Covid ini dibuat. Khususnya di Indonesia, seolah-olah ini berbahaya. Karena ada anggaran besar. Sehingga permasalahan ini terus dimainkan, agar anggaran terus mengalir.
Lalu, Adi menjelaskan sejak awal seharusnya pemerintah melakukan lockdown atau karantina daerah dengan menjamin seluruh kebutuhan masyarakat. Bukan hanya membagikan sembako. Padahal tingkat kemiskinan akibat ini lebih berbahaya dari korban covid itu sendiri secara kalkulasi.
Kebijakan PSBB yang diterapkan pemerintah lebih terkesan main-main. Masyarakat sudah jengah dan menjerit. Lebih baik membiarkan masyarakat yang menilai tentang virus ini apakah ini berbahaya atau seperti penyakit flu biasa pada umumnya.
Kebijakan yang gonta-ganti dinilai seperti pemerintah tidak punya konsep dalam menangani wabah ini. Sehingga kebijakan yang diterapkan ini tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
Adi menilai ada beberapa hal terkait penaganan pandemi Covid-19:
Pertama, Sosialisasi dan penjelasan ilmiah tentang covid ini harusnya diakarrumputkan. Kebijakan PSBB yang tiba-tiba lalu dirubah menjadi PPKM dan jaminan Bansos yang dikorupsi. Bansos ini seharusnya diberikan utuh kepada masyarakat, namun digunting sadis oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Kedua, pemerintah dan para pejabat itu semua adalah orang kaya, sehingga andai saja, mereka bisa mengumpulkan 1 milyar per orang kaya tersebut. Indonesia mungkin tidak perlu menambah utang sampai 1000 triliun untuk penanganan wabah akibat pandemi ini. Karena sejatinya Indonesia tidak kekurangan orang kaya.
Ketiga, konsep meniru penanganan gaya barat, seperti penerapan lockdown dan vaksinasinya ini tidak berdampak positif pada masyarakat. Masyarakat terkesan tidak yakin akan virus berbahaya ini. Sehingga yang dilakukan pemerintah adalah membuat konsep sendiri dengan membiarkan masyarakat menilai dan membebaskannya. Tapi tetap tidak mengabaikan kesehatan, menjalankan sesuai Prokes yang telah disosialisasikan dan memperkuat fasilitas kesehatan.
Acara berlangsung lancar. Sambutan dan atensi pemirsa luar biasa.
Posting Komentar untuk "Tiga Penilaian BaraNusa Relawan Jokowi pada Penanganan Pandemi Covid-19"