Fenomena ‘MENDADAK KHILAFAH’ Aiman, Media Berat Sebelah
Aiman Witjaksono ; Jurnalis Komas TV |
Untuk kesekian kalinya ajaran islam khilafah membahana di langit nusantara. Khilafah yang disuarakan HTI siang malam tanpa kenal lelah berbuah manis.Telinga masyarakat semakin familiar saja, dan keniscayaan terwujudnya khilafah nampaknya tinggal menunggu waktu yang tepat.
Beberapa waktu lalu saya menulis opini dengan judul “ Membumi-langitkan khilafah”, yang intinya begitu dekat dan mengakarnya ajaran islam khilafah di hati umat. Sia-sia saja setiap usaha untuk mengkriminalisasi apalagi menjauhkan khilafah dari umat (http://Indonesia-change.com//04/6/2017) . Bisa dilihat usaha untuk menjauhkan umat dengan ajaran islam khilafah seolah tiada henti.
Aneh dan tak biasa muncul acara Mendadak Khilafah Aiman di Kompas TV. Program acara TV yang disaksikan jutaan pasang mata tersebut menurut pengamat politik internasional Umar Syarifuddin membangun narasi sepihak dengan framing negative yang terlalu kasar, Seolah HTI mengipasi api ekstremisme, sehubungan dengan Hizbut Tahrir, seolah digambarkan ISIS sebagai sayap militer HT menginginkan kekhilafahan, ISIS seakan digambarkan sebagai kaderisasi akhir HT secara hiperbolis. Ini bentuk propaganda negative yang beserta pembangunan stigma cukup tendensius terhadap HTI yang bergerak lurus-lurus saja, tidak menutup-nutupi dan tidak berbohong…” Demikian pernyataanya (http://www.bergerak.org/12/6/2017) . Kenapa kompas TV berani melakukan itu semua, Dan apa motif dibaliknya?
Menjual Komoditas
Informasi akan bernilai tinggi dan mahal jika media massa mendesain dan menggorengnya sedemikian rupa. Informasi bisa berlawanan dengan fakta sebenarnya juga berkat peranan media. Bahkan media sanggup merubah “sesuatu” yang salah menjadi sebuah kebenaran. Media masa bisa mendatangkan keuntungan tak terhingga meski terkadang dengan cara yang kurang beradab. Contoh nyata orang yang bisa meraup keuntungan besar karena kelihaianya dalam memanfaatkan informasi secara pandai adalah Josep Kennedy Senior, Dalam dasa warsa 1930 ia menggunakan informai yang diperolehnya dalam spekulasi bursa efek New York. Hasilnya ia kaya raya, dengan harta tersebut ia gunakan untuk mendaki tangga kekuasaan lalu menjabat dalam Konggres kemudian jadi dutabesar.
Media masa berperan mempengaruhi opini masyarakat sesuai kehendak pengendali, dalam hal ini adalah pemilik modal. Ketika opini khilafah mulai membesar dan mengancam kepentingan mereka, maka media mulai dimainkan untuk meredam opini khilafah sekaligus mengeruk keuntungan darinya. Besarnya opini khilafah otomatis menarik minat jutaan masyarakat untuk menyaksikanya. Pernyataan Herbert Schiller, dosen di Universitas California masih sesuai dengan kondisi saat ini. ”Penyesatan opini manusia ini merupakan suatu sarana pemaksaan yang dipakai ketika bangsa mulai bereaksi sebagai kekuatan sosial dalam perjalanan proses sejarah. Penyesatan melalui media ini juga merupakan salah satu sarana pokok untuk menguasai semua kelompok kecil dikalangan pemilik perusahaan dan aparat pemerintahan yang berkuasa membuat kebijakan. Dan sarana yang paling vital untuk menyesatkan opini ini adalah kepemilikan dan penguasaan media masa,suatu hal yang menguntungkan bagi para pemilik modal.”
