Aksi 212 : Syiar Megah Liwa Rayah

Oleh :Firdaus Bayu

(Pusat Kajian Multidimensi)

Akhirnya reuni 212 yang kedua telah sukses terlaksana. Banyak pengamat menyatakan jumlah peserta tahun ini sangat membludak. Ada yang mengatakan empat juta lebih, ada yang menyebut tujuh jutaan, bahkan ada yang memperkirakan hingga 10 juta. Luar biasa.

Salah satu pemandangan indah bagi umat Islam di momen tersebut ialah berkibarnya panji-panji Tauhid di segala penjuru, baik yang berwarna hitam (Ar-Rayah), maupun putih (Al-Liwa). Panji Tauhid tersebut sebelumnya tidak terlalu dikenali oleh umatnya sendiri. Padahal itulah panji Islam, panji pemersatu, bendera Rasulullah saw., simbol jihad fi sabilillah dan lambang kepemimpinan umum kaum muslimin di seluruh dunia.

Kini, bendera itu telah dimiliki kembali oleh umat. Jika dahulu Ar-Rayah dan Al-Liwa identik (atau suka diidentikkan) dengan Hizbut Tahrir Indonesia, kini tidak lagi. Kalau sebelumnya panji tauhid dipandang sebagai panji radikal, sekarang sudah tidak. Apabila kemarin bendera Islam dianggap sebagai simbol teroris, hari ini tidaklah demikian.

Lihatlah, saat ini kalimat panji Rasulullah itu telah ada di topi-topi anak muda, di kaos dan jaket warga, di ikat kepala para aktifis, di pin dan stiker remaja, dan di berbagai barang lainnya yang dijual bebas oleh para pedagang. Benar-benar keadaan yang membanggakan.

Aksi 212 tahun ini benar-benar menjadi ajang parade Al-Liwa dan Ar-Rayah yang begitu mempesona. Di setiap sudut tempat aksi, terlihat kibaran panji. Di sela-sela tempat berteduh, terlihat kibarannya yang begitu tangguh. Panji Rasulullah telah menjadi pembakar semangat jihad. Inilah umat Islam, yang tampil berwibawa dengan benderanya. Jika sudah begini, wajar saja kalau musuh-musuh Islam semakin panik dan waspada.

Satu hal yang patut tetap diingat, bahwa perjuangan umat Islam tidaklah selesai di panggung reuni. Perjuangan umat Islam belumlah cukup sampai di pilpres tahun depan. Namun perjuangan umat Islam mestinya tetap menyala hingga kemenangan hakiki di genggaman mereka. Kemenangan hakiki itu ialah terwujudnya kepemimpinan umum kaum muslimin di seluruh dunia dalam penerapan sistem Islam sebagai aturan hidup yang sempurna. Di situlah Islam rahmatan lil 'alamin akan terwujud, dan kibaran Ar-Raya serta Al-Liwa bukan lagi sebatas atribut aksi, melainkan simbol resmi kepemimpinan umat yang akan semakin melekat di hati dan jasad. In syaa Allah. [vm]

Berbagi :