Ustaz Abu Nizar Asy-Syami: “Gagasan Bertahap dalam Penerapan Syariat Melemahkan Umat”

 



Beirut, Visi Muslim- Ahad, 9 Februari 2025, Cendekiawan Muslim asal Lebanon, Ustaz Abu Nizar Asy-Syami, mengkritik tajam gagasan tatharruj (bertahap dalam penerapan syariat) dalam sebuah postingan di laman Facebook pribadinya. Dalam tulisannya, ia menegaskan bahwa konsep tersebut tidak memiliki dasar dalam Al-Qur’an dan Sunnah, bahkan justru bertentangan dengan keduanya. Ia menyebut tatharruj sebagai bid’ah berbahaya yang telah melemahkan semangat umat Islam dalam menegakkan hukum Allah secara menyeluruh.

Menurutnya, gagasan ini membenarkan penerapan hukum kufur dengan dalih strategi. "Bagaimana mungkin kita menaati Allah dengan cara memulai maksiat kepada-Nya terlebih dahulu?" tulisnya. Ia menganggap konsep ini sebagai upaya untuk mencampur hukum Islam dengan sistem kufur, dengan alasan agar masyarakat lebih mudah menerimanya.

Lebih lanjut, ia menyindir bagaimana Barat menjadikan umat Islam sebagai alat untuk menerapkan sistem sekuler mereka, sementara para penguasa Muslim justru bangga menyatakan kesetiaan kepada hukum buatan manusia. “Barat tertawa melihat kita, karena kita yang justru menjalankan sistem mereka dengan penuh sukacita,” ujarnya.

Dalam kritiknya, ia juga menyoroti bagaimana gagasan ini menipu umat agar menerima penguasa sekuler. Menurutnya, tatharruj justru membungkam kemarahan umat terhadap para thaghut, mengubah kecaman menjadi harapan palsu, bahkan ucapan selamat atas kebijakan yang jelas-jelas bertentangan dengan syariat Islam.

Lebih lanjut, Ustaz Abu Nizar menegaskan bahwa gagasan ini telah membuat penguasa yang terang-terangan melawan hukum Allah tampak sebagai pemimpin bijak dan negarawan ulung. Bahkan, menurutnya, banyak dalil dari Al-Qur’an dan Hadis digunakan secara keliru untuk menutupi kesalahan mereka.

Ia juga mengkritik kelompok yang mendukung tatharruj karena menjadikan pengkhianatan terhadap Islam sebagai bagian dari kebijakan politik. "Dulu, bersekutu dengan Barat adalah pengkhianatan, tetapi sekarang dijadikan sebagai langkah yang dibenarkan," tulisnya dalam postingannya.

Ustaz Abu Nizar juga menyatakan bahwa tatharruj telah merusak pemahaman Islam dalam diri umat. Ia menilai bahwa konsep ini telah menyebabkan kaum Muslimin menerima kemaksiatan di sekitar mereka tanpa rasa marah atau keinginan untuk mengubah keadaan.

“Bagaimana mungkin kita melihat tempat-tempat maksiat seperti bar, pantai, dan rumah bordil dengan pandangan yang biasa saja, tanpa ada rasa marah atau dorongan untuk melakukan perubahan?” tulisnya. Ia mengingatkan bahwa Islam mengajarkan umatnya untuk berani menentang kemungkaran, bukan justru membenarkannya atas nama strategi bertahap.

Selain itu, ia menyayangkan bagaimana umat Islam yang seharusnya menyeru pada perubahan sistem malah sibuk mengkritik para da’i. Menurutnya, yang seharusnya dikritik adalah penguasa yang tidak menerapkan hukum Allah, bukan para ulama yang memperingatkan umat akan bahaya sekularisme.

Lebih jauh, ia menegaskan bahwa tatharruj adalah penghambat utama perjuangan menegakkan Khilafah. “Betapa banyak ide ini telah menyulitkan jalan menuju tegaknya Khilafah, betapa banyak ia telah melemahkan semangat umat!” serunya.

Ia juga menyoroti bagaimana kaum sekularis memanfaatkan konsep ini untuk melemahkan perjuangan Islam. Menurutnya, media dan kaum intelektual sekuler mengangkat para pendukung tatharruj dan memberikan mereka panggung besar untuk menyebarkan pemikiran tersebut.

Dalam pandangannya, gagasan ini telah melemahkan keberanian dan harga diri umat Islam. Ia menggambarkan umat yang telah larut dalam pemikiran ini sebagai pribadi yang kehilangan semangat juang dan cenderung menerima keadaan buruk tanpa perlawanan.

Mengakhiri tulisannya, Ustaz Abu Nizar berdoa agar umat Islam dijauhkan dari bid’ah tatharruj dan tetap teguh di atas syariat Allah. Ia menegaskan bahwa hukum Islam harus diterapkan sepenuhnya tanpa kompromi, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya.

Ia pun menyeru umat Islam agar tidak tunduk kepada hukum buatan manusia dan terus berjuang hingga Islam kembali berjaya. "Kami berlindung kepada Allah dari bid’ah ini, dan kami bersaksi bahwa hukum Allah tidak boleh dicampur dengan hukum manusia," tutupnya. [] Sh3h

Posting Komentar untuk "Ustaz Abu Nizar Asy-Syami: “Gagasan Bertahap dalam Penerapan Syariat Melemahkan Umat”"