Adakah Toleransi Beragama Dalam Khilafah?




Oleh: Abu Mush'ab Al Fatih Bala (Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)


Sebelum membahas tentang toleransi beragama ada beberapa pertanyaan yang muncul dari publik. Apa itu Khilafah? Apakah Khilafah itu Khalifah?

Khilafah adalah Sistem Kepemimpinan Islam yang pernah menguasai 2/3 dunia selama 14 abad. Khilafah menyatukan semua negeri kaum Muslimin dalam satu kepemimpinan. Orang yang memimpin Khilafah disebut Khalifah.

Khalifah bukan presiden, raja atau perdana menteri. Khalifah adalah pengganti Rasulullah SAW dalam menjalankan negara. Contoh Khalifah adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, Umar bin Khattab ra, Usman bin Affan ra dan Ali bin Abu Thalib ra.

Khilafah menerapkan Sistem Islam secara totalitas (Kaffah) dan menyebarkan dakwah Islam ke seluruh dunia. Apakah akan ada toleransi beragama dalam Khilafah? Jawabannya ada dan pernah dipraktikkan sepanjang usia Khilafah. 

Toleransi yang dimaksud adalah menjaga hubungan sosial atau muamalah yang baik antar pemeluk agama. Bukan toleransi dalam hal akidah atau keyakinan. Para khalifah meniru perlakuan Rasulullah SAW dalam memperlakukan warga negara Non Muslim.

Rasulullah SAW berniaga dengan mereka dan menolong warga Non Muslim yang mengalami kesulitan hidup. Rasulullah SAW ketika menjadi pemimpin di Madinah melindungi warga Non Muslim (Ahlul Dzimmi) seperti Kaum Musrik,Yahudi dan Nasrani dari kezholiman. Rasulullah menyatakan barang siapa yang menyakiti orang dzimmi (nonmuslim yang berinteraksi secara baik), berarti dia telah menyakiti diriku. Dan, barang siapa menyakiti diriku, berarti dia menyakiti Allah. Man Adza Dzimmiyyan faqod adzani. Man adzani faqod azdallah (HR. Imam Thabrani)

Pada saat penaklukkan Palestina, Khalifah Umar bin Khattab ra tidak memaksa warga Non Muslim di Palestina untuk memeluk agama Islam. Mereka dibiarkan melakukan peribadatannya. Khalifah Umar menolak tawaran beribadah di gereja karena khawatir akan ditiru generasi Muslim selanjutnya.

Pada saat penaklukkan Palestina yang ketiga, Sultan Shalahuddin Ap Ayyubi tidak membantai warga Nasrani di Palestina. Ini mengejutkan pasukan Salib. Mereka mengira sultan akan balas dendam karena di Andalusia terjadi genosida besar-besaran terhadap warga Muslim.

Raja Ferdinan dan Ratu Isabella ketika mengalahkan kesultanan-kesultanan di Andalusia melakukan pembantaian terhadap warga Muslim dan Yahudi yang tak mau pindah agama. Dari sejarah diketahui warga Yahudi melarikan diri ke Khilafah Abbasiyah dan mencari suaka politik di sana.

Warga Yahudi tahu bahwa negara yang menjaga keamanan bagi umat beragama adalah Negara Islam kala itu. Mereka tak berani lari ke Eropa karena takut dizholimi. Dalam Islam mereka merasa dilindungi.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Sultan Muhammad Al Fatih yang melindungi umat Non Muslim sejak penaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453. Kebaikan para Khalifah Utsmani diakui oleh pakar Non Muslim dari Inggris. TW Arnold mengatakan, "The treatment of their Christian Subjects by the Ottoman emperors-at least for two centuries after their conquest of Greece- exhibits a toleration such as was at that time quite unknown in the rest of Europe. Yang artinya perlakuan terhadap warga Kristen oleh pemerintahan warga Kristen oleh pemerintahan Khilafah Turki Utsmani- Selama kurang lebih dua abad setelah penaklukkan Yunani- telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di Eropa.

Pernyataan ini bisa dilihat dalam buku karya TW Arnold yang berjudul The Preaching of Islam: A History of the Propagation of the Muslim Faith, 1986 , hlm. 134. Beginilah cara toleransi yang diakui oleh orang-orang Non Muslim. Selama Khilafah berdiri tidak dikenal adanya ucapan selamat hari raya agama lain oleh kaum Muslim dan para khalifahnya. Sebab menghargai non Muslim tidak perlu diekspresikan dengan ucapan selamat, salam lintas agama dll.

Umat Non Muslim memerlukan keadilan. Bukan ucapan basa-basi yang tidak mensejahterakan mereka. Apalagi mereka hidup dipersulit oleh sistem kapitalisme sekuler saat ini.

Semoga ini menjadi hikmah bahwa penegakkan Sistem Islam menjadi hal yang urgent. Sistem Islam akan melindungi dan memakmurkan semua warga beragama. Dan ini janji Allah SWT dan Rasulullah SAW, akan tegaknya Khilafah alaa Minhajin Nubuwwah As Tsani. Semoga kaum Muslimin diberikan kekuatan dan kemudahan untuk menegakkannya. []

Bumi Allah SWT, 21 Desember 2021


#DenganPenaMembelahDunia

#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan 

Posting Komentar untuk "Adakah Toleransi Beragama Dalam Khilafah?"