Gelombang Pengungsian Baru di Gaza Utara Akibat Perintah Evakuasi Israel

 




Gaza, Visi Muslim- Pasukan Israel yang tengah menjalankan operasi militer di Gaza utara memerintahkan warga Beit Hanoun yang tersisa untuk meninggalkan kota. Perintah ini, menurut laporan Reuters, diberikan pada Minggu (29/12/24) dengan alasan adanya tembakan roket dari kelompok militan Palestina di wilayah tersebut. "Instruksi ini telah menyebabkan gelombang pengungsian baru," ujar seorang warga Beit Hanoun.

Operasi militer yang berlangsung hampir tiga bulan ini, menurut Israel, bertujuan menghancurkan kemampuan Hamas untuk menyerang. Seorang juru bicara militer Israel menyatakan, “Instruksi kepada warga sipil untuk mengungsi dirancang agar mereka tidak terkena dampak langsung operasi kami.”

Namun, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pejabat Palestina menyatakan tidak ada tempat aman bagi warga Gaza. “Evakuasi ini hanya memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan,” kata salah seorang pejabat PBB. Laporan Reuters menyebutkan bahwa sebagian besar wilayah di sekitar Beit Hanoun, Jabalia, dan Beit Lahiya telah dihancurkan, sehingga memicu spekulasi bahwa Israel mungkin akan menjadikan wilayah tersebut sebagai zona penyangga.

Sabtu lalu, militer Israel mengumumkan peningkatan operasi di Beit Hanoun. Meski demikian, Reuters melaporkan bahwa roket dari Gaza tetap ditembakkan ke wilayah Israel sepanjang Minggu. Pernyataan militer Israel menyebut, “Serangan ini terus berlanjut meskipun operasi besar sedang berlangsung.”

Dalam laporan lainnya, Layanan Darurat Sipil Palestina menyatakan bahwa mereka telah kehilangan kontak dengan warga yang terjebak di Beit Hanoun. “Kami tidak dapat mengirim tim penyelamat karena operasi militer yang intens,” kata salah seorang perwakilan.

Reuters juga mengutip pejabat kesehatan Palestina yang menyebut bahwa serangan udara Israel di Gaza pada Minggu telah menewaskan 23 orang, termasuk tujuh korban di Rumah Sakit Al-WAFA. Layanan Darurat Sipil Palestina menyebut bahwa serangan itu juga melukai beberapa orang lainnya.

Israel membela tindakannya dengan alasan keamanan, menyatakan operasi ini bertujuan menghancurkan infrastruktur Hamas. Namun, organisasi internasional mengecam langkah ini karena dianggap mengabaikan keselamatan warga sipil. “Tidak ada alasan yang dapat membenarkan korban sipil dalam jumlah besar,” kata salah seorang juru bicara organisasi kemanusiaan kepada Reuters.

Human Rights Watch dan organisasi internasional lainnya menyerukan penghentian segera operasi militer di Gaza. Dalam laporannya, Reuters menyoroti bahwa kondisi warga Gaza semakin memburuk, dengan banyak yang kehilangan akses terhadap makanan, air bersih, dan perawatan medis.

Laporan Reuters juga menyebutkan bahwa banyak warga Gaza khawatir operasi ini akan mengarah pada perubahan permanen di wilayah mereka. “Kami tidak tahu apakah kami akan bisa kembali ke rumah kami,” ujar seorang pengungsi kepada Reuters.

Dengan eskalasi konflik ini, Reuters menutup laporannya dengan mengutip seruan dari berbagai pihak internasional untuk mengakhiri kekerasan di Gaza. “Kehidupan warga sipil harus dilindungi, dan semua pihak harus menunjukkan komitmen terhadap hukum internasional,” tulis laporan tersebut. [] Nilufar Babayiğit 

Posting Komentar untuk "Gelombang Pengungsian Baru di Gaza Utara Akibat Perintah Evakuasi Israel"