Pilu Bayi di Sistem Sekuler


Oleh: Sherly Agustina, M.Ag (Penulis dan Pemerhati Kebijakan Publik)

Allah Swt. berfirman "Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar." [Al-Isra:31]. 

Miris, melihat fenomena yang terjadi pada para ibu akhir-akhir ini. Tragis, seorang ibu tega membunuh anaknya yang baru lahir secara normal di kamar mandi dan membuang bayi tersebut. Diduga karena desakan ekonomi, sang ibu membunuh bayinya tanpa diketahui suaminya. (bangkapos.com, 23-01-2024) 

Sementara di daerah lain, ditemukan sosok bayi berjenis kelamin laki-laki di dalam plastik di pinggir jalan Desa Cigelam, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten. Bayi tersebut diduga sengaja dibuang. Bayi mungil itu pertama kali ditemukan salah satu warga berinisial A. Ketika itu, dirinya yang sedang mencari belut di sawah mendengar tangisan bayi di pinggir jalan. Saksi pun langsung mendatangi asal suara tangisan dan melihat kondisi bayi malang tersebut masih dengan tali pusarnya. (bantennews.co.id, 05-02-2024)

Faktor Penyebab

Fenomena itu hanya secuil potret buram para ibu dalam sistem sekuler. Sistem ini telah mengikis akidah dan nurani seorang ibu hingga tega membunuh dan membuang makhluk kecil yang tak berdosa. Kesehatan mental sang ibu akhir-akhir ini banyak terganggu, tentu ada faktor penyebabnya. 

Di antaranya yaitu pertama, keimanan sang ibu yang rapuh. Sementara sang ibu tak mendapatkan penopang keimanannya baik dari orang terdekat dan lingkungannya. Kedua, faktor ekonomi. Himpitan ekonomi banyak membuat manusia bersumbu pendek. Tak peduli apa pun akibatnya. Ketiga, lingkungan yang individualis. Kurangnya kepekaan sosial, dan rasa saling membantu di antara sesama membuat seseorang yang mengalami kesulitan cenderung melakukan tindakan di luar nalar. Keempat, negara yang seharusnya menjamin kesejahteraan rakyat sehingga tak ada lagi kasus ibu membunuh bayi karena desakan ekonomi. 

Dalan sistem sekuler kapitalisme, yang menonjol bukan atmosfer keimanan, rasa persaudaraan dan saling memiliki satu sama lain. Sebaliknya, budaya flexing, materialistik, dan individualistik, yang bisa jadi membuat kesenjangan nyata sehingga tak peduli pada kesulitan yang terjadi di sekitar. Ditambah suasana agama yang kurang dalam kehidupan sehari-hari, membuat manusia kurang kuat memiliki pegangan atau pondasi (akidah) dalam kehidupan. Padahal, seharusnya naluri ibu tak bisa hilang walau kondisi sesulit apa pun.

Namun, rapuhnya keimanan, benteng keluarga, dan kurangnya jaminan kesejahteraan dari negara membuat sang ibu rela melakukan sesuatu di luar nalar. Bisa jadi, ini salah satu dampak diterapkannya sistem sekuler kapitalisme saat ini. Sebagai manusia yang masih waras, tentu kita tidak ingin kejadian ini terus terjadi dan berulang. Kita tidak ingin ibu dan anak terus menjadi korban buruknya sistem yang diterapkan saat ini. 

Jaminan Islam

Islam begitu menjaga nyawa seseorang, Rasulullah saw. menegaskan bahwa jiwa seorang muslim sangat berharga dan mahal di sisi Allah Swt. Sampai-sampai Nabi mengatakan, “Hancurnya dunia lebih ringan di sisi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang muslim.” (HR. An-Nasai)

Hadis di atas jaminan Islam atas jiwa dan raga seorang muslim. Adapun jaminan rezeki, Allah sudah menyampaikan secara langsung di antaranya di dalam surah Al-Isra ayat 31. Tentu ayat Al Qur'an dan hadis tersebut hanya bisa dipahami dengan bahasa akidah. Oleh karenanya, akidah atu keimanan seseorang harus senantiasa dipupuk agar subur dan tidak terkikis habis sehingga membuat seseorang tak memiliki pegangan yang kuat. 

Untuk merealisasikan jaminan rezeki pada setiap manusia, Islam memiliki mekanisme pengaturan sendiri oleh negara. Negara menjamin kebutuhan pokok individu baik itu sandang, pangan, dan papan secara tidak langsung. Misalnya, dengan menyiapkan lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan. Memberikan pelatihan skill dan modal bagi yang membutuhkan yaitu para penanggung nafkah keluarga. Sehingga jaminan kebutuhan individu dapat terpenuhi dengan baik. 

Adapun jaminan kebutuhan kolektif seperti kesehatan, pendidikan, dan kesehatan semua dijamin oleh negara secara gratis. Saat ini, misalnya pendidikan cukup membuat pusing para orang tua karena jika ingin mendapat pendidikan yang lebih berkualitas, mau tidak mau harus menyiapkan cuan yang tidak sedikit. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja banyak yang kesulitan, ditambah naiknya harga barang pokok. 

Negara di dalam Islam, memiliki konsep keuangan yang baik. Pemasukan dan pengeluaran negara diatur di dalam kas negara yaitu baitulmal. Negara tidak sulit untuk melayani rakyat, karena pengelolaan kas negara diatur dengan baik sesuai teladan Rasul, para sahabat, dan khalifah setelah mereka. Sepanjang sejarah penerapan Islam di dunia, sudah membuktikan bisa menjamin kesejahteraan warga negaranya baik muslim dan nonmuslim. Berbeda dengan sistem saat ini, kesenjangan yang menganga kian nyata adanya membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. 

Khatimah 

Maka, sudah saatnya kita menerapkan kembali Islam dalam kehidupan agar kesejahteraan bisa dirasakan secara merata oleh siapa pun dan para bayi bisa dijamin kehidupan dan kesejahteraannya. Para ibu pun tenang, nyaman, dan aman serta memiliki kesehatan mental yang baik dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya menjadi generasi yang terbaik dan berkualitas. Allahua'lam bishawab. [] 

Posting Komentar untuk "Pilu Bayi di Sistem Sekuler"