Meraih Junnah Menggapai Jannah
Ini bukanlah judul Sinetron juga bukan judul Novel yang biasa dibaca remaja masa kini.
Lalu, apa itu Junnah dan siapa itu Jannah ?
Ketahuilah wahai saudaraku. Dulu, 2 kata ini pernah diucapkan oleh seorang manusia mulia pilihan Allah, Nabi dan RasulNya, Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam.
Apa kata beliau tentang Junnah dan Jannah ? mari kita simak ungkapan beliau berikut ini :
الصِّيَامُ جُنَّةٌ
Puasa itu adalah Junnah.
(HR. Bukhari 1761, 1771, Muslim 1943, 1944, Abu Daud 2016, Nasai 2185, 2186, 2187, 2198, 2199, Ibnu Majah 1629, Ahmad 14727, 7368, 8857, 9617, 10274, Malik, 602)
Apa itu Junnah ? Dalam Kitab Syarah Shahih Bukhari oleh Ibnu Batthal dinyatakan bahwa :
أي ستر من النار
penghalang dari api neraka.
Imam An-Nawawi As-Syafii mengatakan dalam kitab beliau, Syarah Shahih Muslim :
(الصِّيَامُ جُنَّةٌ) هُوَ بِضَمِّ الْجِيمِ وَمَعْنَاهُ سُتْرَةٌ وَمَانِعٌ مِنَ الرَّفَثِ وَالْآثَامِ وَمَانِعٌ أَيْضًا مِنَ النَّارِ وَمِنْهُ الْمِجَنُّ وَهُوَ التُّرْسُ وَمِنْهُ الْجِنُّ لِاسْتِتَارِهِمْ
Puasa itu adalah Junnah (perisai). Huruf Jim didhommah yang bermakna pembatas dan penghalang dari berkata kotor dan perbuatan-perbuatan dosa. Juga sebagai penghalang dari siksa api neraka. Juga bermakna Mijannu yang berarti tameng sebagai pelindung.
Junnah berikutnya yang sering dilupakan adalah Imam atau Khalifah, Rasulullah bersabda
الْإِمَامُ جُنَّةٌ
Imam (Khalifah) itu adalah tameng (benteng). (HR. Bukhari 2737, Muslim 627, 3428, Abu Daud 2376, Ahmad 9656, 10359, Nasai 4125)
Penjelasannya dalam hadist Imam Bukhari adalah
ٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
(orang-orang) akan berperang mengikutinya dan berlindung dengannya.
فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَعَدَلَ فَإِنَّ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرًا
Maka jika dia (Khalifah) memerintah dengan berlandaskan taqwa kepada Allah dan keadilan, maka dia akan mendapatkan pahala.
وَإِنْ قَالَ بِغَيْرِهِ فَإِنَّ عَلَيْهِ مِنْهُ
Namun jika dia berkata sebaliknya maka dia akan menanggung dosa".
Dr. Musthafa seorang Ahli Hadits dari Damaskus memberi penjelasan bahwa
الإمام الحاكم الأعلى القائم بشؤون الأمة
Imam adalah penguasa tertinggi yang bertanggung jawab terhadap urusan umat. (Shahih Bukhari Juz 4/50, Al Maktabah As Syamilah)
Penguasa tertinggi itu adalah Khalifah atau Imam atau Amirul Mukminin
Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Imam An Nawawi bahwa
يجوز أن يقال للإمام : الخليفة و الإمام و أمير المؤمنين
Imam boleh juga disebut dengan Khalifah, Imam atau Amirul Mukminin. (Raudhatut Thalibin wa Umadatul Muftin Juz X hal 49)
Sedangkan yang dimaksud dengan Junnah dalam hal ini Khalifah atau Imam adalah
سترة و وقاية لأنه يمنع العدو من أذى المسلمين ويمنع الناس من أذى بعضهم بعضا
Pembatas dan pencegahan karena ia (Khalifah) mencegah dan membatasi musuh dari mencelakai umat Islam dan mencegah manusia dari saling mencelakai. (Shahih Bukhari Juz 4/50, Al Maktabah As Syamilah)
Jadi Junnah itu ada 2 macam, yang pertama bersifat fardiyyah (individual) yaitu puasa yang akan menjadi tameng dan penghalang dari api neraka di akhirat sekaligus sebagai pembatas dan penghalang bagi diri untuk berbuat dosa dan berkata kotor di dunia.
Junnah model ini sudah kita selesaikan selama 1 bulan penuh di bulan Ramadhan yang semoga diterima Allah dan berbuah taqwa.
Dan Junnah yang kedua adalah Khalifah yang bersifat Aammah (benteng, tameng, pelindung dan penghalang yang bersifat umum) hukumnya wajib untuk menegakkannya sebagaimana Junnah yang pertama yaitu Puasa juga hukumnya wajib.
Imam An Nawawi As Syafii mengatakan
وأجمعوا على أنه يجب على المسلمين نصب خليفة
Dan mereka (para Ulama) sepakat bahwa sesungguhnya wajib bagi kaum muslimin mengangkat seorang Khalifah. (Syarh Shahih Muslim 12/205)
Jadi setelah engkau menyelesaikan satu junnahmu maka segeralah untuk menunaikan junnahmu yang kedua agar engkau meraih Jannah (Surga) Rabbmu.
Diantara tujuan puasa adalah agar kita memiliki sifat taqwa. Allah berfirman tentang balasan dan pahala yang disiapkan untuk orang yang bertaqwa
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (TQS. Ali Imran 133)
Kekuasaan di muka bumi (istikhlaf dengan tegaknya Khilafah) dijanjikan oleh Allah kepada mereka yang beriman dan beramal shalih (termasuk berdakwah mengusahakan tegaknya Khilafah untuk menerapkan seluruh aturan Allah).
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan amal shalih (kebajikan), bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi,... (TQS. An-Nur, Ayat 55)
Tentang mereka Allah berfirman
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih (kebajikan), mereka itu penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya. (TQS. Al-Baqarah, Ayat 82)
Tunggu apalagi, Junnah puasa sudah engkau raih maka bangkitlah untuk menggapai Jannah (Surga) Rabbmu dengan meraih Junnah berikutnya berupa dibaiatnya seorang Khalifah yang akan menerapkan semua aturan Allah di muka bumi ini.
Rasulullah bersabda
ثم تكون خلافة على منهاج النبوة
Kemudian akan tegak kembali Khilafah yang sesuai dengan metode Kenabian. (HR. Ahmad 17680)
Wallahu A'lam bi As Shawab
Al Faqir ila Maghfirati Rabbih
Wajdi Abdul Wahid
Posting Komentar untuk "Meraih Junnah Menggapai Jannah"