Fenomena Joget ‘Sadbor’, Alarm Keras bagi Pemerintah untuk Sejahterakan Rakyat!


Oleh: Yulida Hasanah (Aktivis Muslimah)

Beberapa hari terakhir, viral diberitakan tentang ratusan warga Kampung Babakan Baru RT 05/09, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar yang ramai-ramai mendadak jadi konten kreator di Tik Tok. Mereka mengikuti jejak Gunawan alias ‘Sadbor’ yang tenar di panggung Tik Tok live dengan tarian uniknya. Bahkan konon, menurut pengakuan Ketua RT setempat, setidaknya ada 300 orang warganya melakukan live ‘joget Sadbor’ setiap hari. Dari 300 orang ini dibagi dalam 50 akun Tik Tok dengan jumlah peserta dalam satu kali live sekitar 6-10 orang yang terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu rumah tangga. Bahkan, ‘cuan’ yang didapatkan dari konten ini tidak kaleng-kaleng jumlahnya. 

Maka tidak mengherankan saat 300 orang yang mengikuti jejak Sadbor tersebut karena latar belakang ekonomi mereka juga tak jauh dari Sadbor. Kokon salah satu warga yang ikut joget viral ini mengatakan kepada pihak salah satu kanal media berita yang mewawancarainya, dengan ikutan menjadi konten kreator dia bisa beli beras sekaligus menghibur orang. Bahkan menurutnya penghasilan dari konten ini untuk beli motor, hingga memperbaiki trotoar jalan.(detik.com/29/10/2024)

Fenomena joget viral tersebut terjadi bukan tanpa sebab. Joget ini awalnya dipopulerkan oleh Gunawan dengan nama akun Tik Toknya bernama ‘Sadbor’ (penduduk yang menyedihkan), maka jogetnyapun dinamakan joget ‘Sadbor’, seorang penjahit keliling. Tidak tanggung-tanggung, dari hasil joget viralnya ini, dia bisa melunasi utang untuk berobat sang ibu yang sakit stroke hingga bisa merenovasi rumahnya. (cnnindonesia.com/28/10/2024)

Fenomena joget ‘Sadbor’ dan Lalainya Negara Menyejahterakan Rakyatnya

Melihat fenomena ini mengingatkan kembali pada kondisi negeri yang memang nyatanya sedang tidak baik-baik saja. Memang faktanya Tik Tok menjadi tren media sosial yang dijadikan tempat ngonten paling murah dan menawarkan banyak fitur yang mendukung kreatifitas konten. Dan Indonesia adalah pengguna Tik Tok terbesar kedua di dunia setelah AS. Menurut data dari Firma Riset Statista, pengguna Tik Tok di Indonesia sebanyak 113 Juta per April 2023. Bahkan dalam setahun terakhir aplikasi ini tumbuh pesat sebagai kanal penjualan online dan menjadi jalan pintas mencari cuan melalui konten-konten hiburan dan lain-lain. 

Namun masalahnya, joget viral ‘Sadbor’ jelas bukan edukasi positif dan bukan juga berisi dakwah (amar makruf nahi munkar). Ini justru menjadi ‘alarm keras’ bagi pemerintah bahwa negara telah lalai dalam menjamin kesejahteraan bagi rakyatnya. Rakyat berlomba-lomba cari cuan tanpa melihat apakah yang dilakukannya halal atau haram. Yang ada dalam pikiran mereka hanyalah cuan dan hiburan. Hitung-hitung menghibur sekalian dapat cuan. 

Selain itu, fenomena joget viral ini juga menjadi ‘alarm keras’ bagi pemerintah terkait kondisi masyarakat yang begitu lemah pemikiran dan mentalnya. Mereka mudah sekali ikut-ikutan tren tanpa melihat apakah tren tersebut positif alias mendidik bagi generasi hari ini ataukah sebaliknya. Hal ini tidak terlepas dari penerapan sistem kapitalisme di negeri ini. Standar baik dan buruk segala sesuatu terletak pada ‘manfaat materi’, dan standar kebahagiaannya adalah saat tercapainya materi/cuan. Negara jelas bertanggungjawab atas hal ini, dan seharusnya sadar bahwa kapitalisme yang dianut negara ini bukanlah solusi penyelamat melainkan sumber merajalelanya maksiat dan kerusakan di masyarakat.

Rakyat Sejahtera, Tanggungjawab Negara!

Di tengah kondisi sekuler kapitalis hari ini, peran negara sebagai penanggungjawab ataas rakyatnya sungguh hanya menjadi mimpi di siang hari. Kemiskinan, pengangguran, terlilit pinjol, kebodohan, dan fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) telah menjadi tontonan harian bagi rakyat. Saat ada peluang cuan meski harus menjual rasa malu bahkan bisa jadi terjerumus pada kemaksiatan demi hiburan, akan dilakukan. Rakyat dipaksa mandiri menyolusi masalah kesejahteraanya sendiri. Negara telah lupa jika kesejahteraan rakyat adalah tanggungjawab mereka. 

Padahal dalam Islam, rakyat adalah amanah dan negara adalah penanggungjawab atas urusan mereka. Sebagai Ideologi yang sempurna, Islam juga telah memeberikan gambaran terkait amanah ini. Sebagaimana hadits Rasulullah, “Imam (Khalifah) itu pengurus rakyat dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dia urus” (HR. Al Bukhari dan Ahmad)

Rasulullah Saw. secara langsung telah memberikan contoh dan teladan sebagai pemimpin negara di Daulah Islam di Madinah. Selain menerapkan hukum-hukum Allah SWT, beliau juga diperintahkan untuk menjaga hak-hak kaum muslim beserta seluruh rakyat Daulah dengan memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Saat itu, Rasulullah Saw. menyediakan dokter yang beliau terima dari Raja Mesir untuk melayani rakyat yang sakit dan membutuhkan jasanya. Beliau juga menyediakan jaminan hidup untuk para ahlusuffah yang duafa dan para pencari ilmu di Madinah.

Tanggungjawab ini dilanjutkan oleh Khulafaurasyidin. Misalnya, Khalifah Umar bin Khaththab ra, membangun ‘dar ad daqiq sebagai rumaha singgah untuk para musafir. Dengan fasilitas makan dan tempat istirahat gratis. Beliau pun menyediakan pendidikan untuk rakyat dan memeberikan gajai yang layak untuk para pengajar yakni sebesar 15 dinar. Anak-anak didik pu mendapatkan insentif dari Khalifah. Dan masih banyak Khalifah-Khalifah kaum muslimin yang tercatat dalam sejarah emas dalam menjalankan tanggungjawab menyejahterakan rakyat.

Oleh karena itu, Islam mengancam siapa saja para penguasa yang melalaikan kebutuhan rakyat, apalagi menghalangi hak-hak mereka. Sabda Rasulullah Saw., “Tidaklah seorang pemimpin pun yang menutup pintunya dari orang yang membutuhkan, orang yang kekurangan, dan orang miskin, kecuali Allah akan menutup pintu langit dari kekurangan, kebutuhan dan kemiskinannya.” (HR. At-Tirmidzi)

Maka sungguh ‘alarm keras’ dari fenomena ‘joget sadbor’ bukan sekadar fenomena ‘life style’ di era digitalisasi semata, melainkan karena mereka memang butuh hidup sejahtera. Dan hal ini jelas menjadi tanggunggjawab negara! Wallahualam Bissawab. []

Posting Komentar untuk "Fenomena Joget ‘Sadbor’, Alarm Keras bagi Pemerintah untuk Sejahterakan Rakyat!"