Ajaran islam khilafah merupakan lawan tanding yang tiada banding kelak bagi adidaya AS kapitalis . Janin khilafah harus diaborsi sedini mungkin. Jika kapitalis tidak ingin repot kelak. Segala daya upaya dan usaha harus dikerahkan semaksimal mungkin. Ujung tombak nampaknya ada di media massa untuk merusak opini masyarakat. Tidak peduli dengan kaidah-kaidah jurnalistik yang ada, semua ditabrak demi tercapainya sebuah misi. Dalam laporan investigatip program Mendadak Khilafah Kompas TV, dengan jelas reporter Aiman menyatakan di menit ke.5.22 bahwa pemerintah bubarkan HTI 8 Mei 2017, Padahal faktanya sampai saat ini pemerintah belum melayangkan teguran peringatan apalagi mengajukan gugatam ke Pengadilan. Disini opini negatif dibangun .
Benar kata Herbert S ada 5 mitos yang mendasari penyesatan media dan muatanya. Salah satunya adalah mitos objektivitas. Media masa seharusnya menampilkan dirinya sebagai penyampai berita yang objektif, tidak menyampaikan faham idiologi manapun. Kenyataanya media masa merupakan ajang bisnis yang pendapatanya berasal dari promosi dan iklan perusahan-perusahaan raksasa multi nasional. Dengan demikin, media masa tidak terlepas dari pengaruh mereka,minimal tidak membuat masalah tersebut.
Tabayunlah
Apa yang terjadi pada media masa saat ini sangat menciderai rasa kemanusian dan tidak adil. Keuntungan materi, kepentingan sesaat dan kepuasan nafsu menjadi panglimanya. Nilai-nilai kemanusian tersandera sedemikian rupa. Disamping itu, Tehnologi dan jaringan informasi didominasi oleh mereka kapitalis non muslim, Tentu akan menjadi sarana untuk melemahkan ,mengacaukan bahkan menghancurkan umat islam. Maka seharusnya umat harus menjaga diri dari penyesatan opini dengan melakukan tabayun, klarifikasi atau cek dan ricek jika ingin selamat.
Allah Swt telah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al Hujurat:6).
Ayat ini diturunkan kepada Khalid bin Uqbah bin Abi Mu’ith yang diutus Nabi saw untuk mengambil zakat dari bani Musthaliq. Namun Khalid segera kembali dan melapor pada Nabi saw bahwa dirinya hendak dibunuh oleh kaum yang telah menyatakan diri tunduk kepada islam. Berita ini membuat Nabi saw marah dan hampir saja memerangi kaum tersebut. Lalu turunlah ayat tersebut yang menjelaskan bahwa Khalid bin Uqbah telah berdusta karena ketakutanya sewaktu menjalankan tugas.(Imam Ahmad,Thabrani dan Ibnu Abi Hatim).
Pelaku media masa harus segera memperbaiki kinerja dengan tidak menghalalkan cara-cara kotor demi kepentingan dunia semata. Betapa berat ancaman penyebar opini dusta atau propaganda, Ia layak dipenjara mulai dari 2 tahun hingga 15 tahun. Didunia kepercayaan orang akan hilang terhadap dirinya,. Dan kelak di akhirat akan dimasukkan di neraka Jahannam,
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. An Nur:19).
Penguasa harus bersikap adil dengan melindungi hak-hak rakyatnya. Dan mayoritas rakyat negeri ini adalah muslim, maka menjadi kewajiban pennguasa untuk melindungi ajaran islam khilafah bahkan menerapkanya, bukan malah berusaha mengkriminalisasinya. Ciptakan media masa beradab dan stop penyesatan opini khilafah.Wallahu a’lam bish showab. [VM]
Penulis : Suhari R. Haq (Dir.PSAC-Political and Strategic Analysis Center)
Posting Komentar untuk "Fenomena ‘MENDADAK KHILAFAH’ Aiman, Media Berat Sebelah"