Refleksi Akhir Tahun 2024, Ustadz Abu Zaid: Cermin untuk Negeri
Jakarta, Visi Muslim- Pada Ahad, 29 Desember 2024, Ustadz Abu Zaid mengungkapkan refleksi mendalam tentang kondisi bangsa Indonesia dan umat Islam pada akhir tahun ini. Dalam tulisannya, beliau menggambarkan refleksi sebagai cara untuk bercermin, melihat diri, dan menilai sejauh mana perubahan atau perbaikan yang perlu dilakukan. Menurut beliau, bangsa Indonesia kini berada dalam kondisi yang memprihatinkan, yang mencerminkan sistem yang rusak akibat pengaruh sekularisme dan kapitalisme.
Ustadz Abu Zaid menggambarkan kondisi negara ini bagaikan "wajah bopeng koyak-koyak yang nyaris tanpa daging, tubuh remuk dengan tulang patah-patah yang mencuat, serta darah dan nanah yang meleleh dari setiap luka." Ia menilai bahwa meskipun Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah, negara ini hancur karena pengelolaan yang salah dan penerapan sistem penjajahan yang tidak berpihak pada rakyat.
Beliau mengkritik kondisi umat Islam yang hidup dalam kesulitan, terancam dalam hal aqidah dan syariah. "Betapa banyak umat Islam yang dengan mudah meninggalkan kewajiban agama seperti sholat, puasa, zakat, dan menuntut ilmu," tulisnya. Beliau juga menyoroti maraknya kemaksiatan yang merajalela, seperti riba, zina, perjudian, dan bahkan murtad. "Inilah seburuk-buruknya keadaan umat Islam," lanjutnya dengan penuh kekhawatiran.
Ustadz Abu Zaid menyoroti kondisi ekonomi Indonesia yang semakin terpuruk, dengan pajak yang semakin mencekik, inflasi yang melambung tinggi, dan daya beli rakyat yang semakin menurun. "Ekonomi hancur lebur, dan harga sembako yang meroket hanya memperburuk keadaan," ujarnya. Menurut beliau, pengelolaan pemerintahan yang ada sekarang semakin menunjukkan ketidakmampuan, dengan korupsi yang semakin merajalela tanpa rasa malu.
Selain itu, Ustadz Abu Zaid juga mengkritisi sektor pendidikan yang semakin jauh dari nilai-nilai Islam. "Pendidikan semakin sekuler dan semakin menjauh dari ajaran Islam. Akhlak dan moral generasi muda semakin rusak," katanya. Beliau menilai bahwa pendidikan seharusnya menjadi sarana untuk membentuk karakter sesuai dengan tuntunan Islam, namun hal ini malah semakin tersingkirkan oleh kebijakan yang tidak berpihak pada umat.
Dalam ranah politik, Ustadz Abu Zaid mencatat adanya sekularisasi yang semakin menguat, dengan demokrasi yang seolah menjadi alat untuk menindas rakyat. "Politik yang sejatinya untuk kesejahteraan rakyat, justru menjadi alat untuk mengeruk kekuasaan dan menindas rakyat atas nama kebebasan," tulisnya. Ia menegaskan bahwa Islam semakin dipinggirkan, sementara sistem yang diterapkan justru semakin mendiskreditkan nilai-nilai Islam.
Ustadz Abu Zaid menilai semua ini terjadi karena umat Islam sendiri yang membiarkan penerapan sistem sekuler dan kapitalis di tanah air. "Kita ibarat ikan yang hidup di jalan tol, yang tidak bisa bertahan lama," katanya, menggambarkan betapa tidak cocoknya umat Islam dengan sistem yang ada. Menurutnya, solusi mendasar untuk mengatasi semua masalah ini adalah dengan mendirikan khilafah, sistem pemerintahan Islam yang dapat memberikan keadilan dan kesejahteraan bagi umat manusia.
Beliau mengutip Surah Al-A'raf Ayat 96, yang menjelaskan bahwa jika umat di suatu negeri beriman dan bertakwa, maka Allah akan melimpahkan berkah dari langit dan bumi. "Namun jika mereka mendustakan ayat-ayat Allah, maka mereka akan menerima siksaan akibat perbuatan mereka," tulisnya.
Sebagai penutup, Ustadz Abu Zaid mengajak umat Islam untuk menyadari keadaan ini dan kembali kepada ajaran Islam secara menyeluruh. "Mari kita kembali kepada Islam dalam sistem khilafah, karena hanya dengan itu umat Islam akan mampu mencapai kesejahteraan dan keadilan," serunya. "Ngaji yuk!" ajaknya, mengundang umat untuk memperdalam pengetahuan agama dan berjuang demi kebaikan umat. [] Gesang Ginanjar
Posting Komentar untuk "Refleksi Akhir Tahun 2024, Ustadz Abu Zaid: Cermin untuk Negeri"