Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Satukan Fikrah, Rapatkan Ukhuwah… (Refleksi dari Aksi ke Aksi)


Oleh : Umar Syarifudin – Syabab HTI 
(Pengasuh Majelis Taklim Al Ukhuwah)

Aksi bela Islam Jilid I, II, III berlangsung menggelegar dan khidmad, strategi al-ihtiwâ’ “penghadangan” tidak menggoyahkan seluruh elemen kaum muslim. Maka ghirah perjuangan dari aksi-aksi besar yang telah digelar kaum Muslim harus dijaga. Aksi 212 salah satu visualisasi bahwa Umat Islam adalah satu tubuh, dimana ada tubuh yang terluka maka bagian lain pun akan merasakan perihnya luka tersebut. Suara minor yang provokatif tidak digubris, umat Islam selalu berada di garis depan bersuara untuk ditegakkannya hukum atas setiap penista Islam. 

Umat tidak bergeming, walaupun media liberal terus berusaha untuk mengalihkan perhatian mereka dari sudut pandang Islami, untuk dialihkan dengan nilai-nilai cacat sekuler liberal yang mereka anut dan ini merupakan cerminan kemunafikan sistem sekuler demokrasi. Media-media seperti ini jelas hanya akan mempublikasikan suara dari orang-orang yang setuju dengan nilai-nilai mereka, di saat yang sama terus mencari-cari kesalahan pihak-pihak yang memiliki sudut pandang berbeda dan menentang nilai sekuler bahkan ketika suara yang menentang adalah pandangan dominan dari masyarakat. Umat kini, lebih memilih’asyik’ dalam kasak-kusuk, bisik-bisik dan konsolidasi dengan cara mereka sendiri.

Umat Islam menyadari jargon kebebasan berpendapat dan berkumpul hanyalah slogan dan tidak sungguh-sungguh terjadi terlebih kalau itu menyangkut kesatuan umat dipimpin Islam, serta menentang kezaliman kapitalisme dan rezimnya. Padahal apa yang dilakukan umat hanya menyampaikan gagasan, dalam hal ini melalui sebuah aksi-aksi damai, dsb. Jadi ternyata kebebasan itu hanya diberikan kepada mereka-mereka yang sekuler dan anti kepada Islam. Karena faktanya untuk menyuarakan tegaknya Islam sendiri kebebasan itu ‘serasa’ dipersulit.

Di tengah arus perubahan besar dan pergolakan politik yang tengah terjadi, perlu diingat, bahwa ketidakadilan-ketidakadilan yang ditimpakan pada umat tidak akan pernah punya kekuatan yang menopang dan mengarahkan, dan ia pasti binasa. Sebab ini merupakan sunnatullah (ketentuan Allah yang pasti terjadi).” Allah SWT berfirman: “Dan janganlah sekali-kali kamu mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata terbelalak.” (TQS. Ibrahim [14] : 42).

Kepada para pengemban dakwah dan kaum muslimin yang menghidupkan siang dan malamnya dengan kebaikan, maka tanggung jawab Anda di hadapan Allah dan kaum Muslim telah Anda laksanakan, sehingga Anda layak meraih kemuliaan di dunia dan di akhirat.

“(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.” (TQS. Al-Ahzab [33] : 39).

Dahsyatnya efek Aksi 212 merupakan konsekuensi kesadaran umat yang akhir-akhir ini, opini publik sangat kuat menginginkan tegaknya hukum Islam di tengah-tengah umat. Konsolidasi antar umat Islam dan gerakan Islam menguat, Umat yang mulia ini tidak bisa lagi ditipu sehingga pada tahun-tahun terakhir umat kembali bangkit dan melaju menuju kebangkitan yang sesungguhnya, umat makin sadar sekalipun kadangkala para rezim mengusung slogan-slogan Islam, akan tetapi memimpin dengan sistem kehidupan Barat.

Rasulullah Saw mewariskan ikatan Ukhuwah Islam di antara umat Islam yang tidak ada bandingannya, dimana ikatan ini lebih kuat dari ikatan kebangsaan bahkan ikatan darah sekalipun sehingga dakwah Rasulullah dianggap sebagai sihir oleh kaum kafir Qurais. Rasulullah saw. bersabda, “Perumpamaan orang-orang Mukmin di dalam kecintaan, kasih-sayang dan kelembutan mereka seperti satu tubuh. Jika salah satu anggotanya sakit maka seluruh tubuh merasa demam sepanjang malam.” Persaudaraan dan kasih sayang yang diawali dan didasari dengan niat suci dan benar-benar karena Allah SWT tidak akan pernah terputus, sekalipun tak terlepas dari cobaan-cobaan.

Umat telah bangkit setelah diamnya. Maka dengan kesadaran yang Islami, bangkit menuju perubahan yang diridhai oleh Allah SWT yang di dalamnya kalimat Allah menjadi yang tertinggi. Namun ingat, Amerika sangat ahli dan piawai dalam membajak perubahan umat. Amerika benar-benar telah terbiasa merancang rencana kotor dan mitra keji untuk menjerumuskan umat Islam maupun gerakan-gerakan Islam dalam perangkap dan konspirasinya, maka kita harus berjuang dengan kompak, sistematis dan penuh kewaspadaan. [VM]

Posting Komentar untuk "Satukan Fikrah, Rapatkan Ukhuwah… (Refleksi dari Aksi ke Aksi)"

close