Kyai Hafidz Abdurrahman: Penjara Shaydnaya, Bukti Kebiadaban Rezim Bashar al-Assad

 


Bogor, Visi Muslim- Kejatuhan rezim Bashar al-Assad membawa banyak cerita kelam ke permukaan. Salah satunya adalah keberadaan Penjara Shaydnaya, yang dikenal sebagai "Rumah Pembantaian Manusia." Setelah lebih dari satu dekade perang saudara, rakyat Suriah akhirnya membebaskan diri dari cengkeraman rezim yang terkenal kejam dan brutal itu.

Kyai Hafidz Abdurrahman, seorang ulama Aswaja, menyoroti bahwa kejatuhan Bashar al-Assad merupakan hasil perjuangan panjang rakyat Suriah dan kelompok oposisi. Dalam postingannya di akun Instagram, Selasa (10/12/2024), beliau menjelaskan bahwa dukungan Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutu Bashar, seperti Iran, Irak, dan Hizbullah, mulai melemah, hingga akhirnya Bashar kehilangan kekuatannya. "Kini Bashar melarikan diri ke Rusia untuk mencari suaka politik setelah kekuasaannya runtuh," tulis Kyai Hafidz.

Penjara Shaydnaya menjadi simbol kebiadaban rezim Assad selama berkuasa. Penjara ini terletak di dekat Damaskus dan digunakan untuk menahan ribuan tahanan, mulai dari oposisi politik hingga masyarakat sipil. Amnesty International melaporkan bahwa antara 5.000 hingga 13.000 orang telah dieksekusi secara ilegal di fasilitas ini. Sementara itu, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mencatat sekitar 30.000 tahanan tewas akibat penyiksaan dan penganiayaan sejak perang saudara Suriah pecah pada 2011.

Kyai Hafidz juga menyoroti keterlibatan AS melalui mediasi Turki dalam mengatur transisi politik di Suriah. Ia menyebut bahwa salah satu tokoh kunci yang muncul dalam proses ini adalah Abu Muhammad al-Jaulani, yang sebelumnya masuk dalam daftar teroris AS. Namun, kini namanya dihapus dari daftar tersebut. "AS tampaknya telah mempersiapkan pengganti Bashar, tetapi agenda politik di baliknya harus diwaspadai," tegasnya.

Ia berharap agar kebebasan Suriah tidak hanya berhenti pada kejatuhan Bashar al-Assad, tetapi juga membawa harapan baru bagi rakyatnya. "Suriah memang telah merdeka, tetapi tantangan terbesar adalah bagaimana negeri ini dapat kembali menjadi pusat keadilan Islam seperti yang disebutkan dalam hadits Nabi," tambahnya.

Penjara Shaydnaya, yang menjadi simbol kekejaman rezim Assad, kini diharapkan menjadi pengingat agar rakyat Suriah tidak lagi mengulangi sejarah kelam tersebut. Kyai Hafidz optimis bahwa negeri Syam, sebagai wilayah yang diberkahi, akan mampu bangkit kembali membawa keadilan dan kemuliaan bagi umat Islam. [] Gesang 

Posting Komentar untuk "Kyai Hafidz Abdurrahman: Penjara Shaydnaya, Bukti Kebiadaban Rezim Bashar al-Assad